Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Unik, di Gereja Tugu Jakarta Ibadah Natal Diiringi Keroncong

Ketika masuk bagian dalam Gereja tua ini ornamen-ornamen Natal disusun rapi berbaur dengan interior khas Belanda.

Gereja yang didominasi dengan warna merah ini tampak semarak dengan adanya hiasan Natal seperti pohon natal, hiasan lonceng dan lain-lain.

Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) atau yang sering disebut Gereja Tugu ini merupakan peninggalan Portugis yang masih tersisa di Kampung Tugu, Semper, Jakarta Utara. Kata Tugu sendiri beradal dari Portugis.

"Selain itu juga dulu pernah ditemukan prasasti tugu di sini," jelas Ira, pemandu wisata dalam rangkaian tur Wisata Bhineka Spesial Natal, Jelajah Gereja Kuno, Sabtu, (21/12/2019).

Dulunya Kampung ini adalah kawasan untuk menampung masyarakat Portugis yang diasingkan oleh Belanda dari Batavia. Mereka adalah tawanan yang dibawa dari Malaka ke Batavia setelah daerah itu ditaklukan oleh Belanda.

Di Kampung Tugu mereka diberi kebebasan oleh Belanda dengan syarat berpindah agama dari Katolik ke Kristen Protestan.

Pada tahun 1600-an mereka akhirnya menetap dan menikah dengan warga sekitar. Percampuran budaya dari Portugis dan Betawi menimbulkan budaya baru.

Mereka memutar otak dan menciptakan alat musik dari kayu hutan yang hasil bunyinya "crong...crong...crong".

Musik itu yang kini dikenal dengan musik keroncong, dengan tambahan musik ala Portugis maka munculah kroncong tugu.

Hingga saat ini musik keroncong masing mengisi acara-acara besar seperti Natal di Kampung Tugu. Dalam bentuknya yang paling awal, moresco diiringi oleh musik dawai, seperti biola, ukulele, serta selo.

"Di Gereja kita kadang hanya pakai orgen, namun di acara besar seperti sekarang (Natal) kita pakai keroncong," jelas salah satu pengurus Gereja Tuju.

Ia juga menjelaskan, selain merayakan Natal dengan musik keroncong mereka akan berpesta makanan.

Makanan khas dari Kampung Tugu adalah gado-gado tugu. Gado-gado tugu berbeda dengan gado-gado betawi. Ada bumbu tambahan berupa santan, kemiri, dan kencur pada gado-gado tugu.

Kembali ke Gereja Tugu, inilah gereja kebanggaan warga Kampung Tugu yang dibangun pada 1747 dan diresmikan pada 1748. 

Gereja ini merupakan pemberian tuan tanah Belanda, Justinus van der Vinch. Ia juga terkenal sebagai tuan tanah di Cilincing pada zaman kolonial Belanda. Sampai saat ini Gereja Tugu masih terawat degan baik.

Warga Kampung Tugu sendiri sampai saat ini masih banyak yang meganut agama Kristen Protestan.

Mereka juga memiliki nama marga diambil dari tokoh-tokoh yang berasal dari Alkitab. Seperti Michiels, Cornelis, Abraham, Andries, Quiko, dan Browne.

Sebenarnya terdapat delapan marga yang ada sejak awal di Kampung Tugu, namun dua diantaranya sudah punah.

Masyarakat Kampung Tugu hidup membaur dengan warga lokal selama lebih dari 300 tahun. Maka dari itu, kampung ini juga dijuluki sebagai kampung toleransi karena terdiri dari beragam suku, seperti Ambon, Betawi, Sunda, Jawa, Batak, dan masih banyak lagi.

https://travel.kompas.com/read/2019/12/24/130900227/unik-di-gereja-tugu-jakarta-ibadah-natal-diiringi-keroncong

Terkini Lainnya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke