Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Ciremai Dibuka Hanya untuk Trekking, Apa Bedanya dengan Pendakian?

Salah satu TN yang telah dibuka adalah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Jawa Barat yang resmi buka kembali pada Jumat (26/6/2020) untuk Kabupaten Kuningan.

Kepala Balai TNGC Kuswandono mengatakan, pihaknya membuka kunjungan umum hanya untuk kegiatan trekking dan penyediaan makanan serta minuman, pada tahap pertama.

"Jadi kami buka hanya untuk trekking, bukan pendakian di tahap pertama ini. Jadi pendakian tidak diizinkan untuk sementara waktu," kata Kuswandono, dalam webinar Federasi Mountaineering Indonesia (FMI), bertajuk "Mendaki Gunung Aman dan Sehat di Masa Pandemi" Kamis (25/6/2020).

Lantas, apa perbedaan trekking dan pendakian gunung?

Kuswandono menjelaskan, kegiatan pendakian merupakan kegiatan wisata alam dengan berjalan kaki hingga sampai ke puncak gunung.

Sementara itu, kegiatan trekking tidak sampai ke puncak gunung, meskipun jalur yang digunakan adalah jalur pendakian.

"Jadi kalau di Gunung Ciremai itu kan pendakiannya normal dua hari satu malam, otomatis ada waktu menginap. Nah, ini tak diperbolehkan, maka dibuat trekking saja atau trip satu hari tanpa menginap," jelasnya.

Kuota pengunjung dan batas jalur

Ia kemudian mengungkapkan, pihaknya sudah membuat kuota kapasitas pengunjung trekking dan penetapan batas jalur.

Sebagai contoh, kata dia, di Kabupaten Kuningan yaitu jalur Palutungan, trekking hanya bisa sampai Cigowong. Kemudian untuk trekking di jalur pendakian Linggajati hanya dapat sampai di Pamerangan.

"Untuk jalur pendakian Linggasana, trekking-nya hanya sampai Ki Jamuju. Lalu untuk Majalengka, jalur pendakian Apuy, trekking-nya hanya sampai Tegal Masawa," terangnya.

Selain itu, daya tampung atau kuota pengunjung juga dibatasi untuk jalur trekking Cigowong yaitu 60 orang, Pamerangan 28 orang, Ki Jamuju 26 orang, dan Tegal Masawa 55 orang.

Ia juga menjelaskan, pada tahap pembukaan pertama untuk trekking maksimal rombongannya hanya empat orang.

Terkait registrasi, pengunjung trekking dapat melakukan secara offline di basecamp. Adapun waktu operasionalnya akan dilayani loket mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Para pengunjung juga diimbau wajib mengenakan masker dan membawa hand sanitizer, membawa makanan dan minuman cukup.

Tambahan persyaratan lainnya adalah perihal administrasi. Khusus bagi pengunjung dari luar daerah Kuningan, Majalengka dan Cirebon wajib menyertakan surat keterangan bebas Covid-19.

"Tapi ini masih akan kami konsultasikan dengan Gugus Tugas Covid-19 baiknya surat bebas Covid dalam bentuk rapid atau swab test," ujarnya.

Melalui akun Instagram resmi Gunung Ciremai @gunung_ciremai juga membeberkan perbedaan trekking dan pendakian.

Dalam akun tersebut memuat gambar dengan informasi bahwa pendakian akan dilakukan pada pembukaan tahap kedua yang mana akan ditetapkan kapasitas pengunjung sebanyak 40 persen dari kuota normal.

Kemudian, maksimal rombongan juga dituliskan sebanyak delapan orang, dan para pendaki harus melakukan registrasi online melalui website Gunung Ciremai.

Pendakian Gunung Ciremai juga akan diatur soal berkemah yang mana pendaki harus mendirikan kemah di Transit Camp dan berisi satu tenda maksimal dua orang.

https://travel.kompas.com/read/2020/06/27/181100127/gunung-ciremai-dibuka-hanya-untuk-trekking-apa-bedanya-dengan-pendakian-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke