Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebakaran Hutan di Australia Berimbas Buruk pada Industri Pariwisata

Asap kebakaran telah menyelubungi kota dan membuat kualitas udara berada di titik yang tidak sehat, menyebabkan korban, dan menghancurkan koloni binatang.

“Melihat semua hal tentang kebakaran di televisi dan media sosial tidak akan membantu, itu malah merusak reputasi Australia sebagai destinasi pariwisata yang aman,” jelas Shane Oliver, chief economist AMP Capital seperti dilansir dari Reuters.

Kebakaran hutan telah terjadi selama berminggu-minggu di dekat situs warisan budaya dunia Blue Mountains yang berada di barat Sydney, New South Wales. 

Banyak pengunjung yang membuat peringatan di media sosial agar tidak mendekati area tersebut. Hal itu mengakibatkan penurunan jumlah wisatawan dari sekitar 15-20 orang per hari hingga hanya menjadi empat per hari.

Hal tersebut diungkapkan oleh Stacey Reynolds, seorang resepsionis di Blue Mountains Backpacker Hostel di Katoomba.

“Mereka bilang pada orang-orang untuk tidak datang dan itu berefek pada banyak hal. Mulai dari restoran, motel, backpacker, hingga kafe. Jalanan terlihat kosong,” ujar Reynolds.

Menurut Chief Executive Accommodation Association of Australia Dean Long, Hotel di Sydney sendiri mengalami penurunan sekitar 10 persen jumlah tamu di bulan Desember.

“Kebakaran dan asap membuat kerusakan untuk brand dan reputasi di Sydney,” ujar Dean seperti dilansir dari Reuters.

Jaringan kereta dan kabel di Scenic World yang terletak di Blue Mountains sendiri mengalami penurunan pengunjung. Jumlah pengunjung mereka berkurang sekitar 50.000 pada bulan Desember kemarin, menurun sekitar 50 persen dari tahun lalu.

Menurut Chief Experience Officer Sceninc World Amanda Byrne seperti dilansir dari Reuters, Scenic World tetap buka.

Namun, hotel yang berada di sekitar area sana mengalami pembatalan lebih banyak dibanding pemesanan.

Temperatur yang sangat tinggi dan kebakaran hutan juga telah menghanguskan ladang anggur di Australia Selatan. Kejadian itu juga mengakibatkan suhu hangat di negara bagian Tasmania yang biasanya bersuhu dingin.

Judith Mair, profesor di University of Queensland Business School mengungkapkan bahwa kebakaran ini akan berakibat cukup buruk pada sektor pariwisata.

“Akan terjadi dalam beberapa tahapan. Pertama dengan evakuasi, dislokasi, dan pembatalan. Untuk jangka panjang juga akan berakibat buruk, karena wisatawan membeli liburan berdasarkan citra dari destinasi. Australia saat ini tengah terkena efek yang cukup buruk,” jelas Judith Mair yang mempelajari bidang pariwisata, lingkungan, dan perilaku konsumen.

Ratusan taman nasional di negara bagian New South Wales dan Victoria yang biasanya dikunjungi oleh lebih dari 100 juta pengunjung per tahun kini telah ditutup.

Dengan adanya titik api di sekitar, menurut Cristopher Warren selaku salah satu pemilik sebuah bed and breakfast di Kangaroo Valley New South Wales mengatakan, bahwa ia harus mengevakuasi tamu-tamu yang ada.

“Skenario terburuk adalah kami akan terkena api dan bisnis kami akan hancur,” ujar Warren.

Hal serupa terjadi pada Paul Mackie. Ia adalah seorang host AirBnB yang biasanya menyewakan sebuah apartemen di Bondi Beach di Sydney pada wisatawan Inggris dan Eropa untuk puncak musim panas. Ia mendapatkan banyak pembatalan pemesanan di menit-menit terakhir.

“Saya memiliki banyak pemesanan untuk seluruh periode ini selama beberapa bulan ke depan. Tapi banyak yang telah membatalkan karena katanya mereka telah melihat berita soal kebakaran,” tambah Mackie seperti dilansir dari Reuters.

Perwakilan bandara Sydney mengatakan bahwa mereka tidak memiliki statistik terbaru tentang kemunculan titik api selanjutnya. Perwakilan Qantas juga menolak untuk berkomentar terkait apakah kebakaran ini telah mengganggu pemesanan tiket penerbangan.

Kebakaran ini telah menyoroti kebijakan lingkungan Australia yang dikritik baru-baru ini dalam sebuah U.N. summit di Madrid. Hal tersebut diungkapkan oleh Susanne Becken, seorang profesor pariwisata berkelanjutan di Griffith University yang terletak di Queensland.

“Respon pemerintah terhadap krisis iklim bukanlah pertanda baik dan itu bukan hal yang baik untuk pariwisata,” ujar Becken.

Selama musim panas 2019, Australia telah menarik sekitar 2,71 juta turis pada musim panas lalu. Jumlah tersebut meningkat sekitar 3,2 persen dari tahun lalu. Sebagian besar turis, berasal dari musim dingin di bumi belahan utara.

https://travel.kompas.com/read/2020/01/14/210300227/kebakaran-hutan-di-australia-berimbas-buruk-pada-industri-pariwisata

Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke