Negara yang Direkomendasikan untuk Solo Traveler Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com – Apabila belum pernah coba melancong sendirian, mungkin agak sedikit bingung dalam menentukan destinasi. 

Ada beberapa negara yang direkomendasikan oleh agen perjalanan, bagi yang ingin melakukan perjalanan secara mandiri atau solo. 

“Bisa ke Jepang. Pilihan transportasi di sana banyak, walaupun ada kendala bahasa,” tutur Travel Assistant Panorama JTB Boris Brasileo Risakotta dalam acara pameran wisata BRI Europe Travel Fair 2020 di Senayan City, Jakarta, Kamis (27/2/2020).

Boris mengatakan bahwa solo traveler akan merasa dimanjakan oleh pilihan transportasi di Jepang.

Sebab, transportasi publik di Jepang menjangkau hingga ke beberapa tempat wisata yang letaknya terbilang cukup jauh dari perkotaan. 

Kemudahan transportasi tersebut yang dapat membuat solo traveler melakukan eksplorasi lebih mendalam saat berada di Negeri Sakura.

Informasi terkait harga dan rute perjalanan setiap transportasi umum juga sangat jelas. Jadi bagi solo traveler tak perlu takut tersasar saat di Jepang.

Sementara itu, Supervisor Bayu Buana Travel Neshya merekomendasikan Belanda sebagai destinasi solo traveler. 

“Di sana banyak orang Indonesia sehingga saat solo traveler ke sana, mereka akan merasa lebih familiar. Transportasi juga lebih mudah,” kata Neshya.

Tips bagi solo traveler yang melakukan perjalanan pertama kali

Boris menyarankan ada baiknya solo traveler mencari negara yang mayoritas penduduknya fasih berbahasa Inggris.

Hal ini untuk memudahkan bertanya, jika sewaktu-waktu tersasar di negara tersebut.

Sementara Neshya menyarankan solo traveler untuk melakukan riset yang mendalam sebelum berangkat.

“Sekarang kan sudah canggih ya (untuk mencari informasi). Kadang ada tempat yang kita tidak tahu karena belum booming padahal bagus (untuk dikunjungi),” kata Neshya.

Selain itu, dia juga menyarankan agar tidak terlalu terpaku dengan perkataan orang lain.

Ada baiknya solo traveler mempersiapkan seluruh rencana perjalanan dengan matang dan sesuai preferensi sendiri.

“Paling penting asuransi. Orang Indonesia itu paling tidak memikirkan asuransi padahal asuransi penting kalau terjadi sesuatu di sana. Kurangnya di situ aja,” tutur Neshya.