Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Virus Corona, Italia Tolak Usulan Kembali Dilakukan Pemeriksaan di Perbatasan

Usulan tersebut berarti menunda Perjanjian Schengen yang dibuat oleh beberapa negara di Uni Eropa.

Dalam perjanjian tersebut, salah satunya adalah aturan menghapuskan pengawasan atau pemeriksaan perbatasan antar negara, termasuk di dalamnya aturan mengenai Visa Schengen.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan, penangguhan Perjanjian Schengen tidak akan berkontribusi untuk penanggulangan virus corona.

"Ini adalah aksi keras yang tidak akan membantu kebutuhan warga Italia terkait penanggulangan infeksi (virus corona)," ujar Conte, dikutip dari situs schengenvisainfo.com.

Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza mengatakan, virus corona tidak bisa jadi alasan kuat untuk penangguhan Perjanjian Schengen dan melakukan pengecekan perbatasan internal.

Hal itu diungkapkan Speranza kepada para anggota Komite Kontrol Parlementer sebelum wabah virus corona terjadi di Italia.

Infeksi Virus Corona di Italia Meningkat

Dalam tiga hari terakhir, jumlah orang yang terdeteksi menderita virus corona di Italia meningkat menjadi lebih dari 160 kasus.

Sejauh ini, lima kasus berakhir dengan kematian dan semuanya adalah orang lanjut usia. Akibatnya, 10 kota di Lombardy dan satu di Veneto telah ditutup.

Sekitar 50.000 warga di daerah sana pun dilarang untuk bepergian. Otoritas lokal mengimbau untuk menutup pusat keramaian seperti bar hingga restoran.

Beberapa acara juga dibatalkan, termasuk tiga pertandingan sepak bola Liga Italia yang dijadwalkan akan dimainkan di kawasan Lombardy dan Veneto.

Lombardy dan Veneto sendiri adalah dua dari 20 wilayah administratif di Italia.

Wabah ini juga berakibat pada Milan Fashion Week. Rumah fashion Giorgio Armani dan Laura Biagiotti mengonfirmasi, mereka akan menggelar fashion show tanpa penonton.

Dua hari terakhir dari rangkaian Venice Carnival juga ditunda untuk sementara.

Perancis tidak akan tutup perbatasan

Pemerintah Perancis mengatakan tidak akan menutup perbatasan dengan Italia walaupun terdapat penyebaran virus corona.

"Menutup perbatasan adalah hal yang tidak masuk akal. Sebab, sirkulasi virus tidak terbatas pada perbatasan administrasi saja," ujar Menteri Transportasi Junior, Jean-Baptiste Djebbari.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran mengatakan akan berbicara dengan negara di Eropa tentang cara terbaik menangani wabah yang mungkin muncul di benua ini.

“Hari ini tidak ada wabah terjadi di Perancis. Namun teradapat masalah di Italia, dan kita akan mengawasinya dengan perhatian besar,” kata Veran.

Pada Minggu (23/2/2020), Austria menolak mengizinkan masuk kereta yang berasal dari Italia.

Hal ini dilakukan setelah Italian State Railways menginformasikan ada dua orang yang sedang menderita gejala demam ada di kereta tersebut.

"Malam ini sebuah kereta yang sedang dalam perjalanan dari Venice ke Munich dihentikan di perbatasan Austria,” ujar Menteri Dalam Negeri Austria.

Operator kereta tersebut kemudian mengonfirmasi, semua lalu lintas kereta dari dan ke Italia telah ditunda. Namun penundaan ini kemudian dibatalkan setelah beberapa jam.

Sejauh ini, infeksi virus corona terjadi di China dengan lebih dari 78.800 kasus, kemudian Jepang dengan 738 kasus, dan Korea Selatan sekitar 602 kasus.

Dengan jumlah kasus yang terus meningkat, Italia kini adalah negara yang memiliki jumlah kasus virus corona tertinggi yang berada di luar Asia.

https://travel.kompas.com/read/2020/02/25/084000427/virus-corona-italia-tolak-usulan-kembali-dilakukan-pemeriksaan-di-perbatasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke