Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Lakukan Ini Saat Lihat Orangutan di TN Tanjung Puting

Tempat konservasi yang terletak di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah ini diperkirakan memiliki 30.000 – 40.000 orangutan yang tersebar baik di dalam maupun luar TN Tanjung Puting.

Jika kamu berencana untuk berlibur ke sana pasca-pandemi virus corona, ada beberapa hal yang perlu diketahui demi keselamatan saat melihat orangutan.

“Kita ikuti panduan jarak aman 5 – 10 meter. Kita kasih mereka ruang,” kata Pemandu Tur sekaligus Founder Orangutan Journey, Mickey Juanda, dalam sesi webinar bertajuk Support Indonesia Tourism, Discover Borneo & The World’s Capital of Orangutans, Minggu (7/6/2020).

Kendati orangutan bukan makhluk agresif, namun Mickey mengatakan, mereka memiliki gerakan yang tidak bisa diprediksi.

Oleh karena itu, Mickey menuturkan, wisatawan yang akan berkunjung harus mematuhi aturan tersebut.

Menjaga jarak dianggap sebagai memberi hormat kepada mereka. Dengan begitu, kamu tetap bisa melihat aktivitas orangutan di alamnya dengan aman.

“Ada kejadian karena terlalu dekat, mereka digigit sama orangutan. Ada yang barangnya diambil, dan sebagainya,” tutur Mickey.

“Kita jangan ceroboh. Mereka terlihat lucu, tapi hewan tidak bisa ngomong. Kita enggak tahu mereka marah atau enggak. Makanya harus jaga jarak,” lanjutnya.

Selain itu, saat berkunjung ke TN Tanjung Puting, kamu juga tidak bisa jalan-jalan sendiri meski sudah hafal medan dan rintangan.

Kamu tetap harus dipandu oleh minimal satu ranger. Kamu juga harus patuhi setiap arahan ranger, baik saat berjalan menuju habitat orangutan maupun saat didekati orangutan.

Orangutan yang berada di TN Tanjung Puting, dikatakan oleh Mickey, memang untuk dilepaskan kembali ke habitatnya dan bukan untuk dijinakkan.

Hal ini tentu berbeda dengan orangutan di kebun binatang yang sangat bergantung kepada makanan yang diberi manusia.

“Di Hutan di Tanjung Puting diberlakukan supplementary feeding, tapi ini sangat terbatas. Dari sekitar 200 orangutan yang kita lepas, hanya 10 yang datang. Sisana benar-benar tercukupi dengan yang mereka cari di hutan,” kata Mickey.

Supplementary feeding adalah pemberian makanan tambahan yang mengandung nutrisi yang cukup bagi tubuh hewan maupun manusia.

Saat berkunjung ke TN Tanjung Puting, pemberian makanan kepada orangutan merupakan hal yang sangat dilarang.

“Pemberian makanan akan merubah social behaviour mereka,” ujar Mickey.

Untuk kunjungan saat new normal, Mickey mengatakan bahwa ada kemungkinan dalam aturan kunjungan nanti wisatawan dianjurkan mengenakan masker.

Hal tersebut dilakukan guna menghindari penyebaran infeksi dari manusia ke orangutan.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/10/131200627/jangan-lakukan-ini-saat-lihat-orangutan-di-tn-tanjung-puting

Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke