Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

IATA: Travel Bubble Bisa Bantu Industri Penerbangan dan Pariwisata

Indonesia termasuk dalam negara yang tengah membicarakan perihal travel bubble dengan beberapa negara.

Country Manager of Indonesia dari International Air Transport Association (IATA) Rita Rompas mengaku mendukung rencana travel bubble antara Indonesia dengan beberapa negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia.

"Kita sudah mulai membicarakannya melalui Kementerian Maritim dan Kementerian Perekonomian, mereka sudah berdiskusi travel bubble dengan China dan kemungkinan tiga negara lain yaitu Jepang, Korea Selatan dan Australia," kata Rita dalam webinar bincang bisnis Asita bertajuk "New Normal Industri Penerbangan: Tata Niaga Baru BPW dan Airlines", Sabtu (20/6/2020).

Menurutnya, travel bubble dapat membuka kembali penerbangan internasional di beberapa negara tersebut.

Adapun tujuan travel bubble, kata dia, memungkinkan untuk dapat membantu segi bisnis ekonomi dan pariwisata.

"Karena tanpa adanya pergerakan yang diinginkan terus terang industri ini belum bisa melakukan hal-hal yang diperlukan. Jadi tetap aja masih sakit," ujarnya.

Ia pun menuturkan dampak dari Covid-19 bagi sektor perjalanan dan pariwisata dapat berlangsung bertahun-tahun, jika pergerakan tidak dilakukan.

Rita memprediksi, dampak Covid-19 bisa hingga tiga tahun mendatang bagi sektor penerbangan.

Pada tahun awal Covid-19, misalnya, Rita menyebut industri penerbangan di dunia kehilangan sebesar 80 miliar dollar AS.

"Itu kerugian yang harus mereka tanggung, jadi kita harapkan tahun 2021 baru bisa mulai," kata Rita.

"Tahun 2022 mungkin dia akan breakeven, 2023 kita harapkan dia akan kembali seperti tahun 2019 dia punya traffic," lanjutnya.

Terkait hal ini, Rita mengatakan antara maskapai dan travel agent harus duduk bersama memikirkan solusi yang tepat jika suatu waktu travel bubble sudah diterapkan untuk mendongkrak kembali perjalanan internasional dan pariwisata.

"Saya setuju kita semua harus duduk bersama, sama-sama mapping apa yang sebaiknya dilakukan pada saat kita mau mulai lagi kembali terbang di udara," pungkasnya.

Sebelumnya Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, menuturkan bahwa Malaysia dan Indonesia diharapkan dapat bekerja sama menciptakan travel bubble.

"Jadi, kami berharap Malaysia dan Indonesia akan memulai travel bubble," katanya dalam webinar “Reset Restart Recover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020) malam.

Travel bubble merupakan kondisi ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol laju virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/22/162000327/iata--travel-bubble-bisa-bantu-industri-penerbangan-dan-pariwisata

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke