Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

New Normal, Pelaku UMKM Makanan Diminta Utamakan Higienitas dan Digitalisasi

Lantas bagaimana pelaku UMKM tersebut yang juga terdampak virus corona dapat bergerak menyambut new normal yang akan terjadi setelah pandemi?

Higienitas

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, para pelaku UMKM perlu bersiap menyambut new normal dengan mengutamakan higienitas atau kebersihan dari produknya.

"Salah satu caranya adalah usahakan sedikit mungkin menghindari sentuhan tangan dalam pembuatan makanan atau minuman," ujar Adhi dalam telekonferensi Krista Exhibitions bertajuk Recovery of the Food & Beverage Industry After Covid-19", Rabu (20/5/2020) malam.

Hal tersebut bagi Adhi akan menjadi kondisi baru dari bisnis UMKM di era New Normal.

Selain itu, ia juga menyoroti keadaan di pabrik industri makanan dan minuman di berbagai belahan dunia telah menerapkan physical distancing. 

Ada jarak satu meter setiap pegawai dan lebih fokus pada industri 4.0 yang mengutamakan manusia dan mesin.

"Komunikasi kita dengan mesin, ini kan harus kita arahkan ke sana. Dengan kondisi seperti sekarang ini, adanya jarak sosial manusia dan digitalisasi. Bisa mempercepat kita untuk menerapkan industri 4.0," jelasnya.

Ia juga menyebut bahwa industri 4.0 tidak hanya berkutat pada perusahaan besar.

Ia memberikan contoh negara Taiwan yang menurutnya sangat sukses mengembangkan UMKM.

Kata dia, UMKM di Taiwan telah menerapkan industri 4.0 sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan memperbaiki sentuhan tangan.

"Jadi sekali lagi, industri makanan minuman itu, sedikit mungkin sentuhan tangan untuk memperbaiki mutu, stabil, dan menghindari kontaminasi dan lain sebagainya," terangnya.

"Ini juga jadi suatu kebutuhan bagi teman-teman UMKM," tambahnya.

Sementara itu sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) siap memasarkan produk 500 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) secara cuma-cuma atau gratis.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam acara yang bertajuk Ngobrol Santai Blibli Seller episode ke-40, Senin (18/05/2020).

"Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para pelaku ekraf, seperti, lokasi usahanya harus berada di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek)," kata Nia.

Selain itu, ia mengatakan, syarat lain yakni akun sosial media tidak boleh menggunakan mode privat serta followers atau pengikut dari akun pendaftar program ini tidak lebih 10.000 orang.

"Program ini diperuntukkan khusus untuk pelaku ekonomi kreatif bidang kuliner, fashion, dan kriya," sambung Nia.

Terkait hal tersebut, ia mengatakan saat ini sudah ada 4.000 pelaku ekonomi yang mendaftar dan 900 yang mengisi formulir.

"Nantinya, dari jumlah tersebut akan dikurasi menjadi 500 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," katanya.

Selanjutnya, Nia mengatakan, pelaku ekonomi tersebut akan diberikan pendampingan oleh mentor-mentor profesional mulai dari pengemasan, produk, hingga promosi.

https://travel.kompas.com/read/2020/05/28/180200027/new-normal-pelaku-umkm-makanan-diminta-utamakan-higienitas-dan-digitalisasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke