Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Isi Gedung Sate di Bandung?

BANDUNG, KOMPAS.com - Gedung Sate yang dahulu memiliki nama Gouvernements Bedrijven masih berdiri kokoh hingga kini. Bangunan Gedung Sate dibangun pada 1924, tetapi gedung tersebut masih dalam kondisi prima.

Terkait akan hal itu Edukator Gedung Sate, Winda, menjelaskan bahwa hampir seluruh batu yang digunakan dalam pembangunan Gedung Sate adalah batu kali dan batu gelas. Sementara kolom bangunan terbuat dari baja asli Swedia.

“Untuk batu kalinya sendiri, batu diambil dari kawasan Bandung Timur. Seperti daerahnya Sindanglaya dan Ujungberung. Diambil dari daerah sana karena batunya lebih kuat,” kata Winda saat ditemui Kompas.com di Gedung Sate, Bandung, Kamis (16/1/2020).

Winda mengatakan dahulu Indonesia masih belum memproduksi baja sehingga harus mengimpor baja dari Swedia.

Meski hampir seluruh Gedung Sate dibangun menggunakan batu kali dan batu gelas seperti bangunan utama, namun bagian taman bangunan tersebut terbuat dari batu bata.

Hingga saat ini, Winda mengatakan bahwa Gedung Sate masih belum pernah melalui tahap pemugaran bangunan.  Hanya renovasi kecil atau pengecatan ulang saja.

Saking kokohnya Gedung Sate, lantai dasar hingga lantai paling atas masih aman dikunjungi oleh wisatawan. 

Museum Gedung Sate


Gedung Sate selama ini dikenal sebagai kantor untuk gubernur Jawa Barat. Namun sebenarnya ada bagian dari Gedung Sate yang dedikasikan untuk museum. 

Museum ini terletak di lantai dasar. Dalam museum tersebut, kamu bisa melihat berbagai macam koleksi seni seputar Bandung.

Bahkan, kamu bisa melihat contoh batu kali, batu gelas, dan baja Swedia yang digunakan untuk membangun Gedung Sate.

Tidak hanya itu, kamu juga bisa bermain dengan enam instalasi interaktif. Untuk media interaktif, visual Pembangunan Gedung Sate, dan miniatur Gedung Sate, kamu bisa melihatnya dalam ruang informasi.

Sementara untuk visual Kota Bandung yang dilihat dari langit, kamu bisa melihatnya di lorong dekat ruang audio visual.

Lalu, untuk bermain Augmented Reality (AR) bersama animasi orang Belanda dan para pekerja pembangun Gedung Sate, kamu bisa memasuki ruang Augmented Reality yang terletak di sebelah ruang audio visual.

Terakhir, kamu bisa langsung menuju ke ruang terbuka Virtual Reality yang berada tepat di sebelah ruang Augmented Reality untuk melakukan simulasi melihat Gedung Sate melalui balon terbang.

Untuk lantai dua dan tiga, lantai tersebut dimanfaatkan sebagai area perkantoran pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Selain itu, di kedua area tersebut juga ada beberapa ruang rapat yang hingga saat ini masih digunakan.

Selanjutnya, lantai empat Gedung Sate dulunya dijadikan sebagai tempat museum. Namun sejak tahun 2017, museum ditaruh di lantai dasar. Kini lantai empat Gedung Sate belum terisi apapun.

Sementara itu, lantai lima atau yang sering disebut sebagai “Menara” merupakan sebuah area untuk melihat sebagian Kota Bandung dari lantai paling tinggi Gedung Sate.

Untuk menuju ke sana, pengunjung dapat menggunakan elevator hingga ke lantai empat dan menaiki tangga ke lantai lima.

Akan tetapi untuk mengunjungi lantai 5, kamu harus mengurus perizinan terlebih dahulu.

“Kalau satu atau dua orang bisa datang ke lantai lima, tetapi dilihat dulu apakah sedang dipakai atau tidak oleh pemerintah setempat. Kalau datangnya rombongan, harus bikin surat dulu ke Biro Umum. Untuk naik ke sana tidak ada biaya tambahan,” tutur Winda.

https://travel.kompas.com/read/2020/01/20/210300427/apa-isi-gedung-sate-di-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke