Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Desa Penglipuran Bisa Sukses Dapat Penghargaan Internasional?

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Desa Penglipuran Bali, I Nengah Moneng mengatakan kunci sukses Desa Penglipuran di Bangli, Bali dikenal sebagai desa wisata ada pada di masyarakat.

Menurut I Nengah Moneng, masyarakat Desa Penglipuran mencintai desa sehingga melakukan berbagai hal untuk membangun desa. 

"Kami memulai dengan bangun desa konservasi kelestarian budaya dan lingkungan," kata I Nengah Moneng dalam acara Indonesia Tourism Summit 2019 di Upperroom Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Ia menyebutkan masyarakat Desa Penglipuran melakukan pembangunan dan pelestarian budaya baik fisik maupun non fisik.

Konsep Tri Hita Karana yakni keseimbangan antara manusia-pencipta, manusia-manusia, dan manusia-lingkungan menjadi pedoman masyarakat Desa Penglipuran dalam pembangunan.   

Contoh aplikasi Tri Hita Karana adalah pengaturan tata ruang desa dan menjaga kelestarian lingkungan. 

"Sebagai salah satu bukti kami melestarikan lingkungan. Pertama kami punya hutan bambu 45 hektar. Tanahnya tidak boleh diperjualbelikan. Tidak boleh pengalihfungsian jadi tempat lain, boleh jadi tempat wisata tapi jangan merusak," jelasnya.

Selain itu, kunci sukses lainnya adalah masyarakat desa setia menjaga kearifan lokal. Menurut I Nengah Moneng, ini merupakan pekerjaan pertama yang dilakukan dengan cara membangun komitmen masyarakat untuk desa.

Dalam pembangunan, masyarakat Desa Penglipuran juga bekerjasama dengan berbagai pihak dan cara kekeluargaan.

Mereka beekrja sama dengan pemerintah, media, kalangan akademisi, organisasi profesi, dan masyarakat luar desa. Kerja sama dilakukan dalam berbagai bentuk dan berkelanjutan.

Namun tak dipungkiri I Nengah Moneng, kendala dari desa ini adalah meningkatkan komitmen masyarakat desa untuk rasa memiliki.

"Penglipuran sebagai desa wisata agar betul-betul merasa dimiliki oleh semua pihak. Tentunya agar terbangun suatu komitmen bahwa Penglipuran patut kita jaga bersama. Kritik saran selalu kami tunggu agar lebih baik di kemudian hari," pungkasnya.

Hasilnya pembangunan Desa Penglipuran tidak sia-sia, sebab desa ini dinobatkan sebagai salah satu desa wisata terbersih dan terbaik atau green destination dari Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation.

Bersama dengan Desa Penglipuran, ada juga desa wisata di Indonesia seperti Desa Nglanggeran dan Desa Pentingsari di Yogyakarta, serta Desa Pemuteran di Bali.

Pada 2016 Penglipuran juga terpilih sebagai desa terbersih ke tiga dunia versi majalah internasional Boombastic dan pada 2017 mendapat penghargaan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) 2017 dengan peringkat terbaik untuk kategori pelestarian budaya.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/17/181200927/kenapa-desa-penglipuran-bisa-sukses-dapat-penghargaan-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke