Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan Unik Orang Jepang Saat Musim Panas, Bisa Dicontoh Nih

Musim yang cerah ini memiliki makna tersendiri bagi orang Jepang. Orang Jepang umumnya memiliki cara untuk menikmati sekaligus menghadapi musim panas. Berikut kebiasaan-kebiasaan unik orang Jepang ketika menghadapi teriknya sinar matahari di musim panas: 

Ada istilah di Jepang saat musim panas disebut natsu bate. Artinya kira-kira lesu dan kurang motivasi selama musim panas. Maklum saat panas dan kelembaban tinggi membuat energi tubuh jadi hilang.

Doyo no Ushi no Hi merupakan tradisi Jepang yang unik yaitu kebiasaan memakan belut atau unagi. Tradisi ini diperingati pada Juli.

Berawal dari kepercayaan sejak zaman Edo (1603 - 1867) bahwa mengonsumsi makanan berawalan huruf “U” berdampak baik bagi kesehatan, kebiasaan memakan unagi saat hari terpanas di musim panas masih berlanjut hingga saat ini.

Unagi atau belut dipercaya sangat bergizi. Belut mengandung vitamin A dan B yang mampu memberi tenaga dan membangkitkan selera makan seseorang. Jadi bisa dibilang, unagi merupakan "obat" untuk natsu bate.

Oleh karena kebiasaan ini orang Jepang berinovasi dan menciptakan es krim dan es serut dalam berbagai macam varian rasa.

Pada musim panas, es serut atau kakigori akan bermunculan di Jepang. Kakigori adalah camilan berupa es serut yang disiram sirup manis. Kini kakigori hadir dalam beragam bentuk, mulai dari bentuk sederhana yaitu cukup disiram sirup sampai yang diberi topping aneka bahan makanan.

Ada yang bernama Satsuki Shaved Ice atau es serut Satsuki memadukan es alami Nikko dari Shogetsu Himuro dan bahan berkualitas tinggi lainnya.

Deco-Ice (es krim yang dihias) sangat terkenal sejak beberapa tahun yang lalu. Es krim yang didekorasi sedemikian rupa ini memiliki daya tarik berupa warna beragam dan bergaya pop serta bentuk yang unik.


3. Menyambut dengan pesta kembang api

Untuk menyambut musim panas, masyarakat Jepang memperingatinya dengan kembang api. Ini menjadi tradisi di seluruh Jepang. Dalam bahasa Jepang, kembang api yang menjadi lambang musim panas ini disebut hanabi.

Bagi sebagian besar orang Jepang, melihat kembang api di musim panas memberikan kesan yang sama dengan melihat bunga di musim semi. Tradisi ini sudah berjalan sejak tahuh 1700-an.

Warga Jepang akan berbondong-bondong melihat festival kembang api yang menandakan bahwa musim panas telah tiba. Biasanya pengunjung yang datang ke festival kembang api akan mengunakan yukata atau pakaian adat orang Jepang.

4. Nonton film horor

Selain pantai, matsuri (festival), dan liburan musim panas, musim panas di Jepang juga identik dengan cerita horor. Uniknya, orang Jepang juga punya kebiasaan menonton bercerita seram yang bisa membuat bulu kuduk merinding saat musim panas.

Maka dari itu tak heran kalau kamu akan menemukan banyak film horor yang ditayangkan di televisi atau bioskop saat musim panas di Jepang.

Jangan heran jika pada musim panas dan kamu berkunjung ke Jepang akan banyak terlihat acara-acara televisi menakutkan di Jepang.

Orang Jepang beranggapan dengan bercerita horor maka akan mendatangkan angin sepoi-sepoi saat matahari terik.


5. Bersiap musim taifun 

Musim panas juga menjadi penanda musim taifun atau badai di Jepang. Saat musim panas, cuaca tiba-tiba dapat berubah dari panas terik menjadi angin kencang kemudian hujan badai. 

Jangan heran juga ketika orang Jepang akhirnya biasa membatalkan agenda liburan musim panas karena taifun. Umumnya pusat rekreasi, pendakian gunung, dan tempat wisata luar ruang lain ditutup karena taifun.

Untuk itu saat berkunjung ke Jepang di musim panas, baiknya sedia payung. Selain untuk menangkal panas matahari, juga untuk menangkal hujan. 

https://travel.kompas.com/read/2019/10/24/133000327/kebiasaan-unik-orang-jepang-saat-musim-panas-bisa-dicontoh-nih

Terkini Lainnya

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke