Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menjajal Steak Mewah dari Cabang Restoran di Manhattan, Bagaimana Rasanya?

Suara berdesis terdengar jelas dari panasnya daging steak yang beradu dengan cairan daging dari proses pemasakan. Asap terlihat mengepul, mengelurkan bau harum khas daging yang dipanggang. 

Tampak cairan daging dari proses pemasakan, dengan warna cokelat keemasan berkumpul cukup banyak di salah satu ujung piring.

“Ini memang ciri khas kami. Kami ingin juice (sari) dari daging steak bisa meresap ke sebanyak mungkin daging. Hati-hati piringnya sangat panas,” ujar Peter Zwiener, Co-Founder dari Wolfgang’s Steakhouse ketika ditemui Kompas.com di acara Grand Opening Wolfgang’s Steakhouse di Mall Elysee SCBD pada Rabu (22/01/2020).

Steak berukuran cukup besar tersebut merupakan steak porterhouse yang telah diproses dengan cara dry-aging. Sebuah proses pengawetan daging untuk memunculkan rasa dan tekstur terbaik dari sebuah daging.

Saat disajikan, steak sebelumnya telah dipotong-potong terlebih dahulu, memudahkan proses pengambilan steak dan memotongnya ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dimakan.

Steak porterhouse sendiri merupakan daging steak yang diambil dari bagian short loin sapi.

Steak porterhouse sejenis dengan steak T-bone, dengan tulang berbentuk T besar. Bedanya hanya pada ketebalan daging. Steak porterhouse punya ukuran dan tebal daging yang lebih besar dan biasanya disajikan untuk dua orang.

“Steak porterhouse adalah potongan steak sempurna. Dalam potongan ini, kamu bisa mendapatkan dua jenis daging sekaligus. Ada tenderloin fillet dan new york strip.”

Steak porterhouse merupakan hidangan andalan dari Wolfgang’s Steakhouse yang telah berdiri sejak 2004. Steak porterhouse yang dimasak medium rare, menurut Peter bisa memberikan rasa yang unik serta tekstur yang sempurna.

Benar saja, steak porterhouse Wolfgang’s memiliki tekstur yang sangat lembut dengan sedikit lemak. Rasanya gurih, serta masih memiliki rasa asli daging. Bagian luar steak memiliki lapisan renyah yang berpadu pas dengan lembutnya daging bagian dalam.

Tak lama kemudian, datang lagi steak rib. Steak ini merupakan potongan dari bagian iga sapi. Disajikan dalam porsi besar, steak rib ini masih memiliki tulang yang cukup besar di satu bagian.

“Steak rib ini punya cita rasa yang lebih berlemak. Memang tingkat lemaknya lebih banyak daripada porterhouse. Tapi itu yang biasanya dicari orang. Karena kegemaran orang berbeda, ada yang suka steak lembut dengan sedikit lemak ada juga yang suka berlemak,” ujar Peter.

Steak rib ini memang terlihat memiliki cukup banyak bagian lemak. Namun bagian lemak ini ketika dimakan tetap terasa cukup lembut. Walaupun tidak selembut steak porterhouse. Steak jenis ini cocok bagi kamu yang menyukai lemak dan tekstur steak yang agak kenyal.

Di Wolfgang’s Steakhouse, selain diproses dengan cara dry-aging, daging steak juga tidak diberi bumbu berlebihan saat proses masak. Daging hanya diberikan sedikit garam untuk meningkatkan rasa asli daging.

Kedua steak ini cocok dinikmati dengan beberapa hidangan sampingan pilihan. Kompas.com berkesempatan untuk mencoba hidangan sampingan berupa asparagus bakar, mashed potatoes, creamy spinach, dan german potatoes yang ternyata sangat cocok dipadukan dengan potongan daging steak.

Makanan pendamping ini membuat penyeimbang pada rasa daging dari rasa asam,manis, gurih, dan creamy. Juga memperkaya tekstur sehingga rasanya mengunyah daging steak jadi lebih bervariasi dengan makanan pendamping. 

Sampai berita ini diturunkan belum diumumkan harga steak yang dijual di Wolfgang’s Steakhouse Jakarta. 

https://travel.kompas.com/read/2020/01/28/120600927/menjajal-steak-mewah-dari-cabang-restoran-di-manhattan-bagaimana-rasanya-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke