Menurut Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) Madrid Bayu Hari Saktiawan, dana tersebut dikeluarkan dalam rangka mendukung rencana peningkatan sektor pariwisata pasca-pandemi yang aman dan berkelanjutan.
“Pemerintah Spanyol telah menerbitkan satu plan namanya ‘Plan de Impulso’ untuk meningkatkan aktivitas strategis sektor utama Spanyol,” kata dia dalam webinar Sharing Best Practices “Pemulihan Sektor Pariwisata di Negara Eropa Barat dan Selatan”, Jumat (6/11/2020).
Rencana peningkatan untuk sektor pariwisata ini terdiri dari 28 langkah yang diartikulasikan dalam lima tindakan.
Pertama adalah pemulihan kepercayaan di destinasi atau ‘destino 360o seguro’ yang berarti destinasi yang 360 derajat aman.
“Kampanye pemulihan kepercayaan di destinasi ini mencoba untuk membangun kepercayaan para wisatawan bahwa tujuan wisata tersebut aman bagi wisatawan datang,” jelas Bayu.
Selanjutnya adalah implementasi langkah-langkah untuk mengaktifkan kembali sektor tersebut. Ada pula peningkatan daya saing destinasi wisata dan pengingkatan model pengetahuan dan intelijen wisata. Serta kampanye pemasaran dan promosi.
Destinasi aman 360 derajat
Menurut Bayu, pemerintah Spanyol percaya bahwa keyakinan akan keamanan destinasi wisata jadi kunci bagi wisatawan untuk mempertimbangkan kemungkinan melakukan perjalanan.
Dalam hal ini, pemerintah Spanyol memastikan protokol kesehatan telah dilaksanakan oleh seluruh mata rantai sektor pariwisata. Termasuk tourist information offices, hotel, restoran, pemandu wisata, dan sebagainya.
Spanyol juga memberikan informasi bagi usaha pariwisata terkait panduan dan protokol untuk membuka negara bagi pariwisata internasional lewat koridor yang aman.
Termasuk dalam alokasi dana tersebut di atas, sudah ada anggaran sebesar 200.000 Euro yang akan digunakan untuk persiapan pembuatan 21 panduan spesifikasi guna mencegah penularan Covid-19 di tempat wisata.
Panduan tersebut mencakup langkah-langkah untuk disinfeksi ruang dan pembersihan, pembatasan kapasitas, dan kondisi jarak sosial lainnya yang dipromosikan oleh sektor dan didukung oleh otoritas kesehatan.
Rencana ini, kata Bayu, mencakup dana 3,362 miliar Euro yang berfokus pada langkah-langkah pengaktifan kembali sektor pariwisata. Di antaranya yang terkait ketenagaakerjaan, program pelatihan, serta aktivitas bisnis.
Terdapat pula dana preferensial 2,5 miliar Euro kepada sektor pariwisata dari Instituto Credito Oficial yang pembiayaan dan pencairannya dijamin pemerintah Spanyol.
Tak itu saja, pemerintah Spanyol juga menetapkan mekanisme terkait jangka waktu moratorium maksimal 12 bulan untuk operasi keuangan dengan jaminan hipotek bagi pengusaha yang propertinya dipengaruhi oleh aktivitas di sektor pariwisata.
Harapannya, rencana-rencan ini bisa memulihkan sektor pariwisata yang dianggap fundamental dalam perekonomian Spanyol.
“Pariwisata sangat penting bagi Spanyol karena dia mewakili 12,8 persen dari PDB Spanyol dan 13,6 persen jumlah total tenaga kerja yang berafiliasi dengan Jaminan Sosial,” tutur Bayu.
Upaya tingkatkan daya saing tempat wisata
Untuk mendorong mobilitas wisatawan di ranah domestik, pemerintah Spanyol juga sadar bahwa tempat-tempat wisata di sana harus ditingkatkan daya saingnya. Untuk itu mereka menggelontorkan dana sebesar 859 juta Euro untuk hal tersebut.
Secara khusus, Dana Keuangan Negara untuk Daya Saing Pariwisata (FOCIT – Fondo Financiero del Estado para la Competitividad Turistca) akan mendukung proyek-proyek yang dikembangkan oleh perusahaan pariwisata.
Tujuannya untuk meningkatkan daya saing dan mempercepat transformasi sektor tersebut menuju model yang lebih berkelanjutan.
Sementara langkah-langkah lainnya difokuskan pada proyek pembiayaan untuk digitalisasi, inovasi, dan internasionalisasi sektor pariwisata dan rencana keberlanjutan wisata.
Salah satunya dalam hal branding dan kampanye promosi pariwisata. Puntuk mengaktifkan kembali pasar akan dilakukan melalui tindakan jangka pendek yang diterapkan Kantor Pariwisata Spanyol di luar negeri untuk wisatawan Internasional.
https://travel.kompas.com/read/2020/11/09/121800527/cara-spanyol-pulihkan-pariwisata-karena-pandemi-covid-19