Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Orang China Sering Pakai Masker, Bagian dari Pengobatan Tradisional?

JAKARTA, KOMPAS.com – Penggunaan masker di China sudah cukup familiar sebelum adanya pandemi corona ( Covid-1 ).

Salah satunya masalah polusi parah yang terjadi di China membuat masyarakatnya mengadopsi penggunaan masker sehari-hari.

Selain karena polusi, mengapa orang China sering pakai masker? Tour Leader Tony Tjia berbagi pengalamannya terkait hal tersebut.

Tour Leader Tony Tjia, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020), menuturkan bahwa semua kalangan, baik itu anak-anak maupun orang dewasa dari seluruh kelas sosial, selalu menggunakan masker.

Akibat polusi tersebut, tingkat kesadaran masyarakat China untuk mengenakan masker lebih tinggi. Terlebih di beberapa kota besar seperti Beijing.

Berdasarkan pengalamannya selama memegang wilayah China sebagai seorang tour leader, Tony mengatakan bahwa untuk melihat langit biru, kamu hanya akan mendapatkan kesempatan 3 – 4 hari dalam satu tahun.

Kendati demikian, terdapat alasan selain polusi akan kebiasaan mereka mengenakan masker.

“Penggunaan masker biasa dilakukan ketika sakit atau flu. Sudah dari zaman dulu. Sudah merupakan pola kebiasaan dari kehidupan mereka sehari-hari untuk menggunakan masker,” tutur Tony, mengutip Kompas.com.

Saat berkunjung ke China, Tony mengatakan bahwa kamu tidak akan menemukan masyarakatnya yang sedang batuk atau flu tanpa menggunakan masker.

Sama halnya dengan kamu akan jarang melihat masyarakat China menggunakan masker ketika sehat. Kecuali saat sedang mengendarai motor, atau mereka yang merupakan pekerja bangunan.

Meski begitu, Tony menuturkan bahwa hampir seluruh masyarakat China akan menggunakan masker saat menjelang musim dingin, saat musim dingin, dan setelah musim dingin.

“Di negara empat musim, mereka takut flu walaupun itu flu ringan. Mereka takut karena saat musim dingin lalu mereka terkena flu, risikonya nyawa,” kata Tony.

Sementara di musim semi, mereka menggunakan masker sebagai langkah pencegahan terjadinya alergi serbuk bunga.

Penggunaan masker dipengaruhi ajaran kesehatan pengobatan tradisional China

Melansir Quartz, kendati polusi dan penyakit yang ditularkan melalui udara ada di mana-mana, namun terdapat alasan filosofi.

Terlebih pada negara-negara yang dipengaruhi oleh Taoisme dan ajaran kesehatan pengobatan tradisional China, salah satunya China. Kedua hal tersebut dipandang sebagai elemen sentral kesehatan yang baik.

Michelle M. Ching selaku praktisi akupunktur bersertifikat dan obat herbal di Los Angeles menuturkan bahwa “Qi” merupakan konsep sentral di kosmologi China.

Konsep yang juga menjadi sentral dalam fisiologi tersebut umumnya memiliki kaitan dengan energi dan uap.

“Qi memiliki banyak arti dalam bahasa China termasuk udara (kong qi), atmosfer (qi fen), dan bau (qi wei). Hal ini mungkin alasan lain mengapa masker sangat diperlukan di China,” tutur Ching, dikutip dari Quartz.

“Kekuatan (li qi) dan patogen (xie qi). Saat qi dalam tubuh habis atau gerakannya berubah, rasa sakit dan penyakit akan berkembang. Bernafas menjadi sangat penting untuk menjaga qi dalam tubuh,” tambahnya.

Sementara itu, masuknya “feng” atau angin berbahaya dianggap sebagai yang paling kuat dan umum dalam penyakit yang disebabkan oleh “Enam Penyebab Eksternal” dalam dunia pengobatan tradisional China.

Berbicara mengenai angin, Ching menuturkan bahwa angin dapat menghembuskan pintu hingga terbuka, meniupkan udara dingin dari air ke daratan sekitarnya, atau menghembuskan api dari satu bagian hutan ke bagian lainnya.

“Analogi pintu berkaitan dengan pemahaman obat tradisional China terhadap bagaimana paparan angin dapat melemahkan pertahanan tubuh manusia,” tutur Ching.

Penggunaan masker di tengah wabah virus corona

Masker medis dan masker kain kerap digunakan di China. Keduanya juga dengan mudah bisa didapatkan karena banyak yang menjualnya.

Untuk masker kain, kamu juga bisa membelinya di toko-toko kecil yang menjual masker untuk pengendara motor. Sementara masker medis hanya ada di toko farmasi saja.

Di tengah wabah virus corona, kini tidak hanya yang sakit saja yang mengenakan masker. Masyarakat China yang sehat pun mengenakan masker.

Kendati demikian, Tony mengatakan bahwa di sana tidak ada yang berbondong-bondong pergi ke farmasi untuk membeli masker medis. Mereka secara tertib membeli sesuai kebutuhan saja.

“Walaupun masker medis mulai habis di beberapa toko, tetapi masker non-medis masih dijual. Tapi masker medis habis karena dibeli masyarakat untuk diberi kepada rumah sakit,” kata Tony.

“Sementara masyarakat menggunakan masker kain untuk dipakai dalam keseharian saat keluar rumah. Tidak hanya yang sakit tapi juga yang sehat,” imbuhnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/09/140300027/alasan-orang-china-sering-pakai-masker-bagian-dari-pengobatan-tradisional-

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

10 Tempat Liburan Sekolah di Surabaya yang Seru, Bisa Ajak Teman

10 Tempat Liburan Sekolah di Surabaya yang Seru, Bisa Ajak Teman

Jalan Jalan
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Omah Prahu 99, Spot Sunset di Tepi Waduk Cengklik Boyolali

Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Omah Prahu 99, Spot Sunset di Tepi Waduk Cengklik Boyolali

Travel Tips
Festival Pantai Takari di Bangka, Ada Lomba Mengais Kerang Bambu, Cipta Suvenir, hingga Zumba

Festival Pantai Takari di Bangka, Ada Lomba Mengais Kerang Bambu, Cipta Suvenir, hingga Zumba

Travel Update
Syarat Terbaru Naik KA usai Wajib Masker Dicabut, Apakah Berubah?

Syarat Terbaru Naik KA usai Wajib Masker Dicabut, Apakah Berubah?

Travel Update
Rute ke Omah Prahu 99 Boyolali, Spot Sunset Keren di Tepi Waduk Cengklik

Rute ke Omah Prahu 99 Boyolali, Spot Sunset Keren di Tepi Waduk Cengklik

Travel Tips
5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

5 Gunung yang Pas untuk Solo Hiking, Ada yang Lebih dari 3.000 Mdpl

Travel Update
Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Sandaran Tangan Kursi Tengah Pesawat Buat Siapa? Ada Etikanya

Travel Tips
5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

5 Wisata Sejarah di Kabupaten Biak Numfor Papua, Ada Goa Jepang

Jalan Jalan
Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Wings Air Terbang dari Pekanbaru keTanjungpinang PP per Juli 2023

Travel Update
Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Kilas Balik Pasar Barang Antik Jalan Surabaya, Berawal dari Lapak di Trotoar

Jalan Jalan
10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

10 Tempat Wisata Sejarah di Medan untuk Liburan Sekolah 

Jalan Jalan
Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Melihat Pasar Barang Antik di Jalan Surabaya yang Kini Sepi Pengunjung

Jalan Jalan
6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

6 Pantai di Biak Numfor Papua, Cocok untuk Berenang dan Snorkeling

Jalan Jalan
2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

2 Pesawat Bersentuhan, Landasan Pacu di Bandara Jepang Ditutup

Travel Update
Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Cara ke Museum Tekstil di Jakarta Naik Kendaraan Pribadi

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke