Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wisatawan Turun 70 Persen, Pariwisata Mundur Kembali ke Era 1990-an

KOMPAS.com – Berdasarkan data terbaru dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO), destinasi di dunia menerima 900 juta lebih sedikit wisatawan internasional untuk periode Januari–Oktober dibanding dengan periode yang sama pada 2019 silam.

Seperti dilansir dari laman resmi UNWTO, angka tersebut berarti kerugian sekitar 935 miliar dollar AS dalam pendapatan ekspor dari pariwisata internasional. Jumlah tersebut 10 kali lebih banyak dari kerugian tahun 2009 yang terjadi sebagai dampak krisis ekonomi global.

“Sejak krisis berawal, UNWTO telah menyediakan data tepercaya yang menunjukkan dampak tidak terduga dari pandemi Covid-19 pada pariwisata global untuk pemerintah dan pelaku bisnis,” kata Sekretaris-Jenderal (Sekjen) UNWTO Zurab Pololikashvili.

Walaupun berita soal adanya vaksin bisa mendorong kepercayaan diri para traveller, imbuh dia, tetap masih ada jalan panjang menuju pemulihan.

“Maka dari itu kita perlu meningkatkan usaha untuk membuka kembali perbatasan sambil mendukung pekerjaan dan bisnis pariwisata. Jelas sekali bahwa pariwisata adalah salah satu sektor paling terdampak dari krisis tidak terduga ini,” sambung Pololikashvili.

Berdasarkan bukti yang ada, UNWTO memprediksi kedatangan internasional telah menurun sekitar 70-75 persen untuk keseluruhan tahun 2020.

Dalam kasus ini, berarti pariwisata global telah kembali ke tingkat yang sama dengan era 30 tahun lalu dengan kedatangan yang satu miliar lebih sedikit serta kehilangan sekitar 1,1 triliun dollar AS dari pemasukan pariwisata internasional.

Penurunan luar biasa akibat pandemi ini pada akhirnya bisa berdampak pada kerugian ekonomi sekitar 2 triliun dollar AS dalam Gross Domestic Product (GDP) dunia.

Pembatasan perjalanan bebani pemulihan

Asia dan Pasifik jadi area pertama yang menderita dampak pandemi, serta memiliki tingkat penurunan kedatangan internasional tertinggi yakni sekitar 82 persen.

Untuk area Timur Tengah, penurunannya berkisar 73 persen, area Afrika 69 persen, Eropa 69 persen, dan Amerika 68 persen. Dan untuk seluruh dunia, penurunannya berkisar 72 persen. Data tersebut melingkupi bulan Januari-Oktober 2020.

Eropa merekam penurunan yang lebih kecil, yakni 72 persen dan 76 persen pada September dan Oktober dibanding kawasan lainnya. Pasalnya, pariwisata Eropa sempat pulih sebentar saat puncak musim panas bulan Juli dan Agustus 2020.

Kemunculan kembali virus di area Eropa berujung pada pengenalan kembali pembatasan perjalanan dalam beberapa bentuk.

Namun, Eropa juga jadi area yang cukup banyak destinasi melonggarkan pembatasan perjalanan tersebut. Tepatnya mencapai 91 persen per 1 November 2020.

Di ujung spektrum lainnya, Asia dan Pasifik terus menerus merekam penurunan hampir 100 persen pada September dan Oktober. Jumlah tersebut merefleksikan penutupan perbatasan di China dan destinasi besar lainnya di Asia-Pasifik yang masih berlangsung.

Amerika Serikat sempat melihat kenaikan bertahap sejak Juni, dengan penurunan kedatangan internasional yang membaik di bulan Oktober 2020 saat jumlah penurunan kedatangan internasional membaik menjadi sekitar 81 persen.

Hal ini merefleksikan pembukaan kembali banyak destinasi di sekitar Amerika, termasuk pulau-pulau kecil di Karibia.

Menurut Sekjen Pololikashvili, pendekatan terkoordinasi untuk melonggarkan dan mencabut pembatasan perjalanan kapan pun dinilai sudah aman adalah langkah yang penting.

“Ini tidak hanya membuka destinasi pada pariwisata lagi, tapi aturan yang jelas dan konsisten antarnegara akan sangat membantu dalam membangun kembali kepercayaan dalam perjalanan internasional dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujar dia.

Permintaan tetap lemah

Data pengeluaran pariwisata internasional terus memperlihatkan permintaan yang sangat lemah untuk perjalanan outbound. Namun, beberapa pasar besar seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan beberapa bulan terakhir.

Lebih jauh lagi, permintaan pariwisata domestik terus meningkat di beberapa pasar, termasuk China dan Rusia.

Melihat ke depan, pengumuman tentang adanya vaksin dan dimulainya vaksinasi diharapkan akan meningkatkan kepercayaan diri konsumen.

Di waktu yang sama, makin banyak destinasi yang mengendurkan atau bahkan mengangkat pembatasan perjalanan.

Berdasarkan riset terbaru dari UNWTO, proporsi destinasi yang tutup telah menurun dari 82 persen pada akhir April 2020 menjadi 18 persen di awal November 2020. Jumlah tersebut dinyatakan dalam persentase kedatangan internasional.

Dalam skenario yang diperpanjang untuk tahun 2021-2024 yang dipersembahkan oleh badan khusus Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), pariwisata menunjukkan peningkatan para paruh kedua tahun 2021.

Walaupun begitu, kembalinya industri pariwisata ke tingkat seperti tahun 2019 dalam hal kedatangan internasional mungkin akan membutuhkan waktu sekitar 2,5–4 tahun.

https://travel.kompas.com/read/2020/12/19/114859227/wisatawan-turun-70-persen-pariwisata-mundur-kembali-ke-era-1990-an

Terkini Lainnya

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke