Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisatawan Nusantara, Kunci Pariwisata Indonesia untuk Bangkit saat Corona Berakhir

Untuk mencapai hal itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyampaikan strateginya adalah dengan menarik wisatawan nusantara terlebih dahulu.

"Untuk mendapatkan kunjungan pariwisata, step awalnya mulai dari nanti setelah pandemi berakhir, kita mulai dari wisatawan nusantara dulu, baru mancanegara," kata Wishnutama dalam teleconference bertema Milenial dan Generasi Z: Tantangan, Harapan, dan Masa Depan New Normal, Minggu (10/5/2020).

Ia menyebut, upaya ini juga dilakukan oleh pariwisata di negara lainnya. Menurutnya, hal tersebut dilakukan karena kesempatan atau peluang yang besar pada wisatawan lokal.

Kendati demikian, ia mengatakan pariwisata merupakan sektor yang paling terdampak dari wabah virus corona.

Bukan tanpa sebab, menurut Wishnutama, bisnis atau ekosistem pariwisata didapat berdasarkan kunjungan orang atau wisatawan.

Ia juga menyebut bahwa sebanyak 13 juta pekerja langsung pariwisata terkena dampak dari wabah ini. Sementara untuk yang tidak langsung pun juga terkena dampaknya, kata dia.

"Pekerja langsung di sektor pariwisata itu kan misalnya pegawai hotel, pekerja di travel agent dan lain sebagainya. Namun misalnya supplier daging di hotel, supplier barang-barang kerajinan, atau penjual kerajinan tangan di kawasan wisata itu pekerja tidak langsung di pariwisata. Mereka juga bergantung kepada pariwisata, jumlahnya sangat besar yaitu 2,5 kali lipat daripada 13 juta itu," terangnya.

Selain itu, Wishnutama juga menyebut kondisi seperti ini sangat berdampak bagi pariwisata yang merupakan penghasil devisa nomor dua di tahun 2019.

Melihat data laporan Bank Indonesia (BI), pariwisata berada di peringkat kedua setelah batu bara dalam sektor penympang devisa tertinggi berdasarkan komoditas.

Pada data tersebut, pariwisata menyumbang devisa sebesar 18,4 miliar dollar AS di tahun 2019. Sementara itu, batu bara menyumbangkan nilai 21,7 miliar dollar AS di tahun yang sama.

Adapun peringkat ketiga diisi oleh sektor minyak kelapa sawit sebesar 14,7 miliar dollar AS.

Untuk itu, pemerintah menaruh perhatian yang besar dalam sektor pariwisata. Wishnutama menyatakan pihaknya telah berupaya untuk membantu sektor pariwisata terkhusus para pekerja langsung maupun tidak langsung.

"Kita sudah banyak berupaya misalnya bantuan langsung, berkaitan dengan pajak, OJK, BPJS dan lain sebagainya. Tapi kebanyakan, hal-hal tersebut memang perlu kerjasama antara kementerian dan lembaga lain," jelasnya.

Lanjutnya, Kemenparekraf juga telah membagi dua upaya terhadap krisis pandemi, yaitu supporting untuk situasi krisis, dan enabling untuk menciptakan peluang terhadap sektor parekraf.

Untuk enabling, Wishnutama menyebut akan lebih banyak sifat dan fungsinya, yaitu terkait keberlanjutan pariwisata.

"Enabling itu tidak seperti memberikan makanan, bantuan langsung misalnya, tapi enabling itu memberdayakan yang sifatnya sustainable. Itu yang menjadi treatmen atau langkah selanjutnya dari Kemenparekraf," tuturnya.

Ia pun mencontohkan dalam waktu dekat akan memfokuskan produk buatan Indonesia. Dalam beberapa waktu dekat, kata dia, Kemenparekraf akan meluncurkan kampanye nasional tersebut kepada masyarakat.

Kemudian, pihaknya juga akan mendorong gerakan lain misalnya #GerakanMaskerKain.

"Ini bagian dari support kami untuk memberdayakan masyarakat. Memanfaatkan kejadian atau kondisi seperti ini mereka tetap bisa berusaha. Kemarin juga kegiatan Kopi Indonesia. Selanjutnya kami tengah merancang lauk siap saji," ujarnya.

Ia berharap kampanye-kampanye seperti ini dapat terus berjalan bahkan setelah pandemi berakhir. Inilah yang ia sebut sebagai enabling people dalam treatment pariwisata Indonesia.

https://travel.kompas.com/read/2020/05/13/114000227/wisatawan-nusantara-kunci-pariwisata-indonesia-untuk-bangkit-saat-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke