Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kuliner Brebes: Nikmatnya Kupat Sableng yang Tak Bikin Gila

KOMPAS.com – Jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa merupakan jalan yang kerap dilalui masyarakat, terutama saat mudik lebaran atau liburan.

Meski sudah ada Tol Trans Jawa, Jalur Pantura tetap populer karena pengendara motor harus melintasi jalan tersebut. Selain itu, Jalur pantura juga memiliki beragam sajian kuliner.

Bagi mereka yang sedang melintasi Pantura, maka perjalanan seolah kurang lengkap tanpa mencicipi kuliner khas-nya.

Brebes dan Tegal menjadi dua wilayah yang menyajikan kuliner khas Pantura. Keduanya merupakan kabupaten paling awal yang dilintasi usai Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, jika menempuh perjalanan dari Jakarta.

Kabupaten Brebes dan Tegal pun sangat pas dijadikan tempat istirahat atau makan usai menempuh perjalanan panjang.

Kuliner khas Brebes di Alun-alun Tegal

Salah satu kuliner khas Pantura adalah Ketupat (Kupat) Sableng. Kompas.com menemukan makanan khas Brebes ini saat melintasi sisi tenggara Alun-alun Tegal, Senin (9/12/2019) lalu.

Saat itu, Kompas.com sedang menempuh perjalanan Jakarta-Solo dengan motor dan mampir di salah satu warung Kupat Sableng di Kota Bahari (julukan Tegal) itu.

Meski berada di pusat Kota Tegal, tulisan kuliner asli Brebes terpampang jelas di warung makan Kupat Sableng itu.

Fenomena itu mungkin wajar karena jarak pusat Kota Brebes dengan Tegal cukup dekat, hanya sekitar 12 kilometer saja.

Warung yang mulai buka usai matahari terbenam membuat Kupat Sableng cocok sebagai menu makan malam.

Sableng memang memiliki arti gila. Namun, sama sekali tidak ada unsur kegilaan yang ada di warung makan itu.

Penjualnya seorang ibu bernama Titin seratus persen sehat dan nama sableng hanyalah singkatan dari sate blengong.

“Blengong itu campuran (perkawinan) antara bebek dan menthok (itik serati),” kata Titin saat ditemui Kompas.com.

Kenikmatan Kupat Sableng

Sajian kuliner asli Brebes satu ini memadukan ketupat, kuah santan, dan sate blengong sebagai lauk.

Pembeli bisa meminta berapa banyak jumlah cabai yang akan dicampurkan dalam bumbu kuah ketupat.

Oleh karena itu, kupat sableng pun cocok bagi pencinta makanan pedas. Jika ingin pedas, maka pembeli bisa meminta banyak cabai untuk ditambahkan.

Mereka yang tidak suka pedas juga tetap bisa menyantap sajian tersebut. Cukup minta sedikit cabai, atau tidak sama sekali.

Rasa khas kuah santan bercampur pedas cabai sangat pas dinikmati bersama dengan ketupat yang gurih.

Sate blengong kemudian menjadi pelengkap cita rasa di lidah dengan teksturnya yang lembut saat dikunyah.

Kelembutan teksur sate tercipta setelah melalui proses pengolahan. Salah satu metode memasak sate blengong adalah merendamnya dengan bumbu santan dan ditusuk menggunakan lidi yang panjang.

Setelah bumbu meresap, sate kemudian dibakar dengan arang dan disuguhkan selagi masih hangat.

Sate yang disajikan tidak hanya daging. Ada pula semacam sate tulang bagi pencinta makanan bertulang seperti tengkleng.

“Harganya kalau untuk ketupatnya Rp 7.000. Kalau satenya, per tusuk yang daging Rp 5.000 dan yang tulang Rp 3.000 per tusuk,” kata Titin.

Ia pun mengaku jika sudah berjualan Kupat Sableng tersebut selama kurang-lebih lima tahun.

https://travel.kompas.com/read/2020/01/10/080000427/kuliner-brebes--nikmatnya-kupat-sableng-yang-tak-bikin-gila

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke