Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Keroncong Tugu, Musik Portugis-Betawi yang Membius Batavia

Orang Portugis di Kampung Tugu tempo dulu merasakan betul bagaimana harus hidup dalam kondisi tersebut. 

Mereka yang terasing dulu berkuasa. Namun pada 1641, mereka dibuang Belanda ke daerag Tenggara Batavia yang kini disebut Kampung Tugu.

Namun, di tengah-tengah keterasingan itu, mereka justru menemukan hiburan.

Berbekal ingatan di kampung halaman, leluhur Kampung Tugu membuat semacam gitar kecil yang disebut Cavaquinho oleh orang Portugis.

Gitar kecil itu juga disebut-sebut sebagai cikal bakal berdirinya kelompok musik orkes Keroncong Tugu.

Budayawan Kampung Tugu Guido Quiko mengungkapkan, gitar kecil itu terbuat dari pohon kayu yang ada di sekitaran Kampung Tugu.

Kayu itu dibentuk seperti gitar kecil menyerupai ukulele. Lambat laun, orang Portugis Kampung Tugu menyebutnya dengan kata machina.

"Tuh orang (Kampung) Tugu pada bunyi crang crong crang crong, akhirnya tersebutlah nama keroncong," lanjutnya.

Sejak saat itu lah, komunitas Kampung Tugu terkenal karena pandai memainkan alat musik keroncong. Kabar itu tersiar hingga beberapa daerah lain.

Belanda dan buaya keroncong

Keroncong Tugu juga tak lepas dari Belanda. Guido bercerita, saat itu ada keturunan Belanda berkunjung ke Kampung Tugu yang akhirnya membuat kelompok musik bergaya Belanda.

Selain itu, ada juga orang Betawi yang dibawa Belanda ke Pasar Senen, Gambir, Kemayoran, dan Pasar Baru.

Dari sana mereka membentuk grup musik lagi bernama old batavia, crocodile di Kemayoran. Inilah yang melahirkan istilah buaya keroncong untuk maestro keroncong.

Pemerintah Belanda lalu mengirimkan orang-orang Jawa dan berkunjung ke Kampung Tugu. 

Komunitas Kampung Tugu merasa kian tersebarnya keroncong membuat mereka harus menjaga identitas.

Oleh karena itu, dibentuklah kelompok musik orkes Keroncong Tugu pada tahun 1925. Dalam memainkan alat musiknya, mereka punya pakem sendiri yang menjadi ciri khas hingga kini.

"Dibentuknya ini supaya kita orang Tugu mencintai budayanya, melestarikan dan mengembangkan," cerita Guido.

Kelompok musik orkes ini didirikan oleh Joseph Quiko. Pada 1935-1978 pucuk pimpinan digantikan Jacob Quiko. Kemudian digantikan oleh Samuel Quiko hingga 2006.

"Baru kemudian dipegang saya sampai sekarang,” ujar Guido yang merupakan generasi keempat sejak berdirinya Keroncong Tugu.

Alat musik Keroncong Tugu yang awalnya hanya gitar kecil kemudian berkembang menjadi beragam, mulai dari rebana, gendang, suling, biola dan angklung.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/04/105340727/mengenal-keroncong-tugu-musik-portugis-betawi-yang-membius-batavia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke