Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Teknologi Digital Bantu Museum pada Masa Pandemi?

JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa museum di dunia sudah mulai beroperasi dan siap menyambut calon wisatawan pada era new normal.

Selain protokol kesehatan, persiapan yang dilakukan dalam menyambut kembali wisatawan semakin aman adalah dengan memanfaatkan teknologi digital.

Museum-museum di Belanda yang termasuk dalam National Museum of World Cultures, salah satunya Museum Volkenkunde, misalnya.

Museum tersebut memanfaatkan teknologi digital untuk pembelian tiket.

"Peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah Belanda, pengunjung harus membeli tiket secara online,” kata Head of Exhibitions National Museum of World Cultures, Anne Marie Woerlee, dalam webinar bertajuk “Prospect of Reopening of Museums in the New Normal”, Rabu (8/7/2020).

Mereka juga memanfaatkan kode QR untuk mengurangi penumpukkan di setiap koleksi yang ada.

Pengunjung hanya perlu mengunduh aplikasi yang dapat membaca kode QR, lalu memindai kode yang telah disediakan di setiap koleksi museum.

“Kode QR di setiap label koleksi agar pengunjung tidak berkerumun dan bisa membaca informasi terkait koleksi di mana saja. Kami juga sediakan Wi-FI gratis,” kata Woerlee.

Senada dengan hal tersebut, Pengarah Muzium Negara di Malaysia, Zamrul Amri bin Zakaria, menuturkan, mereka juga berlakukan kode QR bagi masyarakat untuk melakukan registrasi sebelum berkunjung.

Melalui kode tersebut, pengunjung akan diberikan kartu bernomor saat berkunjung. Kartu tersebut digunakan untuk membatasi kunjungan dalam satu waktu.

“Apabila selesai, kartu dimasukkan ke dalam kotak untuk disanitasi,” kata Zamrul dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, wisatawan juga dianjurkan untuk check-in dengan aplikasi MySejahtera sebelum memasuki museum.

Zamrul menuturkan, sebelum museum-museum di Malaysia diizinkan beroperasi kembali sejak 16 Juni 2020, pihaknya memanfaatkan teknologi tiga dimensi untuk memamerkan koleksi museum.

“Ada 33 koleksi artefak yang kami bagikan secara tiga dimensi. Masyarakat dapat melihatnya dari segi keseluruhannya,” kata Zamrul.

Dia menuturkan, artefak-artefak tersebut sebelumnya hanya bisa dilihat jika masyarakat berkunjung secara langsung ke Muzium Negara.

Namun, kini masyarakat Malaysia dan penduduk negara lain bisa melihatnya dengan mudah hanya melalui internet.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, Rabu (8/7/2020), Museum Nasional pun memanfaatkan teknologi tersebut dalam tur virtual di laman bit.ly/mnivirtual.

Pengunjung laman virtual bisa pilih “Museum Collections” untuk melihat beberapa koleksi museum secara tiga dimensi.

Sebagai contoh, pengunjung bisa memilih “Mangkuk Ramayana” dan pilih “View on 3D”. Pengunjung akan diantar ke laman baru yang menampilkan koleksi tersebut secara tiga dimensi.

Melalui laman tersebut, Museum Nasional juga menyediakan penjelasan singkat yang bisa dibaca dan didengar oleh pengunjung laman virtual.

https://travel.kompas.com/read/2020/07/09/093100627/bagaimana-teknologi-digital-bantu-museum-pada-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke