Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kenapa Maskapai Tak Bisa Refund Tiket dalam Bentuk Uang Tunai?

Maskapai penerbangan yang sudah berbulan-bulan terdampak pandemi dan menghentikan penerbangannya, juga dipersulit dengan kondisi didesak calon penumpang untuk mengembalikan dana dalam bentuk tunai.

Pemerintah pun memberikan solusi kepada maskapai untuk bisa mengembalikan dana dalam bentuk travel voucher, ataupun akun kredit pada penumpang--tidak harus berbentuk tunai.

Lantas apa alasannya?

Pengamat penerbangan Jaringan Penerbangan Indonesia, Gerry Soejatman mengatakan, ada penjelasan yang baik dari The International Air Transport Association (IATA) mengenai refund berbentuk travel voucher.

"Travel voucher adalah mem-preserve haknya konsumen untuk bisa digunakan di kemudian hari. Jadi ini sama saja dengan airlines itu menjaga haknya konsumen tanpa membangkrutkan diri mereka," kata Gerry dalam webinar Astindo bertajuk "Tantangan Kompleksitas Pengembalian Dana Industri Travel di Tengah Pandemi Covid-19" Kamis (18/6/2020).

"Kalau dipaksa balik semua bentuk tunai, airlines akan bangkrut," lanjutnya.

Ia menjelaskan, apabila refund tetap dikembalikan dalam bentuk tuna, maka akan berimbas pula ke travel agent yang mana tak bisa menerima refund cash, jika airlines bangkrut.

Oleh karena itu, menurutnya, hal ini sudah sebuah solusi yang terbaik meski akan terasa pahit bagi konsumen.

"Di negara lain pun akan berbuat sama. Bahkan, ada negara yang tetap mewajibkan memaksakan maskapai mengembalikan cash. Ujung-ujungnya itu akan menutup operasional perusahaan," jelasnya.

Paham kondisi sulit

Sementara itu, kondisi sulit maskapai dan travel agent dalam mengembalikan dana berupa uang tunai juga ditanggapi traveler sekaligus penulis buku, Trinity.

Ia akhirnya memahami bagaimana kondisi pelik yang dialami industri perjalanan ini.

"Aku jadi tahu kondisi maskapai dan travel agent itu sama-sama terjepit. Aku sering dikontak orang lewat Instagram menanyakan bagaimana refund tiket, karena aku sering jalan-jalan," kata Trinity.

"Jadi sekarang dengan adanya pengetahuan ini, aku bisa jelaskan kalau refund itu enggak sesimpel yang kita kira," lanjutnya.

Dirinya pun merasa beruntung karena sempat melakukan refund pada saat kondisi belum sesulit sekarang.

"Karena dulu itu masih bisa pakai auto refund, tapi sekarang dengan adanya kayak begini ya harus sabar aja buat teman-teman, masyarakat," terangnya.

Namun, ia mengusulkan, baik maskapai dan travel agent untuk selalu memperbarui informasi perjalanan dan refund kepada masyarakat.

Hal tersebut, menurutnya, sangat berguna bagi masyarakat awam atau traveler pemula yang belum begitu banyak mengetahui perihal proses refund terlebih di masa pandemi.

"Misalnya ya diinfokan saja lewat online bahwa refund akan dikembalikan dengan travel voucher yang berlaku sampai dengan satu tahun, misalnya," kata Trinity.

"Jadi ada manage ekspektasi itu, tapi tetap harus ikuti aturan pemerintah, karena terkadang aturannya berubah-ubah," katanya.

Ia juga mengusulkan, informasi ini dapat lebih ditingkatkan lagi terutama untuk travel agent. Hal tersebut lantaran, selama ini dirinya lebih banyak menerima informasi terkait refund dari maskapai.

"Dari travel agent itu, saya sampai sekarang belum menerima updatenya," pungkasnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/19/070500827/kenapa-maskapai-tak-bisa-refund-tiket-dalam-bentuk-uang-tunai

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke