Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Chuseok? Hari Raya Thanksgiving ala Korea

KOMPAS.com – Chuseok merupakan salah satu perayaan terbesar di Korea Selatan selain Seollal dan Dano.

Dilansir dari Korea Online Visa, Chuseok jadi perayaan untuk hari panen musim gugur dan juga menghormati anggota keluarga yang lebih tua.

Chuseok juga sering disebut sebagai hari raya Thanksgiving ala Korea dan jadi salah satu hari libur paling penting di sana.

Seperti dilansir dari Visit Korea, banyak keluarga yang berkumpul untuk hari raya ini. Entah berada jauh atau dekat, mereka akan berkumpul untuk berbagi makanan dan cerita, juga untuk berterima kasih pada leluhur.

Di tahun 2020 ini, hari raya Chuseok jatuh pada 1 Oktober. Hari libur nasionalnya mulai dari 30 September–2 Oktober 2020.

Arti Chuseok

Chuseok sering pula disebut sebagai hangawi. “Han” memiliki arti “besar”, sementara “gawo” punya arti “hari tengah di bulan kedelapan atau musim gugur”.

Berdasarkan kalender bulan, bulan panen atau bulan terbesar dalam setahun akan muncul pada hari kelima belas di bulan kedelapan.


Tradisi dan budaya Chuseok

Dalam perayaan ini, orang-orang Korea biasa membawa hadiah untuk keluarga mereka dan untuk menghormati leluhur.

Mereka pulang ke rumah orangtua mereka biasanya dengan menggunakan pakaian tradisional hanbok. Hadiah-hadiah yang biasa dibawa ke rumah, seperti ginseng, daging, ikan, buah, dan minyak jadi simbol aliran sehat, baik dalam hidup maupun pekerjaan.

Putra atau putri tertua dalam rumah tangga Korea akan mempersiapkan meja dan jamuan makan yang terdiri dari banyak makanan khas Korea untuk disajikan pada orang-orang yang lebih tua.

Mereka kemudian membungkuk untuk menghormati leluhur dan mengucapkan doa untuk kesehatan dan kehidupan yang makmur sebelum duduk untuk makan bersama.

Di pagi hari perayaan Chuseok, anggota keluarga berkumpul di rumah untuk mengadakan upacara peringatan (charye) untuk menghormati leluhur. Upacara formal charye diadakan dua kali dalam setahun, yakni ketika Seollal dan Chuseok.

Dalam upacara charye yang diadakan saat Chuseok, beberapa hal dipersiapkan, seperti beras yang baru dipanen, alkohol, dan songpyeon (kue beras berbentuk setengah bulan) untuk diberikan sebagai persembahan dan rasa hormat kepada leluhur keluarga.

Setelah upacara, anggota keluarga kemudian duduk bersama di meja dan menikmati makanan yang lezat.

Tradisi Chuseok lainnya adalah seongmyeo (kunjungan ke makam keluarga). Tradisi ini sangat kuno tapi masih dilakukan sebagai tanda rasa hormat dan apresiasi kepada leluhur keluarga.

Dalam proses seongmyeo, anggota keluarga membersihkan rumput liar yang ada di sekitar makam serta memberi hormat pada sang leluhur dengan upacara penghormatan sederhana.

Perayaan ini memungkinkan orang-orang Korea untuk mengekspresikan rasa terima kasih dan apresiasi mereka tidak hanya pada keluarga tapi juga orang-orang di sekitar.


Permainan tradisional Chuseok

Chuseok merupakan perayaan panen dan kelimpahan. Periode hari raya ini dibuat begitu menyenangkan dengan berbagai hiburan dan permainan rakyat, seperti samulnori (kuartet perkusi tradisional) dan talchum (tari topeng).

Ada pula ganggangsullae (tari lingkaran khas Korea) serta ssireum (gulat tradisional Korea).
Ganggangsullae ditampilkan saat Jeongwol Daeboreum atau perayaan hari kelima belas dalam kalender bulan pertama, serta saat Chuseok.

Dalam tarian ini, para wanita memakai hanbok atau pakaian tradisional Korea. Mereka bergandengan tangan dan membentuk lingaran besar dan bernyanyi bersama di malam hari saat bulan purnama pertama, serta saat Chuseok.

Ada beberapa kisah soal asal usul ganggangsullae. Salah satu yang paling terkenal mengatakan bahwa tarian ini sudah ada sejak dinasti Joseon (1392-1910) ketika tentara Korea biasa membuat wanita muda di desa untuk menggunakan seragam militer.

Para wanita tersebut kemudian diminta untuk mengitari gunung-gunung untuk memberikan tampilan bahwa militer Korea berjumlah jauh lebih besar dari pada sebenarnya.

Untuk memberi rasa takut pada musuh. Militer Korea akhirnya mengalami banyak kemenangan akibat strategi ini.

Hiburan rakyat lainnya, ssireum, adalah gulat satu lawan satu yang membutuhkan kekuatan dan keahlian dan dilakukan di lapangan pasir berbentuk bulat.

Makanan khas Chuseok

Berbagai jenis makanan biasa ditemukan saat Chuseok. Alasannya untuk merayakan panen yang berlimpah di tahun itu.

Salah satu makanan paling penting yang merepresentasikan Chuseok adalah songpyeon. Songpyeon dibuat dari tepung beras yang diuleni hingga berbentuk lebih kecil dari bola golf.

Kemudian adonan tersebut diisi dengan biji wijen, kacang, kacang merah, kastanye, dan bahan lainnya.

Adonan tersebut lalu dikukus. Saat proses pengukusan, songpyeon dilapisi dengan jarum pinus untuk memberikan aroma pinus yang menyegarkan.

Sudah jadi tradisi turun temurun untuk seluruh keluarga membuat songpyeon bersama di malam hari sebelum perayaan Chuseok.

Anekdot kuno Korea mengatakan orang yang membuat songpyeon dengan bentuk cantik akan memiliki bayi yang cantik.

Selain songpyeon, beberapa makanan ala Chuseok lainnya adalah alkohol dan jeon atau pancake Korea. Jeon dibuat dari ikan dan daging merah yang diiris lalu dicampur dengan sayuran dan digoreng sebentar dalam adonan tepung terigu serta telur.

https://travel.kompas.com/read/2020/12/05/185814927/apa-itu-chuseok-hari-raya-thanksgiving-ala-korea

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke