Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penumpang KA Jarak Jauh Wajib Rapid Test Antigen, Ini Kata Ahli Epidemiologi

KOMPAS.com – Wisatawan yang hendak bepergian menggunakan kereta api jarak jauh, atau pergi ke Bali lewat jalur darat dan laut, diwajibkan untuk rapid test antigen maksimal dua hari sebelum keberangkatan.

Epidemiolog Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan, jika dilihat dari perspektif kesehatan masyarakat, hal tersebut patut diapresiasi.

“Kalau dari perspektif kesehatan masyarakat oke-oke saja. Tapi itu bukan bagian dari active case finding, lebih ke penyaringan,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

Adapun penggunaan alat pengetesan adalah untuk active case finding atau upaya penjaringan kasus supaya pihak terkait mampu mendeteksi, merawat, menangani, dan memulihkan orang yang terpapar Covid-19 dengan cepat.

Kewajiban untuk membawa syarat hasil pemeriksaan klinis rapid test antigen hanya terkait mobilitas wisatawan dan penyaringan saja.

Pemerintah subsidi rapid test antigen

Apabila dilihat dari perspektif upaya perlindungan daerah wisata, Hermawan mengatakan, hal tersebut juga berkaitan dengan keterbukaan ekonomi yang mengharuskan adanya investasi.

“Pemerintah harus gratiskan dalam bentuk subsidi untuk mobilitas pariwisata,” ungkapnya.

Sebagai contoh, Hermawan mengatakan bahwa Bali di dunia internasional dikatakan sebagai ikon pariwisata.

Hal ini membuatnya wajar jika ada orang yang menilai apakah Bali aman atau malah berisiko untuk dikunjungi di tengah pandemi Covid-19.

Apabila Bali nantinya akan mendeklarasi diri sebagai pulau yang aman untuk berwisata, Hermawan menuturkan, Bali juga harus bisa menata diri dalam arti mengendalikan perilaku penduduk dalam bentuk kepatuhan atas protokol kesehatan.

Namun, pemerintah Bali juga memiliki peran penting dalam menyediakan jaminan pemeriksaan kesehatan termasuk rapid test antigen.

“Ini harus investasi. Kalau buka pariwisata untuk tingkatkan geliat ekonomi, maka harus ada insentif untuk sektor pariwisata,” tegas Hermawan.

Dalam hal ini, sambung dia, pemerintah bisa menggratiskan rapid test antigen misalnya untuk perjalanan internasional atau domestik di Bali.

“Memang rapid test antigen cukup mahal. Telebih kalau sekeluarga misal ada empat orang,” imbuh Hermawan.

Kenapa hanya Bali?

Sejauh ini, Bali merupakan satu-satunya yang mewajibkan wisatawan melakukan rapid test antigen bagi yang tiba melalui jalur darat dan laut.

Menanggapi hal tersebut, Hermawan tidak menampik bahwa hal tersebut memiliki kaitan dengan pernyataan Director United Nations World Tourism Organization (UNWTO) Asia Pacific, Harry Hwang.

Adapun, Hwang mengatakan bahwa Pulau Dewata siap menyambut wisatawan mancanegara sebelum Natal 2020.

“Awalnya ini dari UNWTO. Dia berikan catatan-catatan kritis. Ini jelang akhir tahun ada libur yang cukup panjang, mobilitas wisatawan ramai,” ungkap Hermawan.

Ia melanjutkan, Bali dipandang sebagai ikon pariwisata dunia di Indonesia, sehingga menjadi indikator seberapa aman. Mulai dari perjalanan hingga di Bali protokol kesehatan terjamin

Kendati demikian, rapid test antigen untuk jalur darat dan laut menurut Hermawan seharusnya berlaku juga di seluruh destinasi wisata Indonesia, termasuk Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur.

https://travel.kompas.com/read/2020/12/18/090900827/penumpang-ka-jarak-jauh-wajib-rapid-test-antigen-ini-kata-ahli-epidemiologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke