Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berusaha Bertahan, Hotel di Bali Jual Voucher Diskon "Pay Now, Stay Later"

DENPASAR, KOMPAS.com - Sektor pariwisata Bali lumpuh diterpa pandemi Covid-19. Hotel-hotel di Bali menjalankan berbagai upaya untuk tetap bertahan.

General Manager H Sovereign Bali, Made Ramia Adnyana mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 ini, pihaknya berupaya menjual voucher kepada calon wisatawan dengan sistem bayar sekarang, menginap belakangan yang berlaku sampai tahun 2021.

“Kami sudah tidak memiliki cashflow lagi, agar pengusaha pariwisata bisa bertahan pemerintah harus hadir membantu dunia usaha di sektor pariwisata,” jelas Ramia saat menjadi pembicara dalam webinar bertajuk 'Survival Strategy Pelaku Pariwisata Bali dalam Mengadapi Krisis Pandemi Covid-19”, Rabu (20/5/2020), seperti dikutip dari TribunBali.

Menurut Ramia yang juga Wakil Ketua Umum 1 Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) ini, promosi yang bertajuk 'Pay Now, Stay Later' ini, cukup sukses memberikan pemasukan sehingga operasional hotel yang dipimpinnya masih bisa berjalan.

Promosi tersebut disebarkan kepada 3.000 agen pemasaran yang selama ini diajak kerja sama. Hingga akhir April 2020 sudah terjual sebanyak 500 voucher dan ditargetkan laku hingga 1500 voucher. Program Souverign Hotel Bali itu juga dilakukan oleh sejumlah hotel lainnya di Bali.

Dana operasional tetap berjalan

Ramia menjelaskan, pihak hotel di tengah pandemi Covid-19 ini menghadapi masalah yang berat karena harus mengeluarkan dana operasional dengan proporsi sekitar 40 hingga 45 persen untuk gaji karyawan dan 10 persen untuk membayar rekening listrik PLN.

Souverign Hotel, lanjutnya, harus merogoh uang untuk rekening listrik antara Rp 200 juta sampai Rp 260 juta per tahun.

Guna mengatasi ini, pihaknya mencoba melakukan negosiasi agar mendapat penundaan atau keringanan kepada PLN, tetapi hasilnya nihil.

PLN, katanya, juga mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak bisa mengabulkan keinginan pengusaha pariwisata.

“Kami mendesak pemerintah segera mengeluarkan kebijakan memberikan billout kepada pengusaha pariwisata seperti yang dilakukan pemerintah Jerman,” tegas Ramia.

Selain Ramia, webinar yang diselenggarakan oleh Pusat Unggulan Pariwisata (Pupar) Universitas Udayana (Unud) itu juga menghadirkan Owner Krisna Holding Company Gusti Ngurah Anom alias Ajik Cok Krisna dan GM X2 Bali Breakers Resort Komang Artana.

Hotel pun bertani

Sementara itu, General Manager X2 Bali Breakers Resort, Komang Artana mengatakan promosi Pay Now, Stay Later juga akan diadopsi sebagai strategi penjualan kamar di Bali Breakers Resort.

Namun pihaknya juga mengaku punya strategi lain untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Resort dengan luas areal sekitar 40 are di Kawasan Balangan, Jimbaran, yang dipimpinnya itu memiliki banyak lahan yang masih kosong.

“Kami mengajak karyawan untuk bertani, menanami lahan yang kosong di sekitar resor, menanam berbagai komoditas pertanian seperti kacang, jagung, ketela pohon, dan sereh. Di samping budidaya secara konvensional juga hidroponik,” papar Komang Artana.

Kendati tidak mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang, pihak manajemen resor akan membagi hasil pertanian untuk karyawan.

Hal ini melengkapi kegiatan yang selama ini dilakukan setiap tanggal 10 yaitu pihak hotel membagikan beras, mie instan, dan telur.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Seni Bertahan di Masa Pandemi, Hotel di Bali Terapkan Bayar Sekarang, Menginap Nanti (I Wayan Sui Suadnyana/I Putu Darmendra)

https://travel.kompas.com/read/2020/05/25/190900427/berusaha-bertahan-hotel-di-bali-jual-voucher-diskon-pay-now-stay-later-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke