Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisata Sejarah di Swiss, Kunjungi Dua Kota Ini

KOMPAS.com – Beberapa daerah di Swiss masih mempertahankan kebudayaan dan bangunan-bangunan tua yang hingga kini masih berdiri.

Tour Leader Jonny Ivo Kwok mengatakan bahwa terdapat dua kota yang dapat dikunjungi wisatawan jika ingin melakukan wisata sejarah.

“Wisata sejarah bisa ke Zurich dan Jenewa,” kata dia dalam acara Live Instagram Kompas.com Travel Talk “Wisata Swiss Nikmati Alam Memesona”, Rabu (18/11/2020).

Zurich

Melansir Myswitzerland.com, Zurich memiliki area bernama Old Town. Area tersebut dikatakan sebagai area peleburan berbagai kebudayaan, kehidupan sosial, dan sejarah di Swiss.

Selama berada di sana, wisatawan akan disuguhkan pemandangan banyak perumahan abad pertengahan, lorong-lorong sempit, dan balai kota yang sudah ada sejak periode renaisans.

Para pengunjung yang menjelajahi Old Town dapat menikmati indahnya masa lalu Zurich yang sejarahnya masih hidup hingga kini melalui bangunan-bangunan tersebut.

Adapun, salah satu bangunan tua yang dapat dilihat adalah menara ganda Gereja Grossmunster yang merupakan landmark kota tersebut.

Menurut sebuah legenda, Charlemagne si raja kaum Frank (768-814) membangun menara tersebut tepat di mana kuburan para orang suci Zurich, yakni Felix dan Regula ditemukan.

Selain Grossmunster, ada juga Paradeplatz yang merupakan pusat perekonomian Zurich. Pada abad ke-18, ini merupakan sebuah tempat perdagangan hewan ternak menurut Zuerich.com.

Sementara itu, Gereja St. Peter yang memiliki jam gereja terbesar di Eropa merupakan tempat untuk para pemadam kebakaran hingga 1911.

Jika berkunjung ke Lindenhof, wisatawan akan menemukan sebuah batu nisan dari tahun 180 M yang memiliki tulisan nama awal Zurich yaitu Turicum. Dari sana, pemandangan yang ditawarkan adalah Old Town, Gereja Grossmunter, dan sungai Limmat.

Tidak jauh dari Lindenhof, ada Schipfe yang merupakan salah satu tempat tertua di Zurich. Pada abad pertengahan, tempat ini digunakan sebagai titik transfer barang dagangan penting.

Sementara itu pada abad ke-16, Schipfe merupakan markas besar industri sutra, serta lokasi pencucian dan pembuatan kapal.

Jenewa

Tidak kalah dengan Zurich, Jenewa juga memiliki area Old Town yang menyimpan sejarah kota tersebut dan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Mengutip Geneva.info, area yang dalam bahasa Perancis disebut dengan Vieille Ville ini memiliki banyak jalur kecil yang dipenuhi kafe, restoran, galeri, museum, hingga bangunan bersejarah.

Salah satu bangunan yang dapat dikunjungi adalah Maison Tavel yang sudah berdiri sejak abad ke-12 oleh keluarga Maison.

Adapun, Maison Tavel yang sempat mengalami pembangunan ulang pada 1334 dibeli oleh Jenewa pada 1963 dan diubah menjadi museum untuk menyimpan sejarah kota tersebut.

Selama berada di sana, wisatawan bisa melihat sejumlah artefak dan barang bersejarah lainnya yang sudah ada sejak abad pertengahan.

Selain Maison Tavel, ada juga Saint Pierre Cathedral yang sudah berusia lebih dari 850 tahun dan merupakan gereja utama Jenewa.

Bagi yang ingin melihat pemandangan Jenewa dari ketinggian, pihak gereja memungkinkan pengunjung untuk naik ke menara-menara di sisi barat dan selatan gereja.

Usai menjelajahi beberapa bangunan bersejarah, wisatawan bisa langsung menuju alun-alun Bourg-de-Four yang merupakan tempat tertua di Jenewa.

Dahulu, bangsa Romawi menggunakan alun-alun tersebut sebagai tempat perdagangan. Kini, wisatawan bisa menikmati sejumlah pertokoan dan tempat makan yang berada di sana.

Sambil duduk santai menikmati secangkir kopi, para pengunjung akan disuguhi tampilan air mancur marbel yang sudah ada sejak abad pertengahan. Lokasinya tepat di tengah Bourg-de-Four.

https://travel.kompas.com/read/2020/11/23/150300727/wisata-sejarah-di-swiss-kunjungi-dua-kota-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke