Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kole-kole, Sajian Takjil Kacang Hijau Khas Kepulauan Riau

Kue kole-kole terkenal di Pulau Penyengat yang terletak tak jauh dari ibukota Kepulauan Riau, Tanjungpinang.

Menurut Anik Murtiani, Kepala Bidang Adat Tradisi Nilai Budaya Dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, tidak diketahui pasti sejak kapan makanan tersebut mulai dikenal.

“(Namun), pada umumnya, kue kole-kole dijual oleh ibu-ibu rumah tangga yang membantu meringkankan beban suaminya dalam mencari nafkah,” jelas Anik pada Kompas.com, Rabu (6/5/2020).

"Mereka menjual kole-kole ke toko kue atau pasar di Tanjungpinang, warung, pinggir jalan serta area menuju pelabuhan Pulau Penyengat,” sambung dia.

Kole-kole juga punya nilai sosial tertentu. Selain dijadikan menu berbuka puasa, kole-kole juga sering disajikan pada orang-orang yang sedang melakukan kegiatan gotong royong.

Misalnya, saat mendirikan tenda untuk persiapan pesta perkawinan yang biasanya dilakukan oleh para tetangga di sekitar lokasi pesta.

"Oleh karenannya, kole-kole telah dikenal secara turun temurun dan jadi tradisi khusus dalam kehidupan masyarakat Melayu Penyengat,” papar Anik.

Selain di Pulau Penyengat, kue ini juga populer di Malaysia bagian selatan yang berdekatan dengan Indonesia, seperti di Johor.

Namun seiring dengan kedatangan orang-orang Selatan ke bagian Utara Malaysia, kue ini juga mulai banyak ditemui di kota Sungai Petani, Kedah, Malaysia.

Anik juga membagikan resep dan cara membuat kue kole-kole yang bersumber dari Irmawati, warga lokal Pulau Penyengat. Bahan dan cara pembuatannya sangat sederhana.

Cocok jika kamu ingin coba membuatnya di rumah untuk sajian berbuka puasa.

Cara membuat kue kole-kole

Pertama, sangrai kacang hijau lalu buang kulitnya. Setelah kacang hijau bersih dari kulit, kemudian giling hingga menjadi tepung menggunakan gilingan atau cobek.

Jika tidak mau menggiling kacang hijau, kamu juga bisa membeli tepung kacang hijau siap pakai.

Setelah kacang hijau menjadi tepung, campurkan dengan tepung beas. Lalu tuangkan air dingin dan aduk hingga merata, sisihkan.

Kemudian didihkan air, masukkan gula merah ke dalamnya. Masak hingga gula merah mencair dan tercampur rata. Saring air gula tersebut agar tidak ada kotoran yang tercampur.

Lalu campurkan air gula merah tersebut dengan santan. Masak larutan tersebut sampai minyak keluar.

Setelah santan pecah menjadi minyak, angkat panci dari atas kompor lalu masukkan tepung sedikit demi sedikit ke dalamnya.

Aduk terus sampai adonan tercampur rata. Kemudian masak lagi di atas kompor sampai mengental dan adonan pun matang. Pertanda adonan matang adalah adanya letupan-letupan yang terlihat.

Setelah itu, matikan kompor lalu tuang adonan ke dalam cetakan atau loyang. Selagi masih panas, taburkan tahi minyak di atasnya agar bisa menempel pada kue.

Biarkan adonan hingga dingin, dan kue kole-kole pun siap untuk dipotong dan disajikan.
Tahi minyak yang dijadikan taburan di atas kue adalah sejenis taburan berbentuk kecil-kecil. Tahi minyak dibuat dari santan yang dimasak.

Santan dimasak hingga pecah, dan mengeluarkan minyak. Minyak tersebut akan mengambang di atas larutan santan, dan terpisah dari “tahi” yang akan kita gunakan. Tahi tersebut akan berada di dasar panci.

Untuk mendapatkan tahi minyak tersebut, caranya adalah dengan menyaringnya. Saring santan yang sudah pecah tersebut untuk mendapatkan tahi minyak.

https://travel.kompas.com/read/2020/05/08/091000727/kole-kole-sajian-takjil-kacang-hijau-khas-kepulauan-riau

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke