Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Cecuer dan Ketan Bintul, Takjil Ramadan khas Banten yang Langka

Di Provinsi Banten sajian Ramadhan yang terkenal adalah cecuer dan ketan bintul. Dua sajian ini diburu untuk takjil berbuka puasa. 

Cecuer adalah kudapan khas Serang berbahan dasar tepung beras atau beras yang ditumbuk kemudian dicampurkan dengan daun suji sebagai pewarna alami hijau.

“Kalau cecuer memang hanya produksi di bulan puasa. Karena kalau bukan bulan puasa itu peminatnya kurang dari dulu memang kue ini khas bulan puasa aja,” jelas Alfiah, anak dari Dian salah satu pemilik usaha kue cecuer dan ketan bintul di Kelapa Dua, Kagungan, Serang, Banten.

Alfiah dihubungi Kompas.com, Rabu (29/4/2020), mengatakan butuh energi dan modal besar untuk membuat kue cecuer.

Maka dari itu peminat yang kurang di luar Ramadhan, membuat mereka tidak memproduksi kue cecuer. 

Industri kue rumahan Dian di Kelapa Dua, Serang, setiap hari bisa memproduksi lebih dari 1.000 kue cecuer.

Biasanya kue dijual ke pedagang kue sekitar Serang untuk kemudian dijual kembali. 

Cara membuat kue cecuer menggunakan tepung beras, tepung aci, dan sedikit terigu. Tepung-tepung tersebut kemudian dicampur dengan air rebusan daun godong sewu atau daun suji.

Kemudian ditambakan daun pandan agar aroma kue lebih harum.

“Setelah itu campur dan aduk sampai benar-benar menyatu. Adonan harus encer tapi jangan terlalu encer karena nanti akan mempengaruhi bentuk cecuer itu sendiri," kata Alfiah.

Selanjutnya, adonan kue dituangkan ke dalam loyang lebar yang berbentuk persegi. Kue dikukus beberapa menit sampai matang.

Setelah cecuer matang, kemudian didinginkan dan dilepaskan dari cetakan.

Cecuer dijual dalam bentuk berlapis-lapis. Menurut Alfiah, biasanya terdapat 10 lapisan dalam satu cecuer. Untuk membuatnya, setiap lapisan hanya perlu ditumpuk-tumpuk begitu saja.

Setelah ditumpuk hingga jadi 10 lapis, setelah itu kue cecuer dibagi menjadi empat bagian.

Kemudian dari empat bagian tersebut dibagi lagi menjadi masing-masing empat bagian yang akan membentuk kue persegi kecil-kecil.

“Cecuer ini dihidangkan sama ampas kelapa. Kelapa parut yang untuk santan, nah kita pakai ampasnya saja. Ampas kelapa dikukus lalu diberi sedikit garam dan dimakan bersama cecuer,” tutur Alfiah.

Selain membuat cecuer, usaha keluarga Alfiah juga membuat memproduksi ketan bintul.

Ketan bintul adalah sajian yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk sampai halus dan dimakan bersama serundeng.

Ketan bintul dibuat dari beras ketan yang dimasak. Beras ketan tersebut ketika sudah setengah matang kemudian ditumbuk hingga hancur dan tidak lagi berbentuk seperti beras.

Setelah itu beras ketan yang sudah hancur tersebut ditambahkan bumbu berupa garam atau gula sesuai selera.

“Setelah itu kita taruh di nampan yang dilapisi karung atau daun kelapa. Pakai plastik saja juga bisa. Setelah itu kita biarkan sampai dingin, dan dipakaikan serundeng,” ujar Alfiah.

“Serundeng itu dari kelapa. Dimasak dan disangrai, kita tumbuk biar kelapanya tidak terlalu menggumpal. Kalau cecuer kelapanya kan agak menggumpal ya, kalau ini tidak,” lanjutnya.

Pegiat kuliner dan pariwisata yang juga mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Serang, Arfah Sahabudin, mengatakan bahwa ketan bintul memang sajian khas bulan puasa.

“Konon kabarnya, ketan bintul adalah makanan Sultan saat berbuka puasa. Wajib ada katanya. Lebih sering menjadi hidangan di bulan puasa," Arfah.

Ardah menjelaskan sekarang ketan bintul sesekali dijual di luar bulan puasa. Seperti pagi di Pasar Taman Sari atau hari Minggu di sekitar alun-alun atau car free day.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/30/171900227/mengenal-cecuer-dan-ketan-bintul-takjil-ramadan-khas-banten-yang-langka

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke