Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jepang Berencana Buka Pariwisata pada Musim Semi 2021, Ini Alasannya

Seperti dilansir dari The Asahi Shimbun, langkah ini dilakukan untuk menilai persiapan Jepang menangani pandemi ini sebelum pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo yang sempat tertunda di tahun 2020 ini.

Akibat tertunda, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo direncanakan akan digelar pada 2021 mendatang.

Percobaan ini akan jadi upaya untuk membangkitkan kembali industri pariwisata Jepang yang terdampak parah dari pandemi Covid-19.

Namun jumlah wisatawan asing yang bisa mengikuti tur spesial ini sangat terbatas. Mereka ini akan jadi segelintir orang yang bisa memasuki Jepang di bawah program pemerintah saat ini.

“Kami takut bahwa kami tidak akan bisa menyelanggarakan Olimpiade dan Paralimpiade jika virus menyebar di Jepang setelah kedatangan turis asing,” kata seorang pegawai senior di pemerintahan Jepang.

Pemerintah berharap untuk menerima tur spesial dari beberapa daerah di Asia seperti Taiwan dan China. Dua negara tersebut bisa dibilang telah cukup berhasil menangani pandemi Covid-19 ini.

Terkait kapan tur spesial ini dilakukan dan dari negara mana turis-turis tersebut berasal masih akan diputuskan lebih lanjut. Tepatnya setelah melakukan pemantauan terhadap keadaan pandemi di Jepang dan luar Jepang.

Prosedur khusus untuk tur spesial

Seperti dilansir dari Travel Off Path, para wisatawan asing yang jumlahnya sangat terbatas ini harus melalui berbagai pembatasan dan prosedur yang didesain untuk menjaga wisatawan dan masyarakat lokal tetap aman.

Sebagai bagian dari pencegahan penyebaran virus, peserta tur kecil ini akan diharapkan untuk bepergian di kendaraan sewaan, misalnya bus.

Selain itu mereka juga akan bergerak secara terpisah dari grup turis asing lainnya untuk menghindari kerumunan besar di daerah wisata.

Setelah menerima pengunjung untuk pagelaran olahraga, Jepang berencana untuk mengizinkan turis masuk kembali ke Jepang secara bertahap.

Mereka yang datang ke Jepang untuk Olimpiade dan Paralimpiade kemungkinan besar akan diizinkan untuk menggunakan transportasi publik selama masa tinggal mereka.

Maka dari itu, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan para peserta tur spesial di musim semi untuk menggunakan beberapa gerbong kereta Shinkansen.

Namun secara prinsip, dalam rencana terbaru para turis ini tidak bisa menggunakan sistem transportasi publik setelah kedatangan mereka.

Sejauh ini belum ditentukan sebesar apa jumlah peserta yang bisa mengikuti tur spesial.
Serangkaian tindakan pencegahan untuk turis bisnis jangka pendek yang dapat memasuki Jepang tanpa periode isolasi mandiri juga akan diterapkan pada peserta tur spesial tersebut.

Agen perjalanan akan bertanggung jawab terhadap tur spesial tersebut. Penanggung jawab tur diharapkan untuk mengawasi suhu tubuh para peserta sebagai tanggung jawab mereka memantau kondisi kesehatan para peserta.

Para peserta juga perlu menunjukkan sertifikat yang membuktikan hasil tes negatif coronavirus serta bukti pembelian asuransi medis perjalanan sebelum kedatangan mereka ke Jepang. Termasuk juga rincian mengenai rencana aktivitas mereka selama berada di Jepang.

Sebagai tambahan, para peserta tur akan diminta untuk memisahkan diri mereka dari wisatawan asal Jepang ketika di hotel atau destinasi wisata.

Serta menggunakan aplikasi contact-tracing untuk mengonfirmasi jika mereka terinfeksi virus serta juga menggunakan aplikasi LINE untuk melaporkan kondisi kesehatan mereka.

Covid-19 di Jepang

Saat ini Jepang sedang mengalami “gelombang ketiga” pandemi Covid-19. Penyebarannya semakin hari semakin memburuk.

Jumlah kasus positif telah meningkat signifikan sejak November 2020, dengan jumlah kasus positif terkonfirmasi mencapai lebih dari 163.000 kasus dengan jumlah kematian mencapai 2.259 kasus.

Beberapa prefektur di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Hokkaido telah mengeluarkan kebijakan beberapa gerai makanan dan penyedia alkohol untuk tutup lebih awal.

Sementara prefektur lainnya telah memperingatkan warganya untuk tidak bepergian ke pusat penyebaran virus seperti Tokyo dan Osaka.

Sejauh ini, pemerintah Jepang telah mengendurkan pembatasan perjalanan untuk kunjungan internasional dalam beberapa bulan terakhir. Dengan syarat mereka harus melakukan isolasi mandiri selama dua minggu setelah kedatangan.

Namun turis atau wisatawan memang belum termasuk ke dalam kategori kunjungan yang diizinkan dalam beberapa bulan terakhir tersebut.

Berdasarkan data dari Japan National Tourism Organization menunjukkan bahwa mereka yang diizinkan masuk ke Jepang termasuk turis bisnis, turun sekitar 99 persen dari tahun sebelumnya di bulan Oktober untuk 13 bulan berturut-turut dari penurunan tahun ke tahun.

Menarik jutaan turis inbound adalah proyek terbaru yang jadi fokus Perdana Menteri Yoshihide Suga untuk mendorong ekonomi Jepang.

Pemerintah Jepang saat ini tetap mempertahankan target menarik 60 juta turis inbound pada 2030, di luar krisis kesehatan yang sedang terjadi.

Walaupun jumlah kasus meningkat, pemerintah Jepang tetap akan memperpanjang skema subsidi wisata domestik selama lima bulan ke depan. Alasannya adalah untuk memberikan dukungan ekonomi pada negara.

Skema ini yang bernilai 13 miliar dolar Amerika atau setara lebih dari Rp 184 triliun, memungkinkan warga Jepang menerima diskon 35 persen untuk hotel dan tur, serta diskon tambahan untuk aktivitas makan dan berbelanja.

https://travel.kompas.com/read/2020/12/08/161800727/jepang-berencana-buka-pariwisata-pada-musim-semi-2021-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke