Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat Pariwisata Dukung Pemerintah Beri Diskon ke Wisatawan, Ini Alasannya

KOMPAS.com - Pengamat pariwisata sekaligus Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana mendukung kebijakan pemerintah yang berencana memberikan diskon wisata Rp 2,35 juta ke wisatawan nusantara (wisnus).

"Menyangkut diskon wisata atau subsidi untuk traveler, itu saya sangat mendukung," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/10/2020).

Ada beberapa alasan mengapa dirinya setuju dan mendukung sepenuhnya upaya pemerintah terkait pemberian diskon wisata.

Berikut ini adalah alasan I Gede Pitana mendukung kebijakan pemerintah memberikan diskon wisata ke wisnus:

Harus kuat gerakkan pariwisata nusantara

Alasan pertama adalah, Indonesia harus selalu kuat dalam menggerakkan pariwisata nusantara.

Alasan itu sudah berulang kali ia sampaikan saat masih menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata.

"Mengapa kita harus sekuat-kuatnya menggerakkan pariwisata nusantara? Karena berdasarkan pengalaman saya ketika ada bom Bali dan membaca juga kajian di berbagai negara, wisatawan domestik atau nusantara itu mempunyai beberapa kelebihan," kata Pitana.

Ia menerangkan beberapa kelebihan yang dimiliki wisatawan nusantara di antaranya tahan terhadap berbagai guncangan dunia.

"Jadi misalnya bagaimana pun keadaan di Australia, China, dalam negeri kita gak ngaruh. Jadi kita tetap jalan," ujar Pitana.

Target pasar yang jelas

Alasan berikutnya adalah, pariwisata nusantara memiliki target pasar yang jelas, yaitu 270 juta penduduk Indonesia.

Andai 60 persen masyarakat Indonesia gemar berwisata, artinya ada 150 juta orang yang selalu berwisata setiap tahunnya.

Terlebih, dari 150 juta orang itu memiliki kuantitas bepergian di dalam negeri tidak hanya satu kali.

"Bisa lima sampai sepuluh kali, sehingga jumlah perjalanan domestik melebihi jumlah penduduk. Karena setiap orang Indonesia bisa pergi lebih dari satu kali selama satu tahun," imbuh Pitana.

Oleh karena itu, pasar yang besar ditambah dengan frekuensi yang tinggi merupakan hal yang luar biasa.

Pengeluaran besar wisnus bantu pariwisata Indonesia

Alasan ketiga adalah pengeluaran besar oleh wisatawan nusantara dapat membantu pariwisata Indonesia.

Pitana menyoroti juga soal biaya yang dikeluarkan wisnus selama berwisata di dalam negeri. Misalnya dalam hal menginap, kata dia, mereka kini tidak lagi tinggal dalam satu kamar diisi lebih dari lima orang.

"Mereka sudah naik kelas sekarang, sehingga data tahun 2019 pengeluaran wisnus itu rata-rata mencapai Rp 800.000 per hari," kata dia.

Tumbuhkan rasa cinta Tanah Air

Alasan berikutnya, pemberian diskon wisata juga mampu menimbulkan rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air.

Menurut Pitana, kini banyak orang Indonesia yang mencintai destinasi wisatanya ketika berkunjung langsung.

"Dulu itu banyak yang skeptis dengan destinasi dalam negeri. Namun setelah dia datang, eh ternyata bagus dan masyarakatnya ramah," kata dia.

Berdasarkan penelitiannya, kegiatan perjalanan wisata selalu meningkatkan empati dan simpati bagi pelaku perjalanan terhadap orang lokal.

Begitupun sebaliknya, kata dia, orang lokal juga mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan wisatawan yang didominasi dari kota.

"Katakanlah di NTT. Orang Bali, orang Jakarta datang ke NTT. Orang NTT akhirnya punya kesempatan berinteraksi dengan orang Jakarta. Tumbuh wawasannya," ujar Pitana.

Hal ini pula yang ia sebut sebagai non economic benefits dari pariwisata.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa anggaran stimulus pariwisata sebesar Rp 1 triliun akan digelontorkan pada Desember 2020.

Ia menambahkan, penggelontoran stimulus akan dilakukan bersamaan dengan pendistribusian vaksin Covid-19.

Stimulus itu akan diberikan dalam bentuk diskon paket pariwisata sebesar 50 persen per Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setiap orang akan mendapatkan Rp 2,35 juta per NIK.

"Maksimum diskon Rp 2,35 juta per NIK. Dengan hal ini, diharapkan terjadi multiplier effect sebanyak 4,58 kali sampai 5,85 kali atau senilai dengan Rp 9,34 triliun sampai Rp 11,93 triliun," ujar Luhut seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (26/9/2020).

https://travel.kompas.com/read/2020/10/23/150300827/pengamat-pariwisata-dukung-pemerintah-beri-diskon-ke-wisatawan-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke