Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Jadi Peluang Desain Ulang Pariwisata Indonesia yang Berkelanjutan

KOMPAS.com – CEO Traval.co Julius Bramanto mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan refleksi bagi pariwisata Indonesia untuk mulai memikirkan kemajuannya mendatang.

“Pandemi itu the great reset. Saat yang tepat untuk refleksi. Mulai pikirkan ke depan bagaimana pariwisata didesain ulang secara jangka panjang,” kata dia dalam konferensi pers virtual "Virtual Indonesia", Kamis (5/11/2020).

Julius melanjutkan, salah satu yang harus dipikirkan adalah pemberian dampak positif bagi masyarakat setempat untuk menyejahterakan mereka.

Adapun, salah satu langkah yang dapat dilakukan agar pariwisata dapat saling menguntungkan adalah adanya kolaborasi dengan masyarakat dan komunitas setempat.

“Kolaborasi untuk mengembangkan daerah dan mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan pendampingan dan pelatihan,” ujar Julius.

Salah satu pelaku wisata yang sudah bekerja sama dengan masyarakat dan komunitas lokal dalam pariwisata berkelanjutan adalah Sebumi.

Perwakilan Sebumi bernama Daymas Arangga mengatakan bahwa pihaknya kerap melakukan kunjungan ke tempat wisata, seperti Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Taman Nasional Bali Barat, dan Tanjung Puting.

Kendati demikian, pihaknya tidak hanya melakukan kunjungan, melainkan turut menginisiasi sejumlah proyek, salah satunya adalah Zero Waste Journey.

“Di Semeru ada Zero Waste Journey, pendakian minim sampah. Di situ juga kerja sama dengan Sahabat Voulnteer Semeru (Saver Semeru),” ujar Daymas dalam kesempatan yang sama.

Pihaknya juga bekerja sama dengan kelompok pembersihan lingkungan di Desa Ranu Pani, kaki Gunung Semeru dan masyarakat di sekitar Gunung Rinjani melalui program Rebuilt Rinjani.

Sejumlah materi pemberdayaan SDM dan pelestarian lingkungan yang telah dikumpulkan oleh Sebumi, tutur Daymas, akan dibagikan secara virtual melalui Virtual Indonesia.

“Yang paling sentimen ketika orang berkunjung ke Semeru dan Rinjani. Ketika lihat ada proyek sosial yang dilakukan, orang rela untuk donasi ke komunitas-komunitas dan masyarakat lokal,” imbuh dias.

Keuntungan milik masyarakat lokal

Sama halnya dengan Daymas, perwakilan dari Destinazones, yakni Ardi Kemara Pradipta juga menuturkan bahwa pihaknya memanfaatkan SDM lokal di Labuan Bajo.

Hal tersebut lantaran pihaknya memiliki tiga poin penting yang terdiri dari Planet, Profit, dan People. Untuk Profit dan People, pihaknya percaya bahwa keuntungan dari kegiatan wisata seharusnya dimiliki masyarakat lokal.

“Di Labuan Bajo, kita ada beberapa tempat wisata yang selalu kerja sama dengan warga setempat dan organisasi non-profit untuk penanganan sampah,” ucap Ardi dalam kesempatan yang sama.

“Kita selalu kerja sama. Nanti ke depannya kalau berlibur dengan kami, sebagian besar dari keuntungan akan disumbangkan kepada mereka,” sambung dia.

Ardi meneruskan, beberapa kasus industri pariwisata di suatu daerah memang berkembang, tetapi SDM setempat kurang merasakan manfaatnya.

Alhasil, pihaknya mempekerjakan beberapa masyarakat lokal di Labuan Bajo untuk menjadikan lingkungan pariwisata berjalan secara berkepanjangan.

Wisata sambil melestarikan lingkungan

Salah satu poin yang diusung pihak Ardi adalah Planet. Dia menjelaskan bahwa makin berkembangnya industri pariwisata, biasanya kerusakan lingkungan juga berjalan secara beriringan.

Guna mengurangi kerusakan alam dan melestarikannya, pihaknya mewajibkan wisatawan yang berlibur ke Labuan Bajo untuk tidak membawa plastik.

“Semua perjalanan kami selalu edukasi kepada pelanggan untuk tidak membawa plastik. Kami sediakan tumbler dan tas khusus,” kata Ardi.

Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan sedotan khusus untuk digunakan dan bekerja sama dengan sejumlah komunitas lokal untuk menyediakan sabun organik di kapal.

Menurutnya, sabun organik tidak akan merusak terumbu karang jika jatuh ke air. Selain itu, Ardi juga sedang mengembangkan sunblock organik.

“Bukan hanya proteksi diri dan lingkungan, tapi berkontribusi misal membersihkan pantai dan laut. Sekalian bisa berwisata, tapi juga bisa ikut pelihara planet,” imbuh dia.

Jika sudah tidak sabar untuk liburan ke Labuan Bajo sambil melestarikan lingkungan, kamu bisa mengikuti Virtual Indonesia terlebih dahulu sembari menunggu situasi pandemi Covid-19 sudah aman.

Virtual Indonesia akan berlangsung mulai 7–29 November 2020 setiap Sabtu dan Minggu mulai pukul 10:00 WIB.

Melalui jalan-jalan dan edukasi virtual tersebut, masyarakat akan diajak mengelilingi delapan destinasi wisata menarik yakni Taman Nasional Komodo, Raja Ampat, dan Danau Toba.

Selanjutnya ada Borobudur, Taman Nasional Bali Barat, Gunung Rinjani, Tanjung Puting, dan perairan Gorontalo untuk melihat ikan hiu paus. Untuk mengikuti Virtual Indonesia, kamu bisa daftar di traval.co secara gratis dengan mengklik “Book Now”.

Tur virtual akan dilakukan melalui Zoom yang tautannya akan diberikan melalui email dalam waktu 1x24 jam. Kamu juga bisa mengikuti Virtual Indonesia melalui YouTube Pesona Indonesia.

Acara ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Traval.co, Sebumi, Atourin, Wisata Hiu Paus Botubarani, dan Destinazones.

https://travel.kompas.com/read/2020/11/08/091519927/pandemi-jadi-peluang-desain-ulang-pariwisata-indonesia-yang-berkelanjutan

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke