Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Negara-negara di ASEAN Bisa Jadi Contoh Indonesia Sebelum Buka Pariwisata

Hal ini guna mendukung kesiapan pariwisata Indonesia, jika sewaktu-waktu akan kembali dibuka.

Jokowi menegaskan pariwisata harus produktif, namun tetap aman dari Covid-19.

"Karena isu utamanya adalah keselamatan dan kesehatan, maka protokol tatanan normal baru di sektor pariwisata betul-betul harus menjawab isu utama tadi, mulai dari protokol kesehatan yang ketat di sisi transportasinya, di sisi hotelnya, di sisi restorannya, dan juga area-area wisata yang kita miliki," ujarnya dalam rapat terbatas melalui video conference, Kamis (28/5/2020).

Lantas bagaimana kondisi pariwisata di luar negeri yang sudah memasuki fase New Normal?

Kompas.com menghubungi Deputy of President ASEAN Tourism Association (ASEANTA) Eddy Krismeidi Soemawilaga, Jumat (29/5/2020) untuk menanyakan kondisi terkini pariwisata ASEAN.

Wisatawan Domestik Lebih Berkembang

Menurut Eddy, sesuai prediksinya, yang akan berkembang terlebih dahulu di masa new normal adalah wisatawan domestik.

Ia mencontohkan negara Vietnam di mana jumlah penerbangan domestik pada Minggu 25 Mei 2020, sudah melampaui jumlah penerbangan domestik di minggu yang sama tahun 2019, menurut data CAPA.

"Hal ini menunjukkan bahwa memang orang sudah jenuh dengan segala macam pembatasan, sehingga dengan adanya kelonggaran yang diberikan, mereka langsung memanfaatkannya untuk melakukan perjalanan domestik," kata Eddy, Jumat.

Eddy juga melaporkan kondisi kasus Covid-19 di lima negara ASEAN dengan jumlah kasus aktif Covid-19 sudah mengecil atau terkendali hingga hari ini.

Lima negara itu di antaranya Thailand 63 kasus, Kamboja 2 kasus, Vietnam 49 kasus, Laos 3 kasus, dan Brunei Darussalam 1 kasus.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa negara-negara tersebut hingga kini belum membuka pintu perbatasannya untuk membolehkan wisatawan asing masuk.

"Sebagai contoh, Thailand masih memperpanjang penutupan penerbangan internasional ke Thailand hingga akhir Juni 2020. Negara-negara ini hanya mulai melonggarkan pembatasan-pembatasan yang dilakukan terhadap penduduknya," jelasnya.

Kasus Covid-19 Terkendali, Negara-negara ASEAN Tak Perlu Protokol Kesehatan Ketat

Eddy menambahkan, kondisi terkini di beberapa negara Asia Tenggara yang sudah melandai kasus Covid-19-nya. Tidak banyak memerlukan protokol kesehatan yang ketat.

Salah satunya yaitu, keharusan melakukan tes Covid-19. Hal ini mengakibatkan mudahnya proses perjalanan yang dapat dilakukan wisatawan domestik.

"Perlu dicatat, bahwa dengan terkendalinya Covid-19 ini, perjalanan domestik yang dilakukan tidak banyak memerlukan protokol kesehatan ketat," terang Eddy.

Apa Tahapan Selanjutnya Negara-negara di ASEAN yang kasus Covid-19 Melandai?

Eddy kembali mengungkapkan tahapan selanjutnya yang dilakukan negara-negara Asia Tenggara dengan kasus Covid-19 yang melandai atau terkendali.

Kata dia, negara-negara ini tengah melakukan persiapan untuk melakukan pembukaan pintu perbatasan mereka.

"Untuk menekan risiko, masuknya kasus baru akibat masuknya wisatawan asing, kemungkinan besar negara-negara ini akan melakukan pembukaan pintu perbatasan untuk negara-negara yang memiliki situasi hampir sama seperti atau travel bubble, seperti Korea Selatan dengan China di awal Mei lalu," katanya.

Namun, ia menambahkan, bahwa pembukaan pembatasan ini kemungkinan besar hanya untuk perjalanan bisnis.

Lebih lanjut ia mengatakan, hal yang sama juga dilakukan oleh beberapa negara Eropa seperti Estonia, Latvia, dan Lithuania. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya gelombang kedua kasus Covid-19 dari wisatawan asing.

"Meskipun dibuka, protokol-protokol perjalanan lintas batas harus disepakati bersama sehingga mitigasi terhadap munculnya second-wave dapat dipersiapkan," jelas Eddy.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/01/165000027/negara-negara-di-asean-bisa-jadi-contoh-indonesia-sebelum-buka-pariwisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke