Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata di Dufan Bersama Teman Penyandang Disabilitas, Perhatikan Hal Berikut

Kendati demikian, Dufan berusaha menyediakan beberapa fasilitas khusus disabilitas, seperti  toilet khusus disabilitas di tiga titik seperti Dunia Kartun, Asia, dan Jakarta.

"Nanti di beberapa titik lagi akan dibangun untuk di wilayah Eropa, pembenahan daripada kamar kecil untuk disabilitas, selama ini baru sebatas toilet saja," kata Dani kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2019) di Dufan.

Kompas.com berkesempatan mengikuti acara perayaan Hari Disabilitas Internasional yang diikuti oleh 20 penyandang disabilitas Jabodetabek. Acara yang digagas oleh komunitas Wisata Kreatif Jakarta ini diawali dengan berkeliling wisata Jakarta dengan menggunakan transportasi umum, dan diakhiri dengan bermain gratis di taman hiburan Dufan.

Kami diajak ikut serta merasakan sejauh mana fasilitas di taman hiburan ramah terhadap penyandang disabilitas.

Menurut Dani, Dufan memang belum optimal terutama dalam hal penanda jalan atau jalur kuning bagi disabilitas. Tampak memang sepanjang area Dufan belum ada penanda atau jalur kuning ini.

"Untuk sign atau penanda jalannya memang belum optimal, kami penyedia kamar kecil saja sudah adanya," aku dia.

Selain itu, Dani mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penyandang disabilitas sebelum masuk dan menikmati wahana.

Ia mengatakan ada beberapa karakteristik dari penyandang disabilitas yang menjadi perhatian sehingga beberapa wahana tak bisa dinikmati oleh mereka.

"Terkait beberapa wahana memang ada regulasi yang harus diperhatikan apalagi wahana ekstrem. Setiap wahana memang ada yang harus mereka (pengunjung) bisa safety sendiri, contoh misalnya Halilintar, Hysteria, Tornado ataupun Baling-baling. Jadi yang tergolong ekstrim memang belum diperbolehkan," ujarnya.

Sementara itu, Dani juga menjelaskan ada beberapa wahana yang diperbolehkan untuk penyandang disabilitas fisik.

"Memang ada tiga wahana yang memang bisa dinikmati secara nyaman yaitu ada Turangga-rangga, Bianglala, atau Kincir Raksasa, dan Istana Boneka, itu secara fisik yang pakai kursi roda memang seperti itu," jelasnya.

Namun untuk penyandang disabilitas tuna rungu disarankan untuk menggunakan pendamping. Hal ini terkait keterbatasan terhadap announcer operator (pengumuman operator) dan masalah keselamatan.

"Mereka kan harus ada pemberitahuan, jadi demi mereka juga. Memang secara fisik mereka bisa tapi secara pendengaran mereka harus mengetahui regulasi ini. Karena kan beberapa wahana ekstrim ini kan, kita harus melihat bagaimana ada yang riwayat penyakit lemah jantung, epilepsi, asma kan kita gak tahu. Takutnya kan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tanpa pemberitahuan dulu," katanya.

Oleh karena itu, Dani mengharapkan kesadaran keluarga untuk menginformasikan kepada customer service atau petugas yang berjaga di pintu masuk terlebih dulu. Lanjutnya, lebih baik memberitahukan bahwa sedang mengajak serta keluarganya yang penyandang disabilitas.

Hal ini untuk memudahkan petugas dalam membantu dan memberitahukan wahana apa saja yang boleh dinaiki oleh disabilitas.

"Lebih baik bertanya sebelum di pintu masuk Dufan, wahana mana aja yang memang bisa dinikmati oleh putra putrinya atau keluarganya berkebutuhan khusus. Contohnya jika ada yang takut ketinggian, kita tidak bisa izinkan naik Bianglala, karena suka berhenti di titik puncak, takutnya kan pas itu dia histeris. Jadi keluarga komunikasikan itu dulu ke petugas kita," pungkasnya.

Dalam kunjungan disabilitas ke taman hiburan Dufan, mereka mengaku puas dan ada juga yang tidak karena belum berkesempatan naik wahana yang diinginkan.

Salah satunya ialah Icha (21), ia begitu menyukai wahana yang ekstrim. Namun sayang, ia belum diperbolehkan karena dengan alasan keselamatan. Padahal ia ingin menaiki wahana Halilintar atau Roller Coaster ala Dufan.

"Sayang banget saya ingin naik Halilintar, jadinya tadi naik Alap-alap. Saya ingin yang menantang, sampai kini belum ada yang menantang sama sekali. Hanya tadi wahananya buat pusing saja," kata Icha kepada Kompas.com, setelah menaiki wahana Kapal Kontiki di area Ice Age.

Pantauan Kompas.com, pengunjung disabilitas memang diberikan tempat khusus atau jalur khusus memasuki wahana yaitu lewat jalur premium atau VIP.

Terdapat juga beberapa fasilitas jalur khusus kursi roda di beberapa wahana. Penanda tersebut berarti, penyandang disabilitas diperbolehkan naik wahana tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/05/072100827/wisata-di-dufan-bersama-teman-penyandang-disabilitas-perhatikan-hal-berikut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke