Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Perayaan Nyepi di Tengah Virus Corona?

JAKARTA, KOMPAS.com – Merebaknya virus corona ( Covid-19 ) membuat sejumlah daerah di Indonesia memberlakukan imbauan kepada masyarakat agar tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas luar ruangan.

Hal tersebut juga berpengaruh pada perayaan Nyepi tahun ini.

Umat Hindu di Bali biasanya melangsungkan melasti sehari sebelum Hari Raya Nyepi ramai-ramai. Lantas bagaimana kegiatan tersebut dilakukan di tengah virus corona?

“Biasanya umat Hindu ramai-ramai lakukan melasti. Prosesi panjang, arak-arakan mengambil air di tengah laut. Tapi sekarang diimbau untuk yang melasti hanya yang bertugas saja agar tidak ada kerumunan,” kata Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana, I Gede Pitana, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/3/2020).

Selain itu, Pitana menuturkan bahwa biasanya sehari sebelum Nyepi yaitu saat pengerupukan biasanya jalanan di Bali akan luar biasa ramai, bahkan hingga menyebabkan kemacetan. Hal tersebut dikarenakan adanya pawai ogoh-ogoh.

Namun karena adanya imbauan tetap di rumah, kini pawai ogoh-ogoh tidak berlangsung saat pengerupukan.

Sesudah pengambilan air saat melasti, biasanya umat Hindu akan pergi ke pura ramai-ramai untuk mengambil air suci yang dilanjutkan dengan sembahyang.

“Cuma sekarang (selain) dilarang ikut melasti, tapi juga dilarang untuk ramai-ramai ke pura. Sembahyang di rumah dulu. Tuhan maha tahu, di situasi seperti ini beliau pasti tidak marah karena umat tidak datang ke pura,” tutur Pitana.

Sebelum adanya virus corona, seluruh sambungan listrik di Bali mati. Baik itu jaringan internet, televisi, hingga telepon. Bahkan penerbangan juga ditutup semua ke Bali.

Pitana mengatakan bahwa situasi tersebut sama dengan memberikan alam kesempatan untuk beristirahat sejenak selama 24 jam.

Adanya wabah virus corona memperbolehkan umat Hindu yang melaksanakan Nyepi untuk menyalakan internet.

“Hendaknya digunakan secara positif. Internet tetap jalan agar kita tidak putus komunikasi jika terjadi sesuatu. Situasi sekarang ini kan extraordinary. Nobody knows,” kata Pitana.

“Tapi kalau untuk menyalakan api tetap tidak boleh. Termasuk malam hari nanti mulai pukul 24.00 sudah tidak boleh hidupin listrik. Televisi tidak boleh dinyalakan karena bersinar,” tambahnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/03/24/225600627/bagaimana-perayaan-nyepi-di-tengah-virus-corona-

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke