Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berita Foto: Menelusuri Warisan Budaya Orang Tiochiu di Tanjung Pinang

JAKARTA, KOMPAS.com – Kecamatan Senggarang yang terletak di Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau jadi salah satu kawasan yang menyimpan rekam jejak berkembangnya komunitas keturunan China di pusat kota Kepulauan Riau tersebut.

Wisatawan dapat menelusuri rekam jejak Tionghoa di Tanjung Pinang lewat tur yang diadakan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Senggarang. Mulai dari berbagai klenteng hingga kawasan pemukiman tionghoa. 

Senggarang dikenal sebagai pusat tempat tinggal orang tionghoa tiochiu setelah eksodus besar-besaran masyarakat Melayu ke wilayah Malaysia dan Singapura pasca kekalahan Raja Haji Fisabililah.

“Ada ungkapan Liow Lai yang artinya “datang ke Riau” dari orang Tionghoa yang masih bertahan di daerah Riau. Jika Senggarang jadi pusat tempat tinggal orang Tiochiu, orang-orang Hokkian datang ke arah Tanjung Pinang dan tinggal di sana,” jelas Raja Farul, interpreter yang mendampingi rombongan kami kala berkunjung ke Senggarang pada Rabu (27/11/2019).

Kuil Pohon Beringin ini dulunya adalah rumah bagi Kapitan China pertama di Senggarang, Tan Ngueng Ga.

Dahulu berbentuk bangunan rumah disebutkan tergolong mewah, dengan dua lantai dan luas sekitar satu hektar.

"Ada pembukaan lahan juga untuk orang-orang Tiouchiu yang makin banyak untuk bisa membangun rumah di sekitar sini. Jadi rumah ini terkikis dihancurkan sampai sekarang jadi sekecil ini," jelas Agung, salah satu pemandu rombongan kami dari Pokdarwis Senggarang.

Pada abad ke-19, rumah ini diabaikan dan akhirnya ditumbuhi pohon beringin yang akarnya hingga kini menutupi hampir seluruh dinding.

Kini, bangunan tersebut digunakan untuk menjadi klenteng yang berisikan altar untuk Dewa Penarik Kembali Keberuntungan Dao Ca Kong.

Letnan Tan Soe Ki, bawahan dari Kapitan Tan Ngueng Ga datang ke Senggarang tak lama setelah Kapitan.

Pada awal abad ke-18, ia pun membangun sebuah rumah dari kayu yang masih ada hingga kini. Rumah ini punya sekitar 20 kamar, dan sempat ditinggali oleh sekitar lima keluarga.

Senggarang dulu jadi kawasan ladang gambir. Orang Tiochiu yang banyak tinggal di sini banyak jadi pengusaha gambir. Salah satunya adalah keluarga Lim yang rumahnya masih ada hingga sekarang.

Saat rombongan kami berkunjung ke sana, keluarga Lim sedang mengadakan perjamuan untuk peringatan kematian leluhur mereka. Biasanya rumah gambir keluarga Lim tidak dibuka untuk umum.

"Masih asli semua rumahnya. Barang-barang peninggalan kakek juga masih banyak. Ini ada foto-foto juga masih saya simpan rapi," ujar Aryanto Lim.

Selain itu di Senggarang juga terdapat tiga klenteng bersejarah yakni Klenteng Dewi Macou atau Dewi Laut, Klenteng Sun Tekong atau Dewa Langit dan Klenteng Dewa Bumi/Tanah, Dewa Tai Ti Kong.

Ketiga klenteng ini dipercaya sudah ada sejak tahun 1880-an. Hingga kini klenteng masih aktif digunakan untuk ibadah.

Pokdarwis Senggarang mengadakan beberapa paket tur budaya China di Senggarang. Pertama adalah CECE atau Chinese Dress Experience yang memungkinkan pengunjung untuk bergaya dengan kostum khas China.

Ada juga SENHOU atau Senggarang Heritage Tour yang akan mengajak pengunjung untuk berkeliling wilayah Senggarang melihat berbagai peninggalan budaya China di Senggarang.

Lalu klenteng pohon beringin, ketiga klenteng bersejarah dewa dan dewi langit, laut, dan bumi. Serta tur ke rumah gambir dan rumah Letnan Tan Soe Ki.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/07/215600227/berita-foto--menelusuri-warisan-budaya-orang-tiochiu-di-tanjung-pinang

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke