Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

850 Gerai Starbucks di Jepang Akan Tutup, Warga Antre Minuman Terakhir

KOMPAS.com – Starbucks memiliki sekitar 1200 cabang di Jepang, tetapi 850 di antaranya akan segera ditutup.

Starbucks punya merek yang sangat kuat di sana dengan banyaknya minuman eksklusif Jepang yang terus dirilis juga koleksi terbatas tempat minuman yang selalu habis terjual.

Dilansir dari Sora News 24, dengan banyaknya pelanggan yang datang ke Starbucks di Jepang, mereka pun cepat mengambil langkah untuk melindungi karyawan dan pelanggan dalam tahap awal pandemi corona ( Covid-19 ) berlangsung.

Keputusan penutupan 850 gerai Starbucks di Jepang menyusul pemerintah memberlakukan status darurat di tujuh prefektur.

Selain itu juga dengan adanya dorongan kuat dari anggota masyarakat untuk tetap tinggal di rumah. 

Penutupan ini dimulai pada 9 April 2020 di tujuh prefektur yang memiliki status emergency yaitu Tokyo, Kanagawa, Saitama, Chiba, Osaka, Hyogo, dan Fukuoka.

Lalu pada satu hari sebelum penutupan, para pelanggan datang untuk merasakan Starbucks terakhir mereka dengan mengantre di beberapa lokasi bahkan sebelum tempat ini buka.

Seperti cuitan yang dibagikan oleh akun Twitter @iiiikasu, menunjukkan antrean yang terdapat di beberapa lokasi. Termasuk Starbucks di Stasiun Kamata, Osaka.

Para warganet pun berkomentar bahwa mereka kurang suka melihat orang-orang mengantre dengan jarak satu sama lain yang cukup dekat. Itu artinya mereka tidak memperhatikan aturan mengenai physical distancing.

“Aku mengerti jika satu toko ditutup, maka orang-orang seringkali malah ke sana. Tapi ayo lah, mereka harusnya mengerti seberapa serius situasi ini.”

“Tidak ada akal sehat sama sekali.”

“Orang-orang ini memiliki Frappuccinos sebagai otak mereka.”

“Kapan Jepang jadi seperti ini?”

Banyak orang yang mengekspresikan rasa frustasi mereka mengenai kelakuan sesama warga negara Jepang.

Namun pemerintah setempat tidak punya kekuatan apa pun untuk memaksa orang-orang agar tetap di rumah. Bahkan di bawah status emergency, yang sudah mulai berlaku sejak 7 April 2020.

Sebelum menetapkan deklarasi emergency tersebut, pemerintah Jepang malah hanya meminta masyarakat untuk pergi keluar pada malam hari dan di akhir minggu, bukannya meminta mereka untuk tetap di rumah sepanjang waktu.

Lebih lanjut, physical distancing dan rekomendasi untuk tetap berada dalam jarak dua meter satu sama lain hanya disebutkan oleh pemerintah Jepang baru-baru ini saja.

Maka dari itu, tidak heran bahwa banyak masyarakat yang akhirnya bingung tentang apa yang harus mereka lakukan di tengah krisis kesehatan seperti ini.

Langkah penutupan Starbucks merupakan tindakan tepat. Mereka menempatkan kondisi kesehatan para pegawai dan pelanggan dibandingkan keuangan.

Mari berharap banyak pihak yang akhirnya beraksi dengan menetapkan langkah pencegahan mereka masing-masing, seperti yang dilakukan di toko serba ada ini.

Sehingga kita bisa mencegah lebih banyak kasus penularan dan bisa kembali ke keadaan normal secepatnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/12/221400827/850-gerai-starbucks-di-jepang-akan-tutup-warga-antre-minuman-terakhir-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke