Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tiket dan Wisata Ekslusif Pulau Komodo Masih Jadi Polemik Wisata di NTT

"Saat ini saja harga tiket masuk di TN Komodo sangat dikeluhkan oleh wisatawan mancanegara dan Nusantara. Lalu muncul lagi wacana harga tiket yang lebih mahal," jelasnya.

Naus mengatakan menerima sejumlah pembatalan kunjungan dari wisatawan mancanegara dan nusantara. Ia menjelaskan, pihak agen perjalanan di Labuan Bajo, Ibukota Manggarai Barat sangat tidak setuju dengan wacana harga tiket yang sangat mahal di Pulau Komodo.

Selain itu, konsep wisata eksklusif disebut tidak berdampak bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan Taman Nasiona Komodo.

Naus menjelaskan agent travel memberikan klarifikasi melalui surat email kepada jaringan agent travel di seluruh dunia tentang berbagai wacana wisata ekslusif kenaikan harga tiket masuk di Pulau Komodo yang disampaikan pemerintah.

"Kami agent travel yang berada di lapangan mengetahui persis keluhan-keluhan dari wisatawan mancanegara dan Nusantara yang berkunjung ke Manggarai Barat," tambah Naus.

Ia mengatakan pemerintah harus menganalisa karakteristik wisatawan yang berlibur ke Manggarai Barat. Naus menyebut wisatawan ke Manggarai Barat didominasi oleh wisatawan backpacker bukan wisatawan minat khusus.

Naus menjelaskan, saat ini pihak Koperasi dari Balai Taman Nasional Komodo sudah menaikkan harga bagi ranger.

Setiap wisatawan harus mengeluarkan uang berkisar dari Rp 250.000 sampai Rp 350.000 diluar biaya paket perjalanan wisata ke Taman Nasional. Harga ini tidak sebanding dengan bentuk pelayanan yang memadai di dalam kawasan TN Komodo.

"Pernyataan saya ini tidak menyudutkan pemerintah melainkan demi kebaikan bersama untuk diperbaiki oleh pemerintah," jelasnya.

Ketua Pelaksana Harian ASITA Cabang Manggarai Barat, Donatus Matur saat dihubungi KOMPAS.com, Jumat, (25/10/2019) menjelaskan, wacana kenaikan harga tiket masuk di kawasan Pulau Komodo sangat tidak disetujui oleh seluruh pelaku pariwisata dan masyarakat di Manggarai Barat.

Bahkan wisata eksklusif hanya di Pulau Komodo menjadi pertanyaan semua pihak, mengapa hanya di Pulau Komodo yang dijadikan wisata eksklusif. Ada apa sebenarnya di Pulau Komodo. Mengapa kawasan TN Komodo tidak dijadikan wisata eksklusif secara keseluruhan.

"Jangan hanya Labuan Bajo yang fokus diperhatikan oleh Pemerintah Pusat. Pemerintah harus mengurus seluruh pariwisata di Pulau Flores. Pariwisata bukan hanya Labuan Bajo melainkan seluruh Pulau Flores. Saat ini proyek-proyek nasional hanya fokus di Labuan Bajo," tanyanya.

Matur menjelaskan, Badan Otorita Pariwisata (BOP) Flores-Lembata harus mulai kerja optimal di seluruh Pulau Flores-Lembata-Alor.

Ia meminta tak hanya Bandara Komodo yang prioritas dikembangkan melainkan Bandara Udara Maumere, Ende, Larantuka harus turut dikembangkan.

Pemerintah harus bangun bandara yang besar di Kabupaten Lembata. Sementara Kabupaten Nagekeo, Ngada dan Manggarai Timur untuk wisata kapal pesiar karena berada di bagian utara dan selatan dari Pulau Flores.

"Pariwisata Flores harus dikembangkan bersama Badan Otorita Pariwisata, bukan hanya berpusat di Labuan Bajo saja. Selama ini hanya seputar Labuan Bajo yang diperhatikan sementara destinasi di desa-desa tak pernah dibicarakan oleh pemerintah," jelasnya.

Matur meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama harus memberikan perintah kepada Badan Otorita Pariwisata Flores-Lembata-Alor harus turun ke seluruh Kabupaten di Pulau Flores untuk menyampaikan informasi tentang tugas dan perannya.

"Saya minta BOP Flores-Lembata-Alor harus bekerja untuk seluruh Pulau Flores," jelasnya.

Sementara, Pemandu Wisata Manggarai Barat, Muhamad Buharto menyebut harga tiket masuk di Taman Nasional Komodo saat ini sangat layak bagi wisatawan mancanegara dan nusantara untuk melihat binatang Komodo yang hanya ada di Indonesia, khususnya di Kabupaten Manggarai Barat.

"Tak perlu dengan harga tiket mahal untuk melihat binatang Komodo yang hanya dikhususkan di Loh Liang atau Pulau Komodo," jelas Buharto saat dihubungi KOMPAS.com, melalui telepon selulernya, Jumat, (25/10/2019).

Buharto meminta bahwa pengelolaan pariwisata di dalam kawasan Taman Nasional Komodo sebaiknya berbasis masyarakat tanpa di kelola oleh pihak luar. Semua orang di seluruh dunia sudah mengetahui bahwa Komodo hanya ada di Manggarai Barat.

"Semua masyarakat dunia dari berbagai negara di dunia ini ingin melihat keunikan binatang Komodo yang masih bertahan hidup di era global saat ini. Jangan hanya orang khusus saja yang bisa melihat binatang komodo," ungkapnya.


https://travel.kompas.com/read/2019/10/25/152935127/tiket-dan-wisata-ekslusif-pulau-komodo-masih-jadi-polemik-wisata-di-ntt

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke