Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Makanan Khas Bali Ramah Muslim, Tiada Lagi Bingung Saat Liburan

Namun jangan salah, ada banyak makanan khas Bali yang ramah muslim. Jangan khawatir, makanan jalanan atau street food ini tidak mengandung babi dan memiliki cita rasa khas lokal. 

Berikut tujuh makanan jalanan atau street food  yang tidak mengandung babi, layak dicoba saat berkunjung ke Pulau Dewata:

Buah-buahan yang diugunakan untuk rujak kuah pindang antara lain jambu, kedondong, nanas, salak, mangga muda, apel, mentimun dan bengkoang. Komposisi bumbu rujak sangat sederhana. Terdiri dari terasi, cabai, dan kuah pindang.

Jika tidak terlalu suka rasa asin, kita bisa meminta penjualnya menambahkan gula merah. Sebelum dituang ke dalam cobek, kuah pindang biasanya sudah dimasak terlebih dahulu. 

Dalam proses ini, kuah pindang juga diberi bumbu bawang putih. Proses masak dilakukan sekitar satu jam. Para penjual rujak kuah pindang biasanya juag menjual rujak buah biasa dan rujak bulung atau rumput laut. Rujak kuah pindang lebih mudah ditemui di daerah Denpasar. 

Nasi jinggo biasanya dibungkus dengan daun pisang. Isinya adalah nasi putih sekepalan tangan dengan lauk-pauk dan sambal. Nasi Jinggo yang enak biasanya diukur melalui rasa sambalnya.

Lauk-pauk yang digunakan biasanya adalah sambal goreng tempe, saur (serundeng), dan ayam suwir. Saat ini, lauk pauk di dalam nasi jinggo juga dikreasikan, mulai dari daging sapi, mie goreng, dan telur.

Uniknya nama jenggo sebenarnya adalah serapan dari Bahasa Hokkian, jeng go yang artinya 1.500. Dahulu nasi ini memang dijual dengan harga Rp 1.500, rata-rata harga nasi jinggo saat ini adalah Rp 5.000 per bungkus.

Nasi Pedas biasanya dinikmati oleh wisatawan domestik. Sebab rasa makanan yang sangat pedas, membuat wisatawan luar negeri sulit menikmati hidangan satu ini. Harga makanan biasanya sesuai dengan lauk yang dipilih untuk disantap.

Pisang yang digunakan adalah pisang tanduk, pisang raja, atau pisang ambon yang cukup tua, tetapi tidak terlalu matang sehingga tidak terlalu lembek. Teksturnya cukup legit, tidak lembek dan manisnya pas.

Pisang dibalut dengan adonan yang terdiri dari tepung beras, tepung tapioka, dan juga santan. Setelah itu baru dilumuri parutan kelapa. Hidangan ini mudah ditemui di pasar senggol. 

Jaje laklak atau kue laklak sekilas mirip dengan kue serabi, Namun cita rasanya terbilang berbeda. Kamu bisa menemukan Laklak di pasar atau pedagang kue tradisional yang ada di Bali.

Bahan untuk pembuatan jaje Laklak adalah tepung beras yang dicampur air dan pewarna alami seperti daun suji untuk warna hijau dan santan untuk yang putih. Kue ini disajikan dengan gula merah yang dicairkan dan taburan kelapa parut.

Jajanan khas Bali ini cocok jadi teman minum teh atau kopi di sore hari.

Kemudian dibungkus dengan janur muda dan diikat dengan tali yang terbuat dari bambu sehingga bentuknya menyerupai bantal. Cita rasa jaje bantal terasa gurih dan manis. Rasa gurih dari ketan yang dimasak bersama santan dan manis dari pisang yang campur dengan gula pasir.

7. Jaja cerorot atau jelurut

Kue satu ini juga dapat ditemui di daerah Jawa, terkenal dengan nama celorot. Bentuknya kerucut, terbuat dari tepung beras atau tapioka yang dicampur dengan gula merah, santan, dan daun pandan. 

Sebelum adonan kue jadi, biasanya bungkus daun janur yang diputar sehingga berbentuk kerucut sudah dibuat terlebih dahulu. Adonan yang sudah matang kemudian dituang ke bungkus janur, lantas dikukus sehingga membuat tektur yang pulen. 

Menyantap cerorot ada dua cara, diputar bungkus janurnya hingga ke dasar atau didorong dari bagian dasar. Jaja cerorot biasanya selalu hadir dalam perayaan sakral dan hari besar di Bali.

https://travel.kompas.com/read/2019/10/28/180000627/7-makanan-khas-bali-ramah-muslim-tiada-lagi-bingung-saat-liburan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke