Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transformasi Belitung, dari Tambang ke Pariwisata

KOMPAS.com – Geopark Belitung di Kepulauan Bangka Belitung sempat dinominasikan untuk UNESCO Global Geopark (UGG) 2020, meski tidak lolos mewakili Indonesia.

Sebanyak 17 Geopark Belitung memiliki keunikan tersendiri. Mulai dari Juru Sebrang yang dulu merupakan bekas tambang timah, hingga Batu Baginda dengan hamparan hutannya yang masih asri.

Bicara tentang tambang timah, selama beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran dalam pencarian pengembangan ekonomi setempat.

Wakil Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan, masyarakat Belitung sudah mulai beralih dari tambang ke pariwisata. Hal ini terlihat dari salah satu tempat wisata yakni Desa Wisata Kreatif Terong.

“Ini adalah bekas tambang timah yang dikembangkan menjadi daerah wisata. Mereka menggabungkan sayur, tambak ikan, dan seterusnya,” ujar dia.

Pernyataan itu Isyak sampaikan dalam International Forum On Spice Route 2020 bertajuk Celebrating Diversity and Intercultural Understanding Through Spice Route as One of the World’s Common Heritage, Rabu (23/9/2020).

Meski sebagian besar masyarakat Belitung kini menggeluti industri pariwisata, mereka sempat tidak yakin akan hal tersebut.

“Dulunya, mereka tidak percaya bahwa pariwisata adalah jalan baru bagi ekonomi mereka. Transformasi ini cukup berhasil. Dari mereka petambang dan pengambil batu granit, jadi pelaku wisata,” imbuh Isyak.

Bahkan selama bekerja sebagai petambang dan pengambil batu granit, Isyak masyarakat tidak tahu apa itu pariwisata.

Industri pariwisata untuk generasi muda dan lingkungan

Masyarakat Belitung yang kini bekerja di bidang industri pariwisata sangat mencintai pariwisata. Hal ini didasarkan pada pertimbangan akan generasi mendatang.

Menurut Isyak, mereka menganggap bahwa industri pariwisata yang berkelanjutan dapat memberi kepastian terhadap masa depan Pulau Belitung.

Sejumlah festival wisata pun sudah digelar di sana, salah satunya adalah Festival Rambutan Fiesta di Desa Ibul, Kecamatan Badau pada Januari 2020.

“(Festival) akhirnya bisa meningkatkan penghasilan mereka. Penghasilan petani dan masyarakat setempat jadi meningkat jauh sekali,” ujar Isyak.

Usaha menjadi anggota UGG

Isyak mengatakan, saat ini Belitung sedang mengembangkan Geopark yang pada November 2020 akan disidangkan di Paris.

“Mudah-mudahan kita bisa jadi UGG. Kalau kita bisa menjadi anggota UGG, maka Belitung sudah memilih jalur yang tepat untuk melestarikan alam dan apa yang kami miliki,” kata dia.

Isyak melanjutkan, sekarang sudah ada kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Kelayang, kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), bandara internasional, sehingga butuh butuh UGG.

Menurutdia, potensi geosite Belitung patut menjadikan daerahnya sebagai anggota UGG. Salah satu potensi adalah kawasan dengan bebatuan granit yang sudah ada sejak periode Jura.

Ada juga kawasan-kawasan eks tambang yang sudah ditinggalkan sejak ratusan tahun yang memiliki jejak sejarah.

Mengutip Pos Belitung Minggu (12/7/2020), Ketua Badan Pengelola (BP) Geopark Belitung Yuspian menuturkan, tidak lolosnya Geopark Belitung menjadi anggota UGG berarti mereka diberi kesempatan pengembangan.

“Diberi kesempatan maksimal selama dua tahun ke depan untuk dapat menyampaikan progress report sesuai rekomendasi yang disampaikan tanpa harus mengajukan usulan ulang dossier maupun evaluasi lapangan oleh assessor UGG,” kata dia.

Penyampaian laporan perkembangan itu akan diberikan paling lambat September melalui Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) sebagai perwakilan resmi UNESCO di Indonesia.

Menurut Yuspian, laporan perkembangan akan dikirim lebih cepat sesaat setelah surat resmi dari Sekretariat UGG.

Laporan tersebut akan dimasukkan dalam agenda pertemuan selanjutnya. Untuk sementara waktu, jadwal pertemuan masih akan dilaksanakan pada November di Paris.

https://travel.kompas.com/read/2020/09/25/123300027/transformasi-belitung-dari-tambang-ke-pariwisata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke