Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Aktivitas Naik Gunung Berbahaya?

Kabar terbaru datang dari salah satu pendaki Gunung Piramid, Bondowoso, Jawa Timur, yang ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh dari atas gunung berketinggian 1.521 mdpl ini, Minggu (9/8/2020).

Berkaca pada kejadian yang tak mengenakkan pada pendakian gunung, lantas apakah aktivitas wisata yang juga merupakan hobi bagi sebagian orang ini menjadi berbahaya?

EIGER Adventure Service Team (EAST) Manager, Galih Donikara, mengatakan, kegiatan mendaki gunung memiliki dua jenis bahaya sekaligus yaitu mengandung dan mengundang bahaya.

"Gunung atau alam bebas itu mengandung sekaligus mengundang bahaya. Jadi kalau bahaya yang timbul dari gunung atau alam kita sebut bahaya obyektif," kata Galih.

"Sementara bahaya yang satu lagi bahaya dari diri kita sendiri atau subyektif," lanjutnya  saat Live Instagram Kompas Travel bertema "Tips Aman Naik Gunung Era New Normal", Senin (10/8/2020).

Untuk bahaya yang ditimbulkan oleh gunung, ia mencontohkan dapat dilihat dari seberapa ketinggian gunung itu. Faktor ketinggian gunung menyebabkan udara semakin tipis, kata dia.

Selain itu, semakin tinggi gunung tersebut, maka kian dingin pula suhu udara di sana.

"Apalagi musim kemarau, justru lagi dingin-dinginnya. Kemudian, keterjalannya, kerumitan jalurnya. Mungkin juga dari sisi durasinya atau lama mencapai puncaknya. Itu bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh alam," jelasnya.

Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan oleh alam atau dalam hal ini gunung, tambahnya, semakin membuat seorang pendaki harus menyadari bahaya berikutnya yaitu dari diri sendiri.

Oleh sebab itu, menurutnya seorang pendaki harus menyiapkan diri untuk menghadapi beragam bahaya yang bisa ditimbulkan dari gunung.

Ia mengungkapkan, cara-cara menghadapi bahaya tersebut di antaranya berlatih fisik, berlatih mental, dan menjaga sikap.

"Sikap seperti ceroboh dan apalagi sombong. Sombong terhadap alam, terhadap jalurnya, sombong terhadap adat istiadat sekitar gunung. Itu lah yang sebenarnya lebih mencelakakan yang ada dari diri kita," tambahnya.

Ia mengingatkan, kedua hal ini perlu diketahui betul oleh para pendaki sebelum kegiatan pendakian gunung dilakukan.

Lalu bagaimana cara meminimalisir bahaya tersebut?

Menurutnya, tidak ada cara lain selain terus berlatih dan belajar untuk mengatasi bahaya yang selalu ada ketika pendakian.

Latihan dan belajar soal pendakian gunung itu dapat dilakukan dengan cara menyiapkan perlengkapan pendakian, mensimulasikan perbekalan perihal makanan logistik misalnya.

"Harus sesuai kalori dan gizi. Itu harus dilatih terus saja, dibiasakan. Jadi harus benar-benar paham betul bahwa berkegiatan di alam terbuka seperti pendakian gunung, banyak unsur bahayanya, tapi bahaya itu bisa kita minimalisir dengan pengetahuan, keterampilan, sikap kita dan terus berlatih," pungkasnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/08/11/160200827/benarkah-aktivitas-naik-gunung-berbahaya

Terkini Lainnya

 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke