Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jeritan Pemandu Wisata Sulawesi Utara, Mulai Korek Tabungan dan Menanam Palawija

Wakil Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sulawesi Utara, Mario Ben Gavriel mengatakan wabah Covid-19 membuat pemandu wisata kehilangan lapangan pekerjaan.

Kendati demikian, hingga kini HPI Sulut tetap berkomunikasi dengan pemerintah melalui Dinas Pariwisata Provinsi Sulut.

"Kami berharap mendapat petunjuk dari pemerintah untuk keberlangsungan organisasi dan profesi kami. Dalam organisasi sendiri kami terus berkomunikasi mengenai cara untuk bertahan." kata Mario saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Mario melanjutkan, saat ini yang dapat dilakukan HPI hanya terus berdoa, berusaha, dan bersabar mengharapkan turunnya bantuan pemerintah. 

"Jujur saya kami sudah mulai menghabiskan tabungan sejak awal dinyatakannya bencana ini menjadi pandemi dan mulai adanya pembatasan traveling di sana-sini," ujarnya.

Oleh karena itu, anggota HPI mulai berpikir untuk banting setir dari pemandu ke beberapa pekerjaan yang semampunya bisa dikerjakan.

Ia mengatakan, saat ini para anggota HPI ada yang banting setir menjadi pengemudi online, berjualan, sampai berkebun menanam sayur dan palawija.

"Lalu ada juga yang membuka usaha makanan di kampungnya. Ada juga yang memanfaatkan media online untuk memasarkan produk dagangannya," tambahnya.

Mario sendiri mengaku kini tengah berusaha memulai pekerjaan baru dengan beralih sebagai youtuber.

Ia mengaku melihat peluang tersebut cukup menjanjikan meski sulit, dan belum merasakan pemasukan.

"Saya melihat peluang untuk membuat video yang bisa disiarkan di Youtube. Memang belum serta merta langsung bisa ada pemasukan di situ," kata Mario. 

Membuat video untuk diunggah ke Youtube menurut Mario juga untuk mengisi waktu di rumah.

"Bisa bayangkan seorang pramuwisata yang biasa kerjaannya ke sana-sini dari pagi sampai malam, dan sekarang hanya bisa di rumah. It's almost like living in prison (Seperti tinggal di penjara)," jelasnya.

Ia mengatakan keputusannya untuk memilih menjadi youtuber karena akan mendapat penghasilan kalau subscriber dan penontonnya banyak.

Selain itu, ia juga membantu keluarganya untuk mengolah kebun palawija, ketika sedang tidak membuat video.

Sebelumnya, Presiden Presiden Joko Widodo meminta kementerian terkait menggelontorkan stimulus bagi pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif.

Stimulus ini diharapkan membuat industri pada dua sektor tersebut bertahan di masa pandemi virus corona ( Covid-19) ini dan tak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan.

"Penyiapan stimulus ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini harus betul-betul dilakukan agar mereka bisa bertahan dan tidak melakukan PHK secara besar-besaran," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas lewat video conference, Kamis (16/4/2020).

Jokowi juga meminta jajarannya memastikan adanya program perlindungan sosial bagi para pekerja di sektor pariwisata secara tepat sasaran.

Selain itu, ia meminta realokasi anggaran di Kementerian Pariwisata diarahkan pada program padat karya yang bisa membantu pekerja informal di sektor pariwisata.

"Kita tahu dampak yang paling berat dirasakan karena Covid-19 ini adalah dunia pariwisata, baik yang terkena itu hotel, restoran, dan juga yang menyangkut rakyat, yaitu barang-barang kerajinan yang dijajakan di sana," kata dia.

Ia juga meyakini pariwisata dalam negeri hanya akan lesu sampai akhir tahun ini.

Setelah pandemi Covid-19 sudah selesai pada tahun 2021, presiden meyakini pariwisata di Tanah Air akan meningkat pesat.

Oleh karena itu, ia meminta jajarannya agar tidak terjebak pada pesimisme karena masalah Covid-19 ini.

Ia justru meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama serta pejabat terkait lainnya untuk mulai mempersiapkan diri.

"Jangan sampai booming yang akan muncul setelah Covid-19 ini selesai tak bisa kita manfaatkan secara baik," kata dia.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/20/140757027/jeritan-pemandu-wisata-sulawesi-utara-mulai-korek-tabungan-dan-menanam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke