Istilah ini tepat menggambarkan ikatan antara makanan dan hari-hari besar di Kampung Tugu—daerah yang kental dengan jejak Portugis, Semper, Jakarta Utara.
Dalam momen-momen tertentu, termasuk hari jadi Gereja Tugu, banyak kuliner khas dijajakan. Menariknya, makanan-makanan itu memang hanya ada ketika hari besar.
Kompas.com yang berkesempatan mengikuti tur bersama Wisata Kreatif Jakarta ke kawasan Kampung Tugu menemukan dua kuliner khas, gado-gado siram dan pisang udang.
Dua makanan itu disajikan dalam rangka hari perayaan ulang tahun ke-271 Gereja Tugu, Minggu (3/11/2019).
Namun, kuliner khas Kampung Tugu ternyata bukan dua itu saja. Kompas.com merangkum setidaknya 5 makanan lezat khas dari komunitas keturunan Portugis di Jakarta Utara ini.
1. Gado-gado siram
Perbedaan ini dilihat dari cara penyajian serta beberapa bahan di dalamnya.
"Ini gado-gado siram. Biasanya kan diulek atau dicampur, tapi ini disiram bumbu kacangnya,” kata Ira.
Selain itu bahan-bahan yang dipakai juga berbeda. Umumnya gado-gado memakai sayur kangkung, di Kampung Tugu kuliner ini justru menggunakan sayur bayam.
2. Pisang udang
Penamaan bukan tanpa alasan. Makanan ini dibungkus daun pisang, serta berisi udang di dalamnya. Kuliner ini berbeda dengan nagasari yang biasanya diisi dengan pisang.
"Dinamakan pisang hanya karena daunnya saja buat pembungkus, isinya kan udang,” kata Ira.
Ketika Kompas.com mencoba hidangan ini, rasa yang pertama dicecap adalah gurih. Rasa itu berasal dari udang yang dicampur dengan bumbu.
3. Ketan unti
Penamaan ketan unti tak lepas dari momen yang melatarinya.
Karena disajikan di saat suasana duka, masyarakat Kampung Tugu pun menyebutnya dengan ketan unti atau akronim dari ketan untuk orang mati.
Soal rasa, taburan gula jawa dan serundeng di atasnya bakal menambah kesan nikmat apabila masuk ke dalam mulut.
4. Apem Kinca
Makanan berbentuk seperti kue bolu ini biasanya dinikmati dengan mencocolkan apem ke gula merah cair yang bernama kinca.
Apem kinca bakal lebih nikmat apabila disandingkan dengan segelas kopi pahit hangat.
5. Pindang serani
Menurut budayawan Kampung Tugu Guido Quiko, penamaan itu bermula ketika orang Betawi bertamu dan menyebut pindang khas mereka dengan sebutan Serani, mengacu pada Nasrani.
"Karena yang buat orang Nasrani, Kristen, gitu maksudnya,” kata Guido.
Soal pembuatan, ikan bandeng yang diungkep dengan kecap dan bumbu dibuat dalam waktu cepat—sekitar 30 menit.
Namun, untuk kualitas pindang yang lebih nikmat, biasanya akan didiamkan semalam penuh agar bumbu rempah dapat meresap lebih dalam.
https://travel.kompas.com/read/2019/11/04/080141627/5-kuliner-khas-kampung-tugu-yang-hanya-bisa-ditemukan-saat-hari-besar