Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

“Susu” Nabati yang Sebenarnya Bukan Susu, Kenali 8 Jenisnya

Ada yang memang tak mau mengonsumsi bahan hewani seperti susu, daging, dan telur karena pilihan pola makan. Namun ada juga yang karena alergi atau intoleransi.

Namun ternyata, penyebutan “susu” terhadap produk nabati tersebut sebenarnya tak tepat.

Menurut Dr. Epi Taufik, S.Pt, MVPH, M.Si, Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB), olahan nabati tersebut tidak bisa disebut susu.

“Susu adalah cairan yang keluar dari kelenjar ambing. Kelenjar ambing ada di semua mamalia. Ambing adalah wadah susu pada hewan, kalau yang dipegang pemerah itu putingnya,” jelas Epi pada Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).

Standar Nasional Indonesia tentang susu segar tahun 2011 juga menyebut susu sebagai cairan yang keluar dari kelenjar ambing sapi.

Penyebutan olahan nabati sebagai “susu”, kata Epi, mungkin karena penampilannya yang secara fisik cukup mirip.

Di dunia, ada banyak ragam jenis “susu” nabati yang bisa kamu konsumsi sebagai pengganti susu hewani.

Seperti dilansir dari Healthline, berikut ini beberapa opsi “susu” nabati yang bisa kamu coba sebagai alternatif mengonsumsi susu hewani.

1. Susu kacang kedelai

Susu kacang kedelai dibuat dari kacang kedelai atau isolat protein kedelai. Terkadang, susu kedelai diberi tambahan berupa pengental dan minyak sayur untuk meningkatkan rasa dan konsistensi.

Rasa dari susu kedelai biasanya ringan dan sedikit creamy. Namun rasanya bisa berbeda tergantung merk.

Susu kedelai paling baik digunakan jadi pengganti susu sapi dalam sajian gurih, dicampur dengan kopi, atau dengan sereal.

Dalam hal nutrisi, susu kedelai jadi salah satu pengganti non-susu yang paling mirip dengan susu sapi. Keduanya mengandung jumlah protein yang mirip, tetapi susu kedelai punya kandungan kalori, lemak, dan karbohidrat setengahnya dari susu sapi.

2. Susu kelapa

Berbeda dari santan yang biasa kamu gunakan untuk memasak, susu kelapa ini merupakan versi lebih encer.

Susu kelapa punya tekstur yang creamy dan manis dengan sedikit rasa kelapa yang lembut. Susu kelapa mengandung protein dan karbohidrat paling rendah di antara susu nabati lainnya.

Biasanya susu oat digunakan untuk memasak sebagai pengganti susu sapi. Susu oat akan terasa enak untuk campiran sereal atau smoothies.

Susu oat mengandung jumlah kalori yang mirip dengan susu sapi, dua kali lipat jumlah karbohidrat, dan sekitar setengah jumlah protein dan lemak.

4. Susu beras

Susu beras dibuat dari beras putih atau coklat yang digiling dan dicampur dengan air. Seperti susu nabati lainnya, biasanya susu beras diberi tambahan berupa pengental untuk meningkatkan kekentalan dan rasa.

Susu beras punya rasa yang ringan dan manis alami. Konsistensinya agak cair dan baik untuk diminum langsung atau dicampur jadi smoothies, dengan sajian penutup, atau dengan oatmeal.

Susu beras mengandung jumlah kalori yang mirip dengan susu sapi tapi dua kali lipat tingkat karbohidratnya. Protein dan lemaknya juga lebih sedikit.

Oleh karena jumlah protein yang rendah, susu beras bukan pilihan terbaik untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, atlet, dan orang tua karena mereka membutuhkan lebih banyak protein.

Susu kacang mede dibuat dari campuran kacang mede atau mentega kacang mede dan air dengan rasa yang kaya dan creamy, manis, dan rasa kacang yang terasa halus.

Susu kacang mede baik untuk dijadikan pengental untuk smoothies, krimer kopi, dan pengganti susu sapi untuk sajian penutup.

Susu kacang mede punya kandungan kalori, karbohidrat, dan gula yang rendah. Namun, susu kacang mede juga punya kandungan protein yang rendah dan mungkin bukan pilihan yang tepat untuk orang yang membutuhkan protein tinggi.


 6. Susu macadamia

Susu macadamia sebenarnya terbuat lebih banyak dari air dan hanya sekitar tiga persen kacang macadamia.

Susu macadamia merupakan pendatang baru di pasar. Susu macadamia punya kandungan lemak tak jenuh tunggal yang tinggi dan kalori serta karbohidrat yang rendah.

Rasanya kaya, lebih lembut, serta lebih creamy daripada susu nabati lainnya. Susu ini terasa enak jika langsung diminum atau bisa juga dicampur dengan kopi atau smoothies.

7. Susu quinoa

Susu quinoa punya rasa yang cukup tajam, sedikit manis, dan terasa kacang-kacangan.

Susu quinoa mengandung jumlah kalori, protein, dan karbohidrat yang cukup jika dibandingkan dengan susu nabati lainnnya.

Biji quinoa dikenal sangat bernutrisi, bebas gluten, dan kaya akan protein tingkat tinggi.

Quinoa juga dikenal sebagai superfood dalam beberapa tahun belakangan. Susu quinoa paling tepat untuk dicampurkan dengan sereal atau bubur hangat.

8, Susu kacang almond

Susu kacang almond terbuat dari kacang almond utuh atau mentega almond yang dicampur dengan air.

Susu almond punya tekstur yang ringan dan rasa yang sedikit manis dengan rasa kacang. Susu almond biasa dicampur dengan kopi dan teh, juga dicampur menjadi smoothies dan jadi pengganti susu sapi untuk sajian penutup dan kue-kue.

Jika dibandingkan dengan susu sapi, susu almond mengandung lebih sedikit kalori dan lemak. Susu almond juga punya kandungan protein dan karbohidrat yang lebih rendah.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/02/100200427/-susu-nabati-yang-sebenarnya-bukan-susu-kenali-8-jenisnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke