Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Motivasi Mengunjungi Destinasi Sport Tourism, Apa yang Wisatawan Cari?

MENTERI Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, sebagaimana dikutip Tabloid Kontan (18-24 Januari 2021), menyebutkan bahwa target wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada 2021 berkisar 4-7 juta orang. Angka tersebut terpangkas dari proyeksi semula yang mencapai 19 juta orang. Devisa yang diperoleh pun susut dari proyeksi sebelumnya, yaitu 23 miliar dollar AS menjadi 4,8 miliar-8,5 miliar dollar AS.

Wisatawan lokal yang melakukan perjalanan wisata pun bernasib sama. Dari proyeksi 320 juta hingga 333 juta pergerakan menjadi 180 juta sampai 220 juta pergerakan.

Dalam kondisi seperti saat ini, fokus ditujukan pada wisatawan Nusantara, untuk memulihkan sektor pariwisata yang babak belur dihantam pagebluk korona.

Dengan asumsi pandemi dapat dikendalikan, diperlukan pengembangan pasar wisata yang baru. Sport tourism atau pariwisata berbasis olahraga dapat menjadi pilihan yang menarik.

Sport tourism adalah aktivitas olahraga yang dipadukan dengan kegiatan wisata. UNWTO (United Nations World Tourism Organizations) menyebutkan bahwa sport tourism adalah sektor wisata yang pertumbuhannya paling cepat. Semakin banyak wisatawan tertarik pada aktivitas olahraga selama perjalanan terlepas dari apakah itu menjadi sasaran utama atau tidak.

Berbagai acara olahraga dengan beragam ukuran menarik wisatawan untuk datang, baik sebagai peserta maupun penonton saja, sementara destinasi memberikan pengalaman khas setempat yang tak terlupakan kepada wisatawan.

Seperti diwartakan Kompas.com, 5 Januari 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan bahwa pihaknya ingin segera gerak cepat untuk mengembangkan pariwisata berbasis olahraga.

"Ingin gercep (gerak cepat) realisasikan beberapa agenda yang berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, dan juga beberapa isu quick wins yang bisa direalisasikan dalam scope sport tourism," ujarnya seperti dikutip Kompas.com.

Memang begitu banyak acara olahraga yang diselenggarakan dikaitkan dengan destinasi wisata. Dari acara multievents seperti Olimpiade, Asian Games, SEA Games atau single event seperti lomba lari yang kini makin populer.

Yang mendunia tentu saja London Marathon atau New York City Marathon. Yang terdekat dengan Indonesia adalah Standard Chartered Kuala Lumpur Marathon, Penang Bridge International Marathon, Kuching Marathon, dan Melaka Marathon yang menarik 100.000 peserta dan menghasilkan RM 5 miliar (Mida, 2019). Indonesia juga memiliki Borobudur Marathon yang makin dikenal dunia.

Kelebihan acara lari adalah wisatawan dapat menjadi peserta, tidak cuma penonton, sehingga menarik makin banyak wisatawan untuk hadir. Demikian populernya acara ini sehingga melahirkan istilah "Destination Marathon".

Pada perkembangannya, "lari" telah menjadi gaya hidup. "Destination marathon" pun telah menjadi gaya hidup di mana peserta memperkaya pengalamannya dengan berlari di berbagai tempat dan seolah terbenam di sepanjang aktivitas berlari (Qiu dkk, 2019).

Motivasi

Ya, apa pun jenis acara yang diselenggarakan, penting bagi pengelola destinasi untuk mengetahui motivasi yang mendorong wisatawan mengunjungi destinasi sport tourism, agar dapat menyusun program wisata yang tepat.

Sejumlah penelitian dilakukan pada acara olahraga yang digelar dalam rangka sport tourism. Vallerand dkk (1989) menyebutkan tiga tipe motivasi intrinsik yang eksis pada seorang individu.

Pertama, motivasi untuk pencapaian. Kurtzman dan Zauhar (2005) melaporkan bahwa intensi wisatawan untuk mengunjungi destinasi meningkat ketika mereka mengetahui akan berkompetisi dengan atlet lain dan meningkatkan tingkat fisik mereka.

Senada dengan Getz dan McConnels (2011) yang melaporkan bahwa "menantang diri sendiri" sebagai faktor motivasi utama diikuti dengan perbaikan kemampuan atletik mereka.

Kedua, motivasi untuk mengalami stimulasi. Mayoritas partisipan yang berpartisipasi menyebutkan bagaimana pentingnya untuk bersenang-senang selama melakukan perjalanan wisata, bagaimana mood mereka meningkat selama dan sesudah kompetisi yang sesungguhnya berlangsung (Kaplanidou dan Vogt, 2010).

Wisatawan menyarankan bahwa olahraga adalah sungguh menyenangkan dan terintegrasi dengan gaya hidup mereka. Inilah alasan utama mereka mau berpartisipasi di dalam acara olahraga yang diselenggarakan di destinasi wisata.

Ketiga, motivasi untuk mengetahui. Banyak wisatawan yang berkunjung dalam rangka sport tourism mengindikasikan bahwa mempelajari budaya baru adalah motivasi kunci bagi mereka untuk berpartisipasi (Funk dan Bruun, 2007). Keunikan budaya setempat akan menjadi daya tarik yang memikat.

Lalu bagaimana dengan persiapan yang mesti dilakukan pengelola destinasi dalam rangka sport tourism? Kim-Shyan dkk (2020) menyebutkan empat aspek yang dapat memengaruhi intensi wisatawan untuk mengunjungi destinasi sport tourism. Empat aspek inilah yang perlu dipersiapkan.

Pertama, kualitas tempat. Dalam sport tourism, pemilihan lokasi memainkan peran yang amat mendasar. Kualitas fisik menjadi penentu pembentukan persepsi di mata wisatawan yaitu aman untuk keluarga dan pengalaman yang dapat dinikmati (Prayag dan Ryan, 2012).

Kedua, kompetisi. Acara olahraga di destinasi menantang fisik dan mental wisatawan. Pengalaman ini membangun kepercayaan diri (Hyun dan Jordan, 2020). Acara olahraga menjadi sarana wisatawan untuk meningkatkan kemampuan fisik.

Penyelenggara perlu juga membagi kategori lomba menjadi dua kategori, yaitu kompetisi dan sekadar untuk bersenang-senang. Upaya ini untuk menjaring beragam segmen wisatawan yang dapat berpartisipasi.

Ketiga, organisasi penyelenggara. Hal ini menyangkut logistik, keamanan, rute dan lingkungan. Sejarah dan budaya setempat juga dapat mempengaruhi persepsi terhadap acara olahraga yang berlangsung.

Keempat, kualitas layanan. Wisatawan mempertimbangkan kualitas layanan ketika mereka berpartisipasi dalam sport tourism. Kualitas layanan menjadi pembeda antara satu acara dan lainnya. Wisatawan menilai kualitas layanan yang diterima, yang terefleksi di dalam sikap dan ekspektasi atas layanan yang diterima.

Dan, yang tak kalah penting adalah menyiapkan paket tur keliling destinasi. Tur yang menarik juga memengaruhi minat wisatawan berpartisipasi dalam sport tourism, tak hanya acara olahraganya saja.

Akhirnya, rencana pengembangan sport tourism di Indonesia tentu saja patut didukung semua pemangku kepentingan untuk menarik segmen pasar wisatawan yang lebih berkualitas.

Mudah-mudahan semangat ini tetap terus menyala, bukan semata karena Pak Menteri yang sekarang dikenal gemar berolahraga.

Franky Selamat
Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Tarumanagara, Jakarta

https://travel.kompas.com/read/2021/01/21/103223827/motivasi-mengunjungi-destinasi-sport-tourism-apa-yang-wisatawan-cari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke