Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Eloknya Danau Rana Kulan yang Tersembunyi di Manggarai Timur

BORONG, KOMPAS.com - Pesona eksotis Danau Rana Kulan tersembunyi di Desa Rana Kulan, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur.

Belum banyak orang yang tahu Danau Rana Kulan ini. Hanya warga Desa Rana Kulan dan sekitarnya yang mengetahui keberadaan danau ini. Danau Rana Kulan berada di tengah hutan lindung RTR 0101 Jemali.

Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Timur, Heremias Dupa dan Ketua Komisi C DPRD, Siprianus Habur bersama Kompas.com mengunjungi obyek wisata Danau Rana Kulan pada Jumat (3/7/2020).

Kunjungan ini sekaligus memantau kondisi hutan karena adanya kabar terjadi perambahan hutan.

Dupa dan Habur terkejut dengan keindahan danau yang berada di tengah hutan lindung tersebut.

"Kami baru pertama melihat Danau Rana Kulan. Selama ini kami dengar informasi tentang keberadaan danau ini. Ini obyek wisata unggul di Kabupaten Manggarai Timur," jelasnya.

Menurutnya, Dinas Pariwisata Manggarai Timur harus memiliki konsep pengembangan berbasis lingkungan dan komunitas.

"Selain itu pengembangan pariwista berbasis cerita kekhasan nama-nama obyek wisata," katanya.

Dupa dan Habur meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur mengembangkan dan giat mempromosikan pariwisata.

Banyak tempat wisata yang belum dipromosikan di daerah, baik wisata budaya, alam, pantai, Komodo, burung endemik, danau-danau, air terjun, kain tenun, makanan khas, serta bunga teratai terunik di dunia.

Ketua BPD Desa Rana Kulan, Yeremias Saur dan anggotanya Arsyad Alo kepada Kompas.com, Jumat (3/7/2020) menjelaskan kawasan Danau Rana Kulan memiliki tujuh anak danau kecil di tengah hutan lindung.

Ketujuh danau ini adalah Danau Geleng, Kipo, Rawuk, Katol, Paku, Wencuwoan dan Sambi. Jadi Danau Ranu Kulan merupakan danau terbesar. Jadi total danau di dalam kawasan hutan lindung RTR 0101 Jemali ini ada 8 danau.

"Jadi danau yang terunik karena memiliki anakan danau kecil. Kami berharap hasil kunjungan ini ada perhatian serius dari Pemda Manggarai Timur untuk destinasi di Desa Rana Kulan," harapnya.

Saur dan Alo menjelaskan, dulu saat jalan aspal dari Lengko Ajang dalam kondisi bagus, Danau Rana Kulan menjadi tempat wisata.

Setiap minggu, banyak masyarakat dari Lengko Ajang, Elar, dan Sambirampas berwisata di danau tersebut. Namun, sesudah jalan rusak, warga tidak berkunjung lagi.

"Dulu di sekitar danau ini ramai dikunjungi warga lokal untuk berwisata. Namun, akhir-akhir ini tidak lagi menjadi tempat berwisata," katanya.

Jalan rusak

Warga Desa Rana Kulan saat dialog dengan Ketua DPRD di rumah Kepala Desa Rana Kulan menyampaikan infrastruktur jalan yang masih sangat rusak di Desa Rana Kulan.

Jalan rusak itu mulai dari Cabang Watunggong ke arah utara. Siapapun yang melintasi jalan ini harus hati-hati karena bekas aspalnya sudah terkelupas.

Selain jalan, jembatan di desa ini juga hanya beralaskan papan. Dalam dialog tersebut, warga memuji kedatangan Ketua DPRD Manggarai Timur yang berani mengunjungi Desa Rana Kulan. Menurut para warga, hal ini menjadi sejarah pertama Ketua DPRD Manggarai Timur mengunjungi Desa Rana Kulan.

"Kerinduan kami untuk melihat Ketua DPRD Manggarai Timur terwujud. Harapannya, jejak kaki bisa membekas Desa Rana Kulan dengan berjuang memperbaiki jembatan Wae Lampang," harapan dari semua warga.

Di hadapan warga saat dialog itu, Ketua DPRD Manggarai Timur, Heremias Dupa berjanji memperbaiki jembatan Wae Lampang.

"Kondisi kerusakan jembatan Wae Lampang sangat parah dan menjadi viral beberapa waktu lalu. Saya berjanji agar 2021 memprioritas perbaikan Jembatan Wae Lampang. Setiba di Borong, DPRD akan bertemu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Bappeda untuk mengalokasikan anggaran buat Jembatan Wae Lampang," janjinya.

https://travel.kompas.com/read/2020/07/10/201000127/eloknya-danau-rana-kulan-yang-tersembunyi-di-manggarai-timur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke