Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Pariwisata dan Aviasi Dunia Bisa Kembali Pulih Pasca-Pandemi?

KOMPAS.com – Award Winning Aviation Enthusiast Tantra Tobing memprediksi sektor pariwisata dan aviasi dunia baru akan bisa kembali pulih dari dampak pandemi Covid-19 sekitar 10 tahun lagi.

“Ada beberapa versi. Kalau dari beberapa teman di tourism board, tourism di Indonesia ataupun di dunia itu baru pulih nanti 10 tahun lagi,” kata Tantra ketika dihubungi Kompas.com, Senin (28/12/2020).

Dengan prediksi tersebut, maka sektor pariwisata dan aviasi baru benar-benar akan pulih ke level sebelum pandemi sekitar tahun 2029-2030 mendatang.

“Jadi misalnya 2019 berapa juta turis nih yang keluar dari Indonesia. Nah mereka memprediksi, tourism-tourism board tersebut untuk bisa kembali ke tahap 2019 itu butuh 10 tahun,” sambung dia.

Menurutnya, hal tersebut dinilai cukup wajar. Pasalnya, banyak negara di dunia yang akan mengubah kebijakan negara mereka terkait pariwisata pasca-pandemi.

Tantra mencontohkan kondisi pariwisata di Eropa nantinya. Sebelum pandemi, untuk kunjungan ke banyak negara Eropa hanya dibutuhkan Visa Schengen.

Adanya visa tersebut sangat mempermudah wisatawan yang ingin berlibur ke beberapa negara Eropa sekaligus. Mereka tidak perlu mengurus visa ke setiap negara yang ingin dikunjungi, cukup mengurus Visa Schengen saja.

Namun, kata Tantra, ada rumor yang santer beredar bahwa pasca-pandemi tak akan ada lagi Visa Schengen.

“Jadi balik lagi kayak dulu. Kalau mau ke Denmark ya daftar di kedutaan Denmark. Kalau ke Jerman, daftar ke kedutaan Jerman,” tutur Tantra.

Pasalnya, pasca-pandemi diprediksi setiap negara akan menetapkan kebijakan yang berbeda.

Belum lagi setiap negara kemungkinan akan membutuhkan jangka waktu yang berbeda satu sama lain untuk memulihkan pariwisatanya, termasuk berani membuka kembali perbatasan mereka untuk wisatawan internasional.

“Dari 20-30 negara Eropa itu enggak akan buka barengan border-nya. Skenario yang lebih mungkin ini akan balik lagi ke skenario yang dulu. Kalau kita mau masuk, daftar visa harus ke masing-masing kedutaan besar,” imbuh Tantra.

Adanya kemungkinan kebijakan tersebut tentu saja memengaruhi kecepatan pemulihan pariwisata.

Jika biasanya satu turis bisa langsung berkunjung ke beberapa negara sekaligus karena adanya Visa Schengen, kini setiap turis tidak bisa lagi melakukan itu.

Kemungkinan besar calon wisatawan akan merasa malas mendaftar visa ke beberapa negara sekaligus karena prosesnya yang rumit dan biayanya tak sedikit.

“Karena ke satu kedutaan bisa berbulan-bulan ya dari appointment sampai jadi (visa). Paling mentok ya bisa 2-3 kedutaan, itu butuh 2-3 bulan. Itu kalau di-approve semua,” jelas Tantra.

Belum lagi jika mempertimbangkan kapan orang-orang akan merasa aman untuk kembali terbang setelah pandemi. Tantra sendiri mengaku tidak akan terbang sebelum tahun 2022.

“Tetap enggak akan nyaman, kecuali untuk domestik ya. Kalau domestik mungkin 2021, tapi kalau luar negeri aku paling cepat 2022. Masih belum nyaman,” ujar dia.

https://travel.kompas.com/read/2021/01/03/090900727/kapan-pariwisata-dan-aviasi-dunia-bisa-kembali-pulih-pasca-pandemi

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Travel Update
Wisatawan Nusantara Makin Wara-wiri, Tertinggi Selama Pandemi

Wisatawan Nusantara Makin Wara-wiri, Tertinggi Selama Pandemi

Travel Update
5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi, Jangan Salah 

5 Perbedaan Gunung Marapi dan Merapi, Jangan Salah 

Jalan Jalan
Gunung Api Meletus Mendadak Saat Ramai Pendaki: Erupsi Merapi 2018

Gunung Api Meletus Mendadak Saat Ramai Pendaki: Erupsi Merapi 2018

Travel Update
8 Aturan di Umbul Sigedang Klaten, Ada Kolam Dewasa dan Anak

8 Aturan di Umbul Sigedang Klaten, Ada Kolam Dewasa dan Anak

Travel Update
Umbul Sigedang di Klaten, Dulu Banyak Pohon Pisang dan Arca Mataram Kuno

Umbul Sigedang di Klaten, Dulu Banyak Pohon Pisang dan Arca Mataram Kuno

Travel Update
7 Aturan di Umbul Kapilaler Klaten, Patuhi untuk Kebaikan

7 Aturan di Umbul Kapilaler Klaten, Patuhi untuk Kebaikan

Travel Update
Perlengkapan yang Sebaiknya Dibawa di Umbul Sigedang-Kapilaler, Klaten

Perlengkapan yang Sebaiknya Dibawa di Umbul Sigedang-Kapilaler, Klaten

Travel Tips
Pemerintah Kejar Target 11 Juta Kunjungan Wisman hingga Akhir Tahun

Pemerintah Kejar Target 11 Juta Kunjungan Wisman hingga Akhir Tahun

Travel Update
Pulau Sironjong Kecil di Pesisir Selatan Sumbar, Surga Lompat Tebing

Pulau Sironjong Kecil di Pesisir Selatan Sumbar, Surga Lompat Tebing

Jalan Jalan
Catat, Daftar Libur Panjang 2024

Catat, Daftar Libur Panjang 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke