Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Sakit Kepenuhan, Muncul Wacana Ubah Hotel Jadi Tempat Pasien Corona

Selain itu, Rumah Sakit Pertamina Jaya juga telah menyediakan ruangan untuk pasien corona.

“Jadi nanti yang 65 itu (tempat tidur RS) ditambah 52 (tempat tidur) yang di hotel untuk ODP, jadi safe house,” ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga, Selasa (17/3/2020).

Nantinya, operasional seluruh bagian dari rumah sakit dan hotel yang telah diubah jadi pusat perawatan ODP dan pasien corona akan dipegang oleh 10 dokter spesialis, 8 dokter umum, dan 3 perawat terlatih.

Wacana yang sama juga terjadi di Inggris

Ide Erick Thohir ini sejalan dengan beberapa wacana untuk mengubah hotel menjadi tempat perawatan ODP atau pasien virus corona di berbagai negara.

Seperti ide dari grup hotel Best Western Great Britain (BWGB). Dilansir dari Forbes, banyak rumah sakit dari London hingga New York yang menghadapi kekurangan tempat tidur karena begitu banyak pasien virus corona yang harus dirawat.

Grup BWGB mempertimbangkan untuk menjadikan hotel-hotel mereka yang kosong karena krisis ini, untuk dijadikan "rumah sakit" sementara.

Eropa kini jadi pusat pandemi corona dengan sekitar satu per tiga kasus dan kematian global.

Hal ini sangat berdampak pada banyak rumah sakit, terutama di wilayah Italia dan Spanyol serta Inggris yang jumlah kasusnya mencapai 1.144, sekitar 2 persen dari total kasus di Eropa.

BWGB secara independen memiliki dan mengelola hotel-hotel di seluruh Inggris, Skotlandia, dan Wales yang semuanya bisa diubah fungsinya menjadi rumah sakit.

Pihak jaringan hotel BWGB berencana untuk mendiskusikan hal ini dengan unit-unit hotel mereka pada minggu ini.

Tujuan peralihan ini untuk menurunkan tekanan pada rumah sakit yang sudah penuh. Serta meringankan beban pihak rumah sakit dalam mencari tempat tidur untuk semua pasien.

BWGB bisa mengumpulkan sekitar 15.000 tempat tidur sebagai penampungan sementara.

“Kita berada di situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi kami bersedia untuk mengambil langkah yang belum pernah dilakukan untuk mendukung usaha nasional,” ujar Best Western Great Britain CEO Rob Paterson ke The Caterer, Minggu (15/3/2020).

“Jika National Health Service (NHS) menginginkan tempat tidur tambahan, kita bisa bekerja sama dengan perusahaan lain untuk menyediakan peralatan dan persediaan medis yang tepat serta melakukannya dengan aman. Setelah itu, kami akan bersedia untuk mulai membicarakan hal tersebut segera. Apa pun yang bisa kami bantu,” lanjutnya.

Pembatalan pemesanan hotel meningkat secara signifikan dalam satu bulan terakhir. Tak hanya itu, jumlah pemesanan pun jauh menurun untuk periode Maret hingga Juli. Menurut Paterson, hal itu membuat banyak hotel kosong di seluruh Britania Raya.

Dilaporkan The Coventry Telegraph, pemilik dari resor mewah Windmill Village Hotel Golf Club & Spa di Coventry menawarkan tempat tidur untuk para penderita virus corona. Properti dengan 100 kamar ini berada di bawah naungan merek Best Western Plus.

Berlaku di seluruh dunia?

Jika langkah BWGB dilakukan, maka ada kemungkinan akan berakibat pada hotel-hotel di luar Inggris juga. Pasalnya, grup BWGB juga jadi bagian dari grup Best Western International yang bermarkas di Phoenix, Amerika Serikat.

Grup ini mengelola lebih dari 4.000 hotel di 80 negara seluruh dunia, termasuk Indonesia. Semua hotel dikelola secara independen sehingga keputusan final akan berada di tangan pemilik masing-masing.

Ide ini sudah menarik banyak dukungan dari pemerintah di Inggris. Komentar Best Western muncul setelah Sekretaris Kesehatan Inggris, Matt Hancock berkata pada BBC bahwa hotel yang kosong bisa dijadikan fasilitas untuk merawat orang.

“Hal yang kritis adalah, hotel membutuhkan suplai oksigen dan peralatan ventilasi. Apakah itu ventilasi yang invasif atau hanya masker yang dipakai. Jadi yang penting tidak hanya tempat, tapi juga memastikan kesediaan peralatan dan staff terlatih juga tersedia,” ujar Hancock.

Pada awal Maret, Departemen Kesehatan Inggris telah memesan seluruh kamar hotel Holiday Inn yang dekat dengan Bandara London Heathrow untuk dijadikan zona karantina.

Zona karantina ini diperuntukkan bagi orang-orang yang masuk ke Inggris dan memiliki kemungkinan terkena virus corona.

Wacana sama di Amerika Serikat

Amerika Serikat juga diprediksi akan kehabisan kapasitas rumah sakit untuk menangani pandemi ini. Staf medis telah menghitung dengan seksama tempat tidur di rumah sakit.

Pasalnya, seperti ditulis di The Washington Post, rumah sakit mengalami kekurangan tempat untuk pasien.

Di New York, virus corona telah membuat rumah sakit kewalahan, seperti yang dilaporkan The New York Times. Banyak rumah sakit yang membatalkan semua operasi kecuali operasi yang darurat. Hal yang sama juga dilakukan di Perancis.

“Kita tidak siap untuk menghadapi serbuan pasien yang banyak dan kondisinya parah,” ujar Dr. Christopher M. Tedeschi, seorang dokter darurat dan asisten profesor di Columbia University Medical Center pada The New York Times.

Analisis yang dilakukan oleh USA TODAY menunjukkan bahwa jika negara mengalami peningkatan signifikan, akan ada sekitar enam pasien dengan kondisi serius untuk setiap tempat tidur di rumah sakit.

Skenario hotel kosong seperti disebutkan di atas tengah dilontarkan secara global. Hal ini karena industri pariwisata dan hotel di banyak negara tengah menghadapi krisis.

Di Amerika Serikat, sektor pariwisata mengatakan bahwa saat ini adalah yang terburuk sejak penyerangan teroris di tahun 2001 lalu.

“Ini adalah sebuah bencana,” ujar Michen Tschann, general manager dari dua hotel yang ada di French Riviera termasuk The Splendid Hotel & Spa Nice.

“Kita telah menutup spa dan bar sekarang. Jika tamu yang datang semakin sedikit, kita mungkin harus menutup hotel juga,” lanjutnya.

Saat ini, beberapa dari hotel kosong ini bisa saja memanfaatkan tempat tidur mereka untuk kebaikan, untuk tujuan yang darurat seperti virus corona ini.

https://travel.kompas.com/read/2020/03/18/140000027/rumah-sakit-kepenuhan-muncul-wacana-ubah-hotel-jadi-tempat-pasien-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke