Siap-siap, Semua Wisata Umbul di Klaten Akan Buka Kembali

KOMPAS.com – Semua tempat wisata air di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, akan dibuka kembali. Namun, tanggal pastinya masih akan menunggu arahan.

Keputusan itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Klaten Sri Nugroho kepada Kompas.com, Senin (19/10/2020).

“Kami telah melakukan kajian dan telah disepakati oleh tim Satgas Covid-19, tapi kami masih menunggu terbitnya Surat Keterangan (SK) Pjs Bupati tentang pembukaan wisata air,” kata dia.

Sembari menunggu pembukaan kembali, Nugroho mengimbau agar semua pelaku wisata air mematuhi standar kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020.

Adapun KMK tersebut tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Apabila tidak mematuhi dan menimbulkan klaster baru, SK akan dicabut kembali. (SK Pjs Bupati) akan mencabut Surat Edaran (SE) sebelumnya,” tutur Nugroho.

Sebelumnya, semua tempat wisata air diimbau untuk menutup kembali operasionalnya sejak 17 September 2020.

Penutupan tertera dalam SE Sekretariat Daerah (Setda) Klaten Nomor 556/559/13 tentang Penutupan Sementara Kolam Renang dan Sejenisnya pada Masa Pandemi Covid-19.

Pembatasan waktu berwisata

Jika semua tempat wisata air sudah dibuka kembali, Nugroho mengatakan bahwa kegiatan berwisata akan dibatasi.

“Pengunjung waktu renang masih dibatasi. Waktu renang satu jam (per orang). Nanti ada petugas pengawas, petugas akan mencatat (jam masuk setiap wisatawan),” ujar dia.

Selanjutnya, kapasitas pengunjung setiap tempat wisata air akan dikurangi menjadi maksimal 50 persen.

Kemudian, wisatawan wajib melalui prosedur pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan, memakai masker, dan saling menjaga jarak satu sama lain.

Nugroho melanjutkan, beberapa pertimbangan untuk secara resmi membuka kembali tempat wisata air adalah guna membantu para pelaku pariwisata.

“Hampir tujuh bulan pelaku wisata air membutuhkan biaya untuk pemeliharaan, biaya tenaga kerja, (biaya) kerusakan sarana dan pra-sarana, dan lain-lain,” sambung dia.