Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nama Hotel Isolasi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Tidak Dipublikasi, Ini Alasannya

KOMPAS.com – Sebanyak 13.351 kamar hotel yang tersebar di sembilan provinsi di Indonesia telah bekerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan fasilitas isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala, atau orang tanpa gejala (OTG).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menuturkan, nama-nama hotel tersebut tidak akan dipublikasi jika masih dalam keadaan standby.

“Daftar nama-nama hotel tidak diumumkan. Agak berat juga untuk memberikan nama karena status mereka belum ditetapkan sebagai tempat isolasi,” kata Maulana kepada Kompas.com, Jumat (25/9/2020).

Adapun, hotel dalam keadaan standby adalah hotel-hotel dalam daftar hotel isolasi yang masih belum dimanfaatkan pemerintah karena suatu daerah masih belum mengalami kekurangan fasilitas karantina.

Selama status hotel masih standby dan belum dinyatakan dan dipublikasikan oleh pemerintah sebagai fasilitas karantina OTG, mereka masih bisa menerima tamu.

“Itu bisa berdampak bagi pelaku. Kasihan juga hotel. Waktu itu kita sempat berikan (daftar nama hotel), tapi berdampak di publik. Media-media langsung menghubungi hotel,” ungkap Maulana.

“Itu yang bikin tidak nyaman. Kasihan tamu yang di dalam padahal itu baru usulan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Maulana mengungkapkan 27 nama hotel di Jakarta yang akan dijadikan sebagai tempat isolasi OTG.

Pernyataan itu Maulana sampaikan dalam konferensi pers yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (18/9/2020).

Meski saat ini sebanyak 13.351 kamar hotel sudah siap menjadi fasilitas karantina OTG, namun Maulana mengatakan bahwa hal tersebut akan terus berubah.

“Setiap usulan akan terus diperbarui, bisa per detik bisa per menit. Bisa ada yang mundur karena mungkin saat itu ada keputusan yang beda,” ujar Maulana.

Saat ini, hotel-hotel yang setuju namanya diusulkan kepada pemerintah sebagai fasilitas karantina OTG merupakan tanda bahwa mereka siap menjadi hotel standby.

Menurut Maulana, apa yang dilakukan oleh hotel-hotel tersebut merupakan bentuk bantuan yang disalurkan kepada pemerintah dan masyarakat.

“Dalam posisi begini juga susat buat melakukan sesuatu. Hotel lebih siap (jadi fasilitas karantina) karena kita tidak bisa bicara tentang rumah sakit,” kata Maulana.

“OTG bisa beraktivitas di karantina (hotel). Di rumah tidak bisa karena takut terjadi klaster keluarga,” lanjutnya.

Maulana tidak menampik bahwa stigma negatif akan muncul dari masyarakat pada hotel-hotel yang dijadikan sebagai fasilitas karantina OTG.

Kendati demikian, hal tersebut bisa diatasi dengan hotel melakukan sterilisasi secara menyeluruh dan rebranding.

“Ini harus dilakukan. Tidak ada pilihan (selain jadi fasilitas karantina OTG). Pelaku hotel butuh memutar arus kas untuk gaji karyawan. Ini salah satu bagian dari strategi untuk bertahan,” tutur Maulana.

Senada dengan Maulana, etua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta Krishnadi menyampaikan hal yang sama kepada Kompas.com, Kamis (17/9/2020).

“Dampak buruk ada, satu hotel dipakai untuk OTG bukan tamu biasa. Saat pandemi reda dan tidak ada OTG, meski tamu yang datang tahu, tapikan nama hotel dikenal sebagai hotel OTG,” ungkapnya.

Sementara itu, PR & Sales Manager PT Dafam Hotel Management (DHM) Ninik Haryanti mengatakan bahwa stigma negatif tergantung dari lokasi hotel.

Jika hotel berada di area yang memiliki kasus Covid-19 cukup tinggi, maka hotel akan menerima stigma negatif dari masyarakat.

“Di daerah tertentu dengan kasus yang masih sangat kuat, tentu saja ini akan membawa dampak negatif buat hotel jika pernah digunakan untuk isolasi mandiri,” tutur Ninik, Kamis.

Melalui stigma negatif tersebut, masyarakat akan menganggap bahwa hotel tidak aman untuk ditinggali.

Berbeda dengan Maulana, Krishnadi, Ninik, Director of Marketing & Communication Artotel Group Yulia Maria menuturkan, Kamis, hotel tidak akan mendapatkan citra buruk dari masyarakat.

Menurutnya, dalam situasi seperti ini, masyarakat tidak terlalu memperhatikan hal tersebut lantaran fokus saat ini terdapat pada ekonomi.

Krishnadi mengatakan, meski hotel yang pernah dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri OTG mendapat stigma negatif, hal tersebut tidak akan bertahan lama.

“Sampai seberapa jauh sih dampak buruknya? Apakah orang gak akan masuk ke hotel sampai setahun juga kita tidak tahu. Tapi hotel harus iklankan diri kalau mereka sudah bersih supaya orang tidak takut,” ujar Krishnadi.

Saat ini, sembilan provinsi di Indonesia telah menyiapkan sebanyak 13.351 kamar hotel untuk digunakan sebagai fasilitas karantina OTG. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut rinciannya:

  1. Sumatera Utara: 6 hotel, 449 kamar
  2. Jawa Barat: 17 hotel, 949 kamar
  3. DKI Jakarta: 31 hotel, 4.116 kamar
  4. Jawa Timur: 16 hotel, 2.160 kamar
  5. Bali: 10 hotel, 1.559 kamar
  6. Kalimantan Selatan: 15 hotel, 992 kamar
  7. Papua: 13 hotel, 1.797 kamar
  8. Jawa Tengah: 2 hotel, 173 kamar
  9. Sulawesi Selatan: 8 hotel, 1.156 kamar

https://travel.kompas.com/read/2020/09/26/203000527/nama-hotel-isolasi-pasien-covid-19-tanpa-gejala-tidak-dipublikasi-ini

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke