Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dolan ke Solo, Jangan Lupa Lihat Kampung Batiknya

KOMPAS.com – Indonesia memiliki sejumlah kampung batik yang tersohor di seluruh penjuru Nusantara, termasuk Kota Surakarta.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Surakarta Hasta Gunawan mengatakan, Surakarta sebagai kota budaya yang mandiri, maju, dan sejahtera memiliki beberapa kampung batik yang patut dikunjungi.

“Sentra batik di Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan. Ini wisata edukasi, pengunjung bisa ikut membuat batik, bisa langsung pesan batik di situ,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (3/10/2020).

Kampung Batik Kauman, pusat batik tertua di Solo

Mengutip situs resmi Dinas Pariwisata Kota Surakarta, Kampung Batik Kauman merupakan pusat batik tertua di sana.

Dahulu, kampung tersebut merupakan pemukiman abdi dalem Keraton Kasunanan yang mempertahankan tradisi dengan cara membatik.

Saat berkunjung ke sana, wisatawan bisa mempelajari tiga jenis batik khas Kampung Batik Kauman, yakni batik klasik dengan motif pakem (batik tulis), batik cap, serta batik kombinasi cap dan tulis.

Sembari mempelajari dan melihat proses pembuatan batik, jangan lupa menikmati keindahan sejumlah bangunan tua bergaya arsitektur Jawa-Belanda yang terlihat megah.

Di sana juga terdapat beberapa situs bangunan bersejarah, seperti bangunan rumah joglo. Sebelum pergi ke tempat wisata lain, jangan lupa untuk membeli dan membawa pulang batik Kauman yang indah sebagai oleh-oleh.

Kampung Batik Laweyan, ikon batik Solo sejak abad ke-19

Kampung Batik Laweyan, menurut situs resmi Dinas Pariwisata Kota Surakarta, sudah menjadi ikon batik Solo sejak abad ke-19.

Wisatawan yang berkunjung ke sana dapat melihat 250 motif batik khas Laweyan sambil berinteraksi dengan para perajin batik.

Keindahan yang ditawarkan melalui warna batik Laweyan yang cenderung lebih terang dari batik Kauman. Mungkin kamu tidak bisa menahan godaan untuk memborong batik di sana.

Sama seperti Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Laweyan juga memiliki bangunan bergaya arsitektur Jawa-Belanda.

Namun yang membedakannya adalah bangunan tersebut juga mengombinasikan gaya arsitektur khas Eropa, China, dan Islam.

Selain menikmati keindahan batik Laweyan dan melihat proses pembuatannya, wisatawan diajak untuk turut serta belajar membatik melalui kursus singkat sekitar dua jam. Tidak hanya itu, karya batik pengunjung juga bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Belanja batik di tempat lain

Jika tidak sempat berkunjung ke Kampung Batik Kauman dan Kampung Batik Laweyan, Hasta menuturkan, Surakarta memiliki banyak pilihan toko batik yang bisa dikunjungi.

“Batik kalau di Solo merata. Semua tempat ada konter batik seperti Pasar Klewer, Beteng Trade Center. Sebetulnya kita di Pasar Kliwon banyak perajin batik. Ada Istana Batik Keris,” tutur Hasta.

Istana Batik Keris merupakan tempat wisata baru di Surakarta yang dikenal sebagai Omah Lowo, atau rumah kelelawar.

Tempat wisata yang kini merupakan museum batik tersebut baru saja diresmikan oleh Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo tepat pada Hari Batik Nasional, Jumat (2/10/2020).

Mengutip Tribun Solo, Senin (28/9/2020), warga Surakarta bisa berkunjung ke sana secara gratis.

Namun, Komisaris Utama Batik Keris Lina Handianto Tjokrosaputro menuturkan, hanya gedung B dan C saja yang bisa disambangi tanpa memungut biaya sepeser pun.

“Kalau untuk Gedung A, ada sejumlah barang. Minimal pembelian Rp 25.000 bisa masuk ke Gedung A,” pungkas Lina kepada Tribun Solo.

Pada masa pandemi seperti saat ini, pastikan saat berkunjung tetap melakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan tidak bepergian jika demam atau suhu tubuh di atas 37,3 derajat Celsius.

https://travel.kompas.com/read/2020/10/03/210100727/dolan-ke-solo-jangan-lupa-lihat-kampung-batiknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke