Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turis di Bali Keluhkan Masalah Sampah dan Macet

JAKARTA, KOMPAS.com - Bali masuk dalam daftar destinasi yang sebaiknya tidak dikunjungi atau No List pada tahun 2020.

Daftar tersebut dikeluarkan oleh Fodor's Travel, media wisata asal Amerika Serikat. Bali sebagai pulau yang paling banyak dikunjungi di Indonesia dipandang telah menderita efek dari pariwisata massal.

Salah satu alasan yang dikemukakan Fodor's Travel adalah masalah sampah di Bali. Bali, seperti dikutip dari siaean pers dari Fodor's Travel, pada tahun 2017 dideklarasikan sebagai kawasan darurat sampah karena banyak sampah plastik di pantai dan tempat lainnya.

Menanggapi hal tersebut Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyebutkan Bali terus berbenah untuk masalah sampah. Tak hanya sampah, tetapi juga masalah kemacetan.

"Kita belum punya sistem yang terintegrasi mengenai sampah dari hulu ke hilir. Tapi saya dengar sudah ada Perda mengenai ini," katanya kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Selasa (19/11/2019).

Ia menambahkan jangan sampai masalah sampah membuat wisatawan jadi mengurungkan niatnya ke Bali. Khawatirnya, lanjut Ida, wisatawan malah dianggap ikut berkontribusi menghasilkan sampah di Bali.

Bali sendiri sudah menetapkan pembatasan sampah plastik sekali pakai melalui Peraturan Gubernur Bali No.97/2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Tiga jenis plastik sekali pakai (PSP) antara lain kantung plastik, sterofoam, dan sedotan.

Sementara itu, menurut Ida terkait masalah kemacetan, keluhan wisatawan terutama kemacetan di underpass sepanjang Jalan By Pass Tohpati sampai Nusa Dua yang menjadi lima titik jalur pariwisata Bali.

"Harus ada anggaran yang cukup. Infrastruktur (di Bali) sangat ketinggalan. Pemerintahan yang sekarang sudah mengerti tentang dua hal tersebut, tinggal pikir anggaran saja," tambahnya.

Fokus masalah lainnya


Hal lain yang menjadi fokus Fodor's Travel adalah kelangkaan air bersih di Bali karena pembangunan vila dan lapangan golf yang berdampak pada petani lokal.

Juga perilaku turis yang tidak senonoh terutama di kawasan suci pusat peribadatan, membuat pihak berwenang di Bali berupaya membuat peraturan dan pedoman.

"Wisatawan yang mengunjungi situs-situs keagamaan dengan mengenakan pakaian renang, memanjat situs-situs suci, dan umumnya tidak menghormati adat dan norma budaya," tulis Fodor's Travel.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/19/123518327/turis-di-bali-keluhkan-masalah-sampah-dan-macet

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke