Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Covid-19 Telah Batalkan 234 Acara MICE di Singapura

KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 telah membatalkan dan menunda 234 acara Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di Singapura.

“Biasanya terjadi 500–700 acara MICE di Singapura dan mendatangkan sekitar 400.000 pengunjung internasional,” kata Assistant Manager Singapore Tourism Board (STB) Indonesia Johanes Stevano Rahardjo.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam webinar STB Indonesia MICE Forum bertajuk “Towards the Safe Resumption of Business Events in Singapore”, Rabu (7/10/2020).

Akibat pandemi Covid-19, Johanes mengatakan bahwa Singapura mengalami penurunan dalam kunjungan internasional sebanyak 342.031 pengunjung.

Tidak hanya itu, mereka juga mengalami kerugian pada pendapatan pariwisata sekitar 587 juta dollar Singapura per 20 Juli 2020.

“MICE hasilkan 3,8 miliar dollar Singapura pada 2018. Kunjungan internasional sudah alami penurunan 95 persen sejak Maret–Juni,” ujar Johanes.

Ia melanjutkan, tahap pemulihan ada pada kuartal pertama 2021 diawali dengan perjalanan bisnis, dan tetap jalankah protokol kesehatan

Berdasarkan paparan Johanes, dimulainya kembali kegiatan MICE dapat membantu mengembalikan perekonomian Singapura.

Sektor MICE penting untuk Singapura

Sementara itu, Director Travel Agents & Tourist Guides STB Kenneth Lim pada kesempatan yang sama mengatakan, sektor MICE sangat penting bagi perekonomian Singapura.

Namun, para penyelenggara MICE harus paham bahwa mereka tidak bisa kembali pada masa sebelum pandemi Covid-19 dan harus beradaptasi dengan cara baru.

“Kita harus mencari cara baru, peluang bisnis baru, gunakan skema yang berbeda. Beradaptasi dengan teknologi virtual. Saat wisatawan kembali ke Singapura, industri MICE sudah siap dan akan menyambut mereka dengan cara baru,” ujar Lim.

Adapun, wisatawan akan disambut dengan sejumlah teknologi penunjang di masa pandemi Covid-19. Salah satunya adalah pemberian dokumen deklarasi kesehatan secara non-kontak melalui aplikasi SG Arrival Card.

Pembukaan kembali akan dilakukan secara perlahan

Senada dengan Lim, Executive Director Southeast Asia STB John Gregory Conceicao mengatakan bahwa wisatawan Indonesia merupakan pasar penting dalam pariwisata Singapura.

“Pada 2019 sendiri, sekitar 3,1 juta wisatawan Indonesia berkunjung ke Singapura. Sekitar 12 persen dari 3,1 juta adalah wisatawan MICE,” kata dia dalam kesempatan yang sama.

Dia melanjutkan, Indonesia merupakan wisatawan terbanyak kedua yang kerap berlibur ke Singapura. Terlebih para pelancong bisnis kerap menghabiskan banyak uang saat liburan.

Kendati sudah mempersiapkan sejumlah pengelolaan risiko Covid-19, Conceicao mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin terlalu terburu-buru dalam membuka perbatasan negara bagi seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.

“Akibat pandemi, perekonomian kami sama sekali tidak bergerak. Kami tidak bisa membiarkan hal tersebut. Pandemi tidak bisa menyetop kami untuk memulai kembali ekonomi,” ujar dia.

Pihaknya pun akan membuka kembali pariwisata secara perlahan dan aman.

Kegiatan MICE dapat dimulai kembali

Saat ini, Negeri Singa hanya menerima beberapa negara di bawah aturan Reciprocal Green Lane (RGL).

Mengutip situs resmi Safe Travel milik Singapura, RGL merupakan skema perjalanan jangka pendek yang memungkinkan penduduk sejumlah negara berkunjung ke Singapura melakukan bisnis dan tujuan resmi.

Johanes menuturkan, STB sebagai badan pemerintahan yang turut berperan dalam membuka kembali perbatasan Singapura bagi wisatawan telah bekerja sama dengan sejumlah pihak.

Adapun, kerja sama dilakukan untuk menyusun sejumlah tahapan agar Singapura dapat dibuka untuk perjalanan non-RGL. Salah satunya adalah untuk penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).

“Kami juga telah mengidentifikasi beberapa acara yang akan menjadi pilot project, termasuk ITB Asia,” tutur Johanes.

Berdasarkan keterangan pers yang Kompas.com terima, STB berencana untuk menggelar acara MICE percontohan pada November 2020, yakni TravelRevive yang didukung oleh ITB Asia dan STB.

“TravelRevive akan menarget pengunjung dari negara-negara yang telah bekerja sama dengan Singapura dalam perjanjian lintas perbatasan,” seperti yang tertera dalam keterangan pers tersebut.

Saat ini, STB hanya mengizinkan kegiatan MICE berupa pelatihan dan workshop untuk diselenggarakan di Singapura

“Maksimal 250 orang yang akan dibagi menjadi lima zona yang masing-masing mencakup 50 orang. Nantinya akan ada pembatasan untuk jaga jarak,” kata Johanes.

Tidak hanya itu, para wisatawan MICE diperkenankan untuk melepas masker selama makan dan minum meski tetap harus menaati protokol kesehatan yang diterapkan di sana.

“Penyelenggara harus mengajukan aplikasi kepada STB tiga bulan sebelum acara,” pungkas Johanes.

Johanes menegaskan, saat ini masih belum ada kejelasan terkait kedatangan wisatawan Indonesia ke Singapura, baik berada di bawah aturan RGL.

Kendati demikian, pihaknya akan terus memperhatikan situasi dan memberi informasi lebih lanjut jika kesepakatan antara Indonesia dan Singapura sudah terjadi.

Sejak Kamis (1/10/2020), STB sudah mulai menerima aplikasi penyelenggaraan acara percontohan yang termasuk dalam kategori MICE.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait penyelenggaraan MICE di Singapura bisa menghubungi pihak STB Indonesia.

https://travel.kompas.com/read/2020/10/08/092848727/pandemi-covid-19-telah-batalkan-234-acara-mice-di-singapura

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke